Smile

20 2 0
                                    

Selepas dari kepergian sang kakek, Alta menjadi amat sangat pendiam. Ia sering melamun, menyendiri bahkan ia mengurung dirinya dikamar.
Tentu hal ini membuat Herra begitu khawatir dengan kondisi anak bungsunya, pasalnya ini kali pertama ia melihat Alta seperti ini setelah beberapa tahun lamanya.

Herra semakin merutuki dirinya ketika ia sempat menemukan sebuah botol yang terletak di meja kamar Alta dimana terdapat beberapa butir obat didalamnya. Semakin ia mengerutkan dahinya saat ia mencoba mencari tau mengenai fungsi obat itu di ponsel miliknya. Betapa tidak? Pasalnya hasil yang ia peroleh mengatakan bahwa fungsi obat itu ialah sebagai obat penenang.

Ia menarik nafasnya dalam-dalam, kedua kakinya terasa begitu lemas ia terduduk diranjang tidur Alta.
"Bagaimana bisa aku begitu jahat dengannya.. Sejauh mana ia begitu tersiksa dengan keadaanya.."
Herra amat sangat menyesali perbuatannya. Ia merasa amat sangat bersalah dengan apa yang telah ia perbuat kepada anak bungsunya.

.
.

Hari ini Alta berangkat kesekolah lebih awal dari biasanya. Ia sedang merasakan ketegangan yang menggurui hatinya pasalnya hari ini ia harus melakukan presentasi bersama Ara untuk mewakili kelompoknya.

Ia sedang mempelajari materi saat berada didalam bus menuju sekolah. Seperti biasa Alta duduk di kursi pojok dekat jendela, sembari  perlahan membaca materi ia juga sedang mendengarkan lagu melalui ponsel miliknya.
Saat Alta fokus dengan kalimat yang ada dalam bukunya, tiba-tiba seseorang menyodorkan susu coklat di hadapannya.

Alta terkejut, ia membulatkan mata kebingungan, lalu segera ia mendongakan kepalanya dan memandangi kearah seseorang yang berada disampingnya, ya orang itu siapa lagi kalau bukan Ara. Setelah menyodorkan kotak susu, Ara duduk disebelah Alta. Alta menelan keras salivanya tanpa berbicara satu kata apapun

" Kenapa? kamu gugup dengan presentasi nanti?" Tanya Ara sembari meminum susu coklat kotak miliknya.

"Tidak" Jawab singkat Alta sembari memalingkan pandangannya kearah jendela. Ara mengangguk faham.

Sesampai di sekolah Ara berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alta. Alta berjalan sembari memandangi susu coklat yang diberikan oleh Ara. Tanpa ia sadari ia tersenyum membuat para siswi yang melihatnya kaget dan terpana.

"Yaa. Dia tersenyum,dia tersenyum. Aa baru pertama kali kuliat esbatu mencair" Bisik orang-orang.

Alta memandangi mereka lalu mendatarkan kembali wajahnya.

"Baiklah Mr. Akan memulai presentasi pagi hari ini. Tidak ada alasan untuk tidak siap bukan?" kata Mr. Nian.

"10 menit untuk mempersiapkannya!" katanya membuat para muridnya menyiapkan materi yang akan dipresentasikan.

....

Tiba giliran Alta dan Ara yang maju kedepan. Alta menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia meminum air putih yang diiringi dengan 1 pil obat dari botol yang selalu ia bawa kemanapun.
Mereka berdua maju kedepan dan mempersiapkan power point yang sudah dibuatkan oleh tim kelompok mereka.

"Wah kalian cocok sekali.." teriak Salah satu teman mereka yang meledek. Dan diikutin dengan beberapa ledekan serta siulan dari murid lain.

Ara menggelengkan kepalanya dan memperkenalkan diri bersama dengan Alta. Alta merasakan panas dingin menyelimuti seluruh tubuhnya, peluhnya bercucuran membasahi pipinya. Ara yang melihat hal itu, mengangguk faham.

Pelan-pelan Alta menjelaskan hasil kelompoknya, berharap teman-temannya memahami apa yang ia jelaskan. Awalnya ia terbata-bata karena rasa gugup yang menyerangnya. Namun sepertinya obatnya sudah mulai bereaksi hingga ia perlahan tenang, selain itu Ara juga menatapnya, memperhatikannya sembari tersenyum. Dan mereka saling melengkapi materi yang mereka jelaskan satu sama lain hingga berahkir dengan tepuk tangan dari teman-temannya dan juga Mr. Nian.

ALTANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang