🎓🔰5🔰🎓

32 4 22
                                    

🎓🔰🎓🔰🎓🔰🎓


Setelah sekolah usai, para anggota OSIS berkumpul di ruang OSIS untuk kembali membicarakan soal susunan acara ke Labuan Bajo.

Huma kembali yang memimpin meeting, tapi bedanya Aditya hadir disana.

Huma menghitung semua anggota untuk memastikan semua hadir pada rapat kali ini, "Oke, udah lengkap ya."

"Iya, Mam udah." jawab Mawar.









"To the poin aja, acaranya mau digimanain?" tanya Huma pada seluruh anggota OSIS.

Mirza dengan polosnya menjawab, "Nggak tau."

Diana yang mendengar hal itu langsung menoleh, "Lo bisa serius nggak sih!"

"Kalo bercanda terus, nggak usah jadi OSIS aja lo!" lanjut Diana.

"Iya kak." Mirza menjawab nya dengan senyuman.

Zhara yang mengikuti pembicaraan mereka menenangkan Diana dengan menepuk pundak nya. "Sabar ya, Di"

Mirza meratapi dirinya yang kena marah oleh Diana. Ia menatap ke depan dan bernyanyi.

"Ku suka Didi, ku hanya mau Didi."

"Dodo." Putra yang disebelahnya menepuk paha Mirza dan menutup mulutnya saat berbicara agar tidak ketahuan.

Mirza menoleh dan cengir-cengir, "Ohh iya."

Sedangkan Arsa yang didepan mereka tertawa dengan membungkukkan badan dan menutup mulutnya agar tidak terlihat.












"Heh, disebelah sana kenapa sih berisik banget?" tanya Huma.

"Eh, nggak kenapa kenapa Bu Ketu." jawab Putra.

Aqilah terkejut dengan kata-kata Putra, "Astaghfirullah."

Putra yang mengerti maksud Aqilah menjelaskan maksudnya. "Ketu ketu."

"Maksud gue kayak.." Putra mendadak gagap. "Ketua gitu, bukan yang lain." jelas Putra

"Wah, pikiran Kak Aqilah buruk." Mirza heran dan dengan ekspresi sok tidak menyangka.

"Buruk buruk" ledek Mirza.
















"Lanjut yuk, Mam. Nggak penting mereka." ucap Mawar memecah candaan teman-temannya.

Huma menghela nafas, dan mengulangi kata-katanya tadi. "Gue nanya, acaranya mau nya digimanain?"

"Sabar banget sih." kagum Aksa

Huma yang salting mendengar ucapan Aksa memukul Aksa dengan gulungan kertas. "Diem."

"Iya cantik."

Huma menanggapi dengan senyuman makin salting.











Seluruh anggota yang menyaksikan drama romantis didepan mereka pun dialihkan oleh Eliza "Guys, gue pengen pulang cepet."

Mawar yang setuju dengan Eliza berinisiatif menjadi yang pertama mengemukakan pendapat. "Yaudah, dimulai dari pendapat gue. Kalo menurut gue abis sampai itu bisa malam, kita istirahat dulu. Paginya kita senam gitu aja nggak sih sama sarapan biasa."

"Gue setuju." ujar Aditya.

Aditya menyambung pendapat Mawar, "Malamnya kita adain api unggun. Kita bikin kelompok perkelas. Pinter nggak gue."

Semua anggota OSIS menepuk tangan dan menyuraki Aditya kagum.

"Nggak salah lo jadi Ketua OSIS Utama bro." Mirza menepuk pundak Aditya dengan bangga.

36 OSIS STORIES [ 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang