ANVARO : 01

69 7 5
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM, hay gaes

I'M COME BACK 😉

ANVARO CAME BACK

YUHUUUUUU ADA YG KANGEN NGGAK?

ENGGAK YA? YA UDAH DEH

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT NYA
JANGAN SAMPAI KETINGGALAN

FOLLOW JUGA BIAR MAKIN RAME NIH
AKUN KECIL😕

TAPI NGGK SEKECIL CINTA ANVARO KEKALIAN KOK

HAPPY READING ❤

🍂🍂🍂🍂

Seorang gadis berambut hitam kecoklatan sedang menangis tersedu dipojokan kamar mandinya, siapa pun yang mendengarnya mungkin akan merasakan apa yang gadis itu rasakan, kecuali untuk orang yang minim toleran.

Ya, gadis itu adalah Annastasya Anggria Nazila. Sosok ceria didepan umum namun berubah seratus delapan puluh derajat jika ia sendiri. Bukan tanpa sebab Anna seperti ini, ia iri dengan sang adik, Nazia Mauren Dita.Yang hanya selisih dua tahun dibawahnya, Nazia baru saja dibelikan mobil mewah dari sang papi sedangkan jika Anna meminta motor tak langsung dibelikan. Selama ini Anna hanya naik sepeda ke sekolah, sesekali naik angkot jika sekiranya telat.

Bukan materi yang Anna harapkan, melainkan hanya perhatian kecil yang seakan sudah meluap untuk dirinya.

"Kenapa semua terasa nggak adil?" monolog Anna dibawah guyuran shower.

Bukan kali pertama Anna seperti ini, ia dibedakan, dicemooh, dikekang orang tuanya. Kebahagiaannya seakan hanya diatur oleh orang tuanya.

Toktok...toktok..

Suara ketukan pintu menghentikan tangis Anna, ia tak mau terlihat menyedihkan didepan orang lain, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa nanti ujungnya matanya akan terlihat sembab.

"Non, ini bibik" ucap orang paruh baya yang merupakan art yang sudah bekerja dua puluh tahun sekaligus orang yang merawat Anna dari kecil.

"Iya bik, Anna masih mandi"

Tanpa menunggu lama, Anna segera menyelesaikan mandinya dan menemui bik Siti, art sekaligus ibu bagi Anna. Entahlah selama ini hanya bik Siti yang mendukung dan mengerti Anna, mungkin karena sudah dari kecil bik Siti mengasuh Anna hingga dianggap anaknya sendiri. Karena anak bik Siti sudah meninggal karena sakit tumor.

Cklek

"Ada apa bik?" tanya Anna sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.

"Makan malam sudah siap non"

Setelah ucapan bibik, Anna mulai berfikir kalau ia gabung dengan keluarganya mungkin merusak mood makan mereka, walau Anna tak tahu sebabnya tapi itulah yang terjadi saat mereka makan bersama.

"Em...nanti aja deh bik, kalau mereka udah selesai Anna turun buat makan" ucap Anna dengan senyum yang dipaksakan, bik Siti tahu bahwa senyum itu hanya menutup luka dihati Anna.

"Tapi, non saya udah masakin masakan kesukaan non, tumis kangkung sama perkedel" ucap bik Siti lesu.

"Atau saya bawakan keatas dari pada nanti nggak kebagian" sambungnya.

"Enggak usah bibik cukup sisain dikit aja, nggak apa kok mereka makan makanan kesukaannya Anna".

"Ya udah non, kalau begitu bibik ke bawah dulu"

ANVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang