ANVARO : 05

27 4 0
                                    

Bismillah, Assalamu'alaikum

ANVARO datang lagi untuk kalian😍

Sawadhikapp 😗

Jangan lupa VOTMENT nya ditunggu

Tandai typo!

Happy Reading ❤

🍁 🍁 🍁 🍁 🍁 🍁 🍁 🍁


Pagi ini Anna bersiap untuk berangkat ke sekolah, begitu pula dengan Zia. Seperti biasa, Anna menyiapkan sarapan dimeja makan dengan seragam putih-abu yang sudah melekat pada tubuhnya.

"Non Anna sarapan aja dulu, pak ujang udah siapin sepedanya" ucap bi Siti sambil menuang susu kedalam gelas Zia.

"Ya udah, Anna sarapan dulu" ucap Anna mengambil dua lembar roti tawar lalu mengoleskan selai kacang kesukaaannya.

Sembari menghabiskan sarapannya, Anna memutuskan duduk di salah satu kursi meja makan, karena ini tidak akan ia lakukan ketika ada kedua orang tuanya. Termasuk momen langka, bukan?.

Setelah acara sarapannya selesai dan bertepatan saat kedua orang tuanya dan adiknya menuruni tangga,  Anna segera bangkit dari duduknya dan mengusap kursi bekasnya seolah takut ada debu yang tertinggal.

"Kak Anna, kita sarapan bareng yuk" ajak Zia saat melihat kakaknya sedang menegak air putih dikursi pantry.

"Anna udah sarapan,  Anna berangkat dulu mi, pi" balas Anna sambil mengambil tasnya dan memakainya. Lalu menghapiri meja makan, menyodorkan tangan kanannya berniat berjabat tangan kepada mami, papinya. Namun, tak diterima oleh mereka dengan tersenyum kecut, Anna menurunkan tangannya yang tak lama disambar oleh Zia. Gadis itu dengan senyum cerahnya menjabat tangan kakaknya lalu menciumnya.

Bukan ini yang Anna inginkan sebenarnya, tapi ya sudahlah. Mau gimana lagi, mereka tak mau.

"Anna berangkat dulu, Assalamu'alaikum" pamit Anna yang hanya dijawab oleh Zia.

Sebegitu bencinya kedua orang tuanya padanya, entah kesalahan apa yang dilakukan Anna hingga diperlakukan seperti ini.

Dengan pelan dan pasti, Anna menggayuh sepedanya menuju sekolah, sambil sesekali bersenandung.

Setelah menempuh sekitar dua puluh lima menit, Anna sampai didepan gerbang sekolahnya. Bukan telat, karena jam masih menunjukkan pukul 06.45.

"ANNASTASYA" pekik Airin yang usai keluar dari mobilnya bersama Laily disampingnya.

"Rin, tu volume bisa dikecilin ngga sih? Berisik tau" dumel Laily yang melangkah mendekati Anna yang sedang memparkirkan sepeda lipat kesayangannya.

"Sirik aje lo, dasar muka tembok gadungan" cibir Airin sambil menghampiri keduanya, sedangkan yang diajak bicara hanya memutar bola matanya malas.

"Kalian itu ya, ngga pagi ngga siang ada aja bahan buat ejekan" ucap Anna sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Lagian lo kok betah sih Ann, sahabatan sama kunyuk modelan tembok kawe kayak Laily. Jujur ya sebenarnya gue tu ogah punya sahabat kayak kunyuk Laily versi emak lampir tembok ini" ucap Airin sambil melirik kearah Laily.

"Woy Irin, gue nggak pernah minta ya lo jadi sahabat gue. Lagian lo tu orang mana sih? Orang indo pa bukan, ngomong belibet mulu persis benang ruwet" ucap Laily semakin malas meladeni Airin.

ANVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang