4
“I Think We are Done. So Nothing to Say!”
| 26 Juni 2020 |Tuntutan pihak Uzumaki Corporation pada Orochimaru Industry menjadi topik hangat. Runtuhnya Orochimaru Industry, menyeret beberapa nama, termasuk mantan karyawan di Uzumaki Label. Beberapa bukti menunjukkan terjadinya penyelewengan dana, sampai kerusakan sistem database yang menghalangi proses penyelidikan.
Uzumaki Naruto menuntut pihak Orochimaru membayar denda sebesar dua milyar, sementara oknum yang tersandung kasus ini diancam hukuman sepuluh tahun penjara.
Sejak pagi, Pers sangat ramai mengelilingi kantor Kejaksaan. Berebut ingin mewawancarai Naruto perihal masalah ini.Persidangan selesai sekitar pukul sebelas lewat. Uzumaki Naruto keluar bersama Shikamaru dan Hinata yang membawa berkas di belakang. Shikamaru tahu, atasan yang juga teman karibnya itu tidak akan mau repot-repot membuka bibirnya pada publik. Terlebih hal ini berkaitan dengan nama baik ayahnya yang telah dicurangi oleh orang yang dipercaya ketika menjabat.
“Shikamaru, tolong tangani itu.” Naruto mengambil jalan memutar, dan dengan ringan menarik pergelangan tangan Hinata sebelum wanita itu sadar.
.
Ini kali kedua mereka duduk bersama di sebuah Café. Hinata mendesah pelan, karena tempat yang Naruto pilih kebetulan sesuai dengan seleranya. Café itu bergaya retro. Memiliki furnitur kayu yang sengaja tidak dilapisi cat. Di bagian dinding, dihiasi dengan foto tempo dulu dan sajak-sajak jaman Heian. Dilengkapi dengan lampu-lampu redup yang menggantung di beberapa sisi, membuat Café ini terkesan hangat dan romantis di saat yang bersamaan.
“Selamat atas kemenangan kasusmu hari ini, Hinata.”
Hinata setengah tersenyum.
“Kau juga bisa tersenyum. Mungkin nanti sore akan turun hujan badai.” Pria itu mendesah, yang dihadiahi tatapan tajam Hinata. “Baiklah. Aku bercanda.”
“Aku tidak bisa memenangkan kasus ini sendiri. Shikamaru memberikan bukti pembobolan server sebelum sidang, dan bisa lebih memberatkan pihak lawan.”
Naruto mengangguk, tetapi kemudian memprotes. “Kau—menyebut nama ... Shikamaru?”
“Ya.”
“Entah kenapa aku merasa seperti dicurangi.” Pria itu mendengus. “Kau tidak sedang bermain belakang, bukan?”
Hinata tertegun. Karena pertanyaan yang merujuk ke pernyataan itu lebih seperti kecaman seorang kekasih yang tengah cemburu, dan kebetulan mereka tidak sedang terlibat dalam hubungan demikian.
“Tentu tidak begitu.” Naruto menggeleng yang sukses mengganggu Hinata. Pria itu seperti ingin mengatakan, bahwa dia bahkan tidak pantas bersama dengan Shikamaru sekalipun.
Jika saja tidak ada hukum yang mengatur bahwa membunuh orang itu dilarang, sudah pasti dia akan menenggelamkan Uzumaki Naruto ke sungai. Membiarkan mayatnya diseret arus hingga ke ujung benua.“Maksudmu aku ini ... kurang pantas?”
“Bagaimana mungkin kau menggunakan kata kurang alih-alih menggunakan kata tidak?”
“Menurutmu aku seburuk itu? Anda bahkan belum mengenalku. Jadi aku rasa, tidak pantas jika Anda langsung menyimpulkan.”
Naruto tersenyum kecut. “Aku punya penilaianku sendiri, asal kau tahu.”“...dan aku bahkan belum melanjutkan kalimatku, jadi kau juga tidak pantas jika langsung menyimpulkan.”
“...jadi?”

KAMU SEDANG MEMBACA
The Liar and His Dangerous Partner
FanfictionYang wanita itu butuhkan bukanlah cinta, bukan pula pangeran berkuda putih layaknya kisah Cinderella. Melainkan partner setia yang mampu membantunya bersahabat dengan dunia. Wanita itu perlu belajar, bagaimana menginjak dengan benar. "...kau tahu? A...