Shakadiba - 03🍂

136 13 8
                                    

"Kalau bisa dilawan
Kenapa harus diam?"

-Shaka Mahendra.

***

Jam istirahat sudah berbunyi, para siswa pun berbondong-bondong untuk segera menuju ke kantin. Adiba yang memang notebane nya anak baru memilih tinggal di dalam kelas dan memilih bernyanyi dengan suara merdu nya itu.

"Satu... satu... gue sayang diri..."

"Dua... dua... juga sayang diri..."

"Tiga... tiga... sayang diri lagi..."

"Satu dua tiga-"

"LO GANTUNG DIRI!" sahut Shaka tiba-tiba yang berada di depan pintu kelas.

"Ck. Lo lagi lo lagi, bosen gue liatnya, lo dah kek makhluk gaib gitu loh dimana-mana selalu ada." ujar Adiba malas melihat muka Shaka.

"Yang penting gue tetep ganteng," ujar Shaka pede.

Shaka berjalan ke arah Adiba lalu duduk di tempat duduknya.

"Ngapain lo disini? Kenapa nggak ke kantin? Lo nggak punya duit ya? Kasiannn." ucap Shaka berniat meledek Adiba.

"Dih sok tau banget lo, gue emang lagi nggak pengen ke kantin aja. Lagian gue nggak ada temen, daripada nanti disana gue plonga-plongo kek orang dongo ya mending gue disini," jelas Adiba.

"Miris sekali nasib mu nak," ucap Shaka. dramatis.

Tiba-tiba Shaka menggandeng tangan Adiba berniat untuk membawa gadis itu ke kantin. Namun, Adiba menepis kasar tangan Shaka.

"Ngapain sih pegang-pegang," ucap Adiba kesal.

"Gue mau ngajak lo ke kantin."

"Ya tapi jangan pegang-pegang juga."

"Lah emang kenapa?" Tanya Shaka bingung.

Pasalnya jika cewek lain yang berada di posisi Adiba mungkin mereka akan kesenangan, berbeda dengan Adiba.

"Bukan mahram," ujar Adiba.

"Hah? Mahram? Nama orang kah?"

"Mahram adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam, atau dengan kata lain mahram itu yang masih termasuk keluarga kita. Dalam Islam, wanita dilarang bersentuhan atau menunjukkan auratnya kepada lelaki yang bukan mahramnya." Jelas Adiba.

Shaka hanya melongo mendengar penjelasan Adiba, ia belum terlalu paham terhadap apa yang Adiba ucapkan, ia hanya menangkap sedikit ucapan gadis itu.

"Berarti gue halal dinikahi?" tanya Shaka polos.

"Iya."

"Ayok nikah!" ujar Shaka bersemangat.

Sebuah buku tebal mendarat di kepala Shaka. Shaka mengaduh kesakitan.

"Ogah gue nikah sama lo!" ujar Adiba sinis.

"Cih emang gue juga mau nikah sama lo? Bukan mulut gue tadi yang ngomong," elak Shaka.

"Dih mulut setan tuh berarti."

"Yaudah, jadi gak ke kantin?" Tanya Shaka mengubah topik.

"Hmm... Yaudah deh gue ngikut aja."

"Oke."

Mereka pun segera beranjak menuju ke kantin, Shaka berada di depan dan Adiba berada di belakangnya. Persis seperti majikan dan babu nya. Canda babu xixi.

Shakadiba (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang