Lembar keenam

31 3 1
                                    

Sejujurnya aku sangat suka malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejujurnya aku sangat suka malam ini. Bulan di langit terlihat sangat terang dan indah. Kubiarkan jendela kamarku terbuka. Udara dinginnya malam mulai masuk. Kutarik nafasku panjang lalu kuhembuskan perlahan.

Kamu disana sedang apa?

Ingin sekali rasanya aku membalas beberapa chat yang sedari kemarin terus kamu kirim kepadaku. Namun ternyata egoku melebihi segalanya.

Tadi disekolah kita sempat berbincang singkat. Kamu bertanya kenapa aku  mulai menjauh darimu. Mungkin memang beberapa hari ini aku terlalu menunjukan diri bahwa tidak ingin dekat denganmu.

Tetapi tetap saja, jawabanku ya karna aku sadar diri. Namun aku tidak berani mengatakannya kepadamu. Tadi kujawab asal pertanyaanmu.

"Aku gak mau dekat-dekat dengan pacar orang. Takut pawangnya marah." Kataku padamu sambil mencoba senyum selebar mungkin.

Padahal aslinya aku ingin menjawab, "Tentu saja karena aku sadar diri. Akukan hanya temanmu. Sekarang tokoh utamamu sudah hadir. Jadi untuk apa kita dekat seperti dulu?" Namun lagi-lagi bibirku tidak selaras dengan hatiku.

Aku tidak tahu ingin menulis apa lagi. Kurasa aku akan berhenti menulis pada  buku ini. Ya meskipun baru kutulis beberapa lembar. Mau gimana lagi?

Rasanya sakit sekali ketika membaca lembar-lembar pertama buku ini.

Mungkin kamu berfikir kalau aku mudah menyerah.

Benar sekali.

Aku memang pengecut. Bibirku bahkan tetap bungkam meskipun kita perlahan mulai menjauh.

Yasudah, ku akhiri ya?

Selamat malam. Semoga kamu mimpi indah.

***

Kita Hanya TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang