Taman Bermain

11 1 1
                                    

"Ma... mama... Ja mau bayon itu ma." Ujar gadis kecil berusia 3 tahun dengan suara cadel khas anak balita kepada sang mama.

"Nah ini kan Senja sudah punya balon, sayang," Ucap sang mama dengan lembut.

"Gak au, ma. Ja au yang awat ebang, ma." Rengeknya lagi.

"Sayang, inget ya! Kalau Senja sudah punya sesuatu itu dijaga, dirawat dan tidak boleh iri dengan milik orang lain. Apa lagi, Senja juga sudah punya balon," Ucap sang mama memberi pengertian.

Namun, nampaknya gadis kecil itu belum mengerti. Ia tetap merengek dan mulai menangis.

Bukan tidak mampu sang mama membelikan balon lagi, hanya sang mama tidak ingin memanjakan anak gadisnya dengan selalu menuruti apa-apa kemauannya.

"Kamu kenapa?" Seru seorang lelaki kecil menghampiri gadis kecil yang menangis di pangkuan ibunya sambil menggenggam erat tali balon haliumnya.

"Apa?" Jawab sang gadis kecil

"Jangan nangis, kata bunda kalau suka nangis nanti jadi jelek?" Ujarnya

"Sapa jeyek?" Tanya sang gadis kecil dengan polosnya.

"Kamu!, kan kamu nangis"

"Aku gak jeyek, iya kan ma?"

"Makanya jangan nangis."

"Iya, sayang. Kalau nangis nanti jadi jelek. Sayang jangan nangis lagi ya?" Imbuh sang mama dengan lembut sambil mengusap sisa air mata sang gadis kecilnya.

"Aku gak nangis agi."

"Ya gitu dong. Mau lolipop?" Lelaki kecil itu menyodorkan satu permen lolipop ditangan kanannya.

"Boyeh,ma?" Tanya sang gadis menghadap wajah sang mama meminta persetujuan.

"Iya, boleh sayang" ujar sang bunda.

"Teyimakacih," Ucap sang gadis dengan riang.

"Nama kamu siapa?" Tanya lelaki kecil tersebut dengan senyum yang nampak imut.

"Enja" Jawab Senja, khas bahasa cadelnya.

"Ini Senja, adek ganteng ini siapa?" ucap sang mama menjelaskan dan lanjut bertanya.

"Saya Awan, tante." Jawab lelaki kecil dengan ramah.

Dan mulai saat itu, mereka menjadi akrab. Bahkan keduanya jadi sering mengunjungi satu sama lain. Karena memang jarak rumah mereka tidak terlalu jauh, hanya selisi satu blok.

Awan Pramana. Diusiannya yang belum genap 6 tahun ia termasuk anak yang mandiri, cerdas dan juga sangat tampan.

Masih kecil aja udah kelihatan gantengnya, apa lagi nanti kalau udah besar? Wah banyak cewek antri tuh. Ya begitulah ucapan orang-orang memuji wajah tampannya.

Pratista Senja Putri, nama gadis cantik berambut lurus, berpipi cubby dan berbulu mata lentik itu. Senja sangat menyukai Awan, karena Awan sering menemani Senja bermain. Begitupun Awan sangat suka bermain dengan Senja.

Mereka selalu kompak dan akur ketika bermain bersama. Sampai pada suatu hari saat mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

***
Hari pertama Senja resmi menjadi siswi SMP. Dan dimana Awan resmi menjadi siswa kelas 3, di sekolah yang sama. Namun, dihari ini juga awal pertikaian mereka.

Entah apa dan mengapa mereka jadi sering rusuh jika bertemu. Selalu ada bab yang memicu pertikaian mereka.

Padahal ketika mereka kecil, Awan selalu mengalah kepada Senja, dan juga Senja selalu mengikuti nasehat Awan.

Senja dan Awan masih sering bermain bersama, hanya ketika bermain pasti akan ujung dengan peperangan dan saling ejek.

Bahkan setiap pagipun, Awan masih selalu menjemput Senja untuk berangkat sekolah bersama. Dengan berboncengan menaiki sepedanya.

Setiap hari mereka selalu bersama, selalu membutuhkan satu sama lain tetapi juga selalu bertengkar.

Sampai saat masa SMA, pun masih sama halnya. Awan tidak pernah untuk tidak memperdulikannya, tetapi mereka juga tidak selalu bisa akur.

Aneh kan?? Ya... sangat aneh. Mereka bilang benci tapi mereka tidak bisa berjauhan. Mereka menghujat satu sama lain, tapi mereka tidak terima masing-masing dari mereka di jadikan bahan bully orang lain, mereka saling berebut apapun itu, tapi mereka akan sama-sama saling memberi.

----------------------------------

Kalau suka berikan suara anda.
Dengan tekan tanda bintang dan komen mesra ke penulia 😅

Hug and Kiss 😘

Luthfi_ly

Senja di balik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang