Babu istana

21 6 0
                                    

Di dalam tubuh manusia terdapat 350 sendi. Ada satu sendi yang paling menyakitkan, yaitu? Sendi-rian.

***

Pukul lima pagi usai melaksanakan shalat subuh. Jeje melangkahkan kakinya menuju dapur. Matanya membulat sempurna ketika melihat piring kotor yang sudah menggunung di bak cuci. Matanya melirik lagi ke arah mesin cuci, hasilnya juga sama pakaian kotor juga tak kalah menggunung. sepertinya jika di daki sekitar ber ribu-ribu MDPL. Oke Jeje lebay.

Suatu kemajuan bagi Jeje bangun pagi dan membersihkan segala pekerjaan rumah. Ini di karenakan Umi yang sedang hamil muda,  sekaligus rumah besar Jeje tidak memiliki satu pun pembantu. Kalau bukan karena Umi yang sedang mengandung, angka statistik untuk seorang Jeje bangun pagi sangat tidak sesuai harapan.

Pekerjaan rumah selesai, di akhiri dengan Jeje yang membuat sarapan pagi. Jeje tengah menyajikan nasi goreng di atas piring yang berjumlah tiga biji.

Porsinya sangat tidak konsisten, Jeje membagi rata untuk Umi dan kakaknya. Di karenakan Bapak Marvin mendadak keluar kota, jadi sisanya untuk dirinya sendiri yang porsinya persis tukang gali.

"Je, kamu bangun pagi?" Tanya Umi yang baru saja datang menghampiri Jeje yang sedang berkutat di meja makan.

"Eh Umi, Umi duduk di sini" titah Jeje dengan antusias sambil menarik salah satu kursi meja makan.

"Makasih Je"

"Umi biasanya minum susu dulu baru makan, atau makan dulu baru minum susu?". Jeje memang paling riweuh kalau sudah berurusan dengan Umi nya. Pasalnya Jeje kelewat senang karena akan mempunyai adik.

"Makan dulu Je" balas Umi lembut. "Kamu bangunin abang kamu ya, abis itu mandi".

"No no no". Ucap Jeje sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri juga kepalanya yang sedang sinkron.

"Kenapa Je?"

"Jeje laper bingit Mi, besok besok cari babu dong Mi, Jeje gak sanggup menggantikan posisi Umi yang punya kekuatan superior buat mengurus rumah tangga.

"Gak usah nyari babu lah Mi". Ucap Bryan yang baru saja datang dengan pakaian tidur khasnya, yaitu boxer dan kaos oblong cap swan ditambah tangannya yang sudah tengah mengusap perutnya seperti ibu hamil.

"Dih kenapa?" Jeje merasa tidak terima

"Muka lo aja udah kayak babu Je, ngapain coba ribet ribet nyari babu segala". Ucap Bryan lempeng sambil menarik kursi dan mulai melahap nasi goreng.

"Sebelum pergi ke sekolah, lo jemur dulu baju bang, karena baju lo paling banyak, gak ada penolakan".

Uhuk seperti mendapat serangan dadakan berakhirlah Bryan tersedak "Tapi Je, itukan kerjaan cewek"

"Heitss, lo harus paham situasi dan kondisi dong, sumpah ya Mi, bang Brainly gak sayang sama Umi".

"Iya deh iya". Pasrah Bryan karena tatapan mata Jeje sangat menyeramkan.

Pukul tujuh lebih Jeje sudah tidak bisa diam seperti cacing kepanasan. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup sementara ia dan Bryan masih dirumah.

"Bang cepetan, sepuluh menit lagi bel"

"Bentar Je, ini satu lagi kolor macan Abang belum kejemur".

"Ish udah tinggalin aja bang"

Akhirnya mereka meninggalkan pekarangan rumah dan bergegas menuju sekolah. Dari jarak dua meter gerbang akan ditutup.

"Bang cepetan".

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang