ANVARO : 03

41 6 0
                                    

Assalamu'alaikum, hay gaes

I'M COME BACK

Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi yang menjalankan .

Bacanya jangan main SKIP ya, biar berkah dan nyambung

Alhamdulilah ya, emm ada yang kangen?

Dah lah kalau nggak ada.

Jangan lupa vote and coment nya

Happy Reading ❤

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Seorang gadis sedang berjalan lesu menuju rumah besar dihadapannya. Lesu, lelah, pusing, itu yang ia rasakan ditambah lagi cuaca yang terik cukup untuk menguras semangat.

Gadis itu adalah Anna, tadi waktu pulang sekolah ban belakang sepedanya bocor, apalagi tak ada bengkel disepanjang jalan ia melintas. Ditambah jarak antara sekolah dan rumah bisa terbilang jauh, uang saku nipis nggak ada kemungkinan untuk menaiki angkot ataupun ojek.

"Dari mana aja jam segini baru pulang?" tanya wanita yang masih tampak muda walaupun usianya tak lagi dikatakan muda, Mauren - mama Anna.

Anna menatap jam dinding yang menempel disisi lukisan mewah milik sang mama menunjukan pukul 14.45, itu artinya ia terlambat dua puluh menit.

"Tadi ban sepeda Anna bocor ma" ucap Anna sambil menunduk.

"Kan bisa dibawa kebengkel atau ditambal" ucap Mauren dengan nada sewotnya, memang seperti itu jika berbicara dengan Anna dan akan lembut saat dengan Zia.

"Enggak ada tukang tambal ma" ucap Anna masih dalam keadaan menunduk.

"Naik ojek atau angkotlah, punya otak kok nggak dipake" ucapan Mauren terdengar sengit.

"Uang saku Anna nggak cukup ma" ucap Anna sambil menahan gejolak ingin meneteskan air matanya.

"Ck! kenapa nggak minta" ucap Mauren kesal sambil menyodorkan selembar uang dua puluh ribu.

"Cukupkan buat tambal ban sama uang saku besok?" tanya Mauren sengit.

Begitulah Anna, ia selalu dibedakan oleh sang adik. Jika Zia diberi beberapa kartu kredit, maka berbeda dengan Anna, ia hanya diberi uang cash itupun dengan jumlah yang tak seberapa, tapi Anna tetap bersyukur dengan apapun itu.

Jika biasanya sang kakak akan diberi fasilitas lebih lengkap daripada adiknya, tapi itu tak berlaku untuk Anna.

Anna hanya menjawab dengan angukkan kepala, mau gimana lagi kalau minta lebih pasti dikatain 'nggak tau diuntung!', jadi cari jalan aman saja.

Setelah menerima uang dari sang mama, Anna melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tak lama kemudian Anna turun dengan menggunakan celana jins panjang dengan kaus oblong berwarna marun.

"Mau kemana?" tanya Mauren.

"Mau pergi tambal ban dulu ma"

"Ya udah, pergi gih. Inget pulangnya jangan kemaleman" ucapan Mauren mampu menerbitkan senyum tipis milik Anna, setidaknya ia mendapatkan perhatian walaupun kecil.

Dengan langkah pasti, Anna menuntun sepedanya menuju bengkel untung saja jaraknya tak sejauh dari sekolah. Dengan sesekali menyapa tetangga yang lewat atau memang didepan rumah mereka.

ANVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang