***
Entah mengapa aku tiba-tiba merasa sangat ingin menulis pada buku ini lagi. Aneh memang, setelah hampir seminggu aku tidak menyentuh buku ini dan membiarkannya berada di atas meja belajar.
Awalnya kukira aku tidak akan menulis lagi pada buku ini, tapi sepertinya sekarang aku mengurungkan niatku.
Sejujurnya, aku rindu.
Mungkin memang terdengar egois jika kukatakan aku rindu saat dimana kamu hanya milikku sepenuhnya. Meskipun milikku dalam artian; sahabatku. Kurasa memang wanita itu telah merebut semua perhatianmu untukku.
Tidak ada lagi pesan masuk pada ponselku yang datang secara bertubi-tubi hanya untuk mengabari kalau dirimu suntuk dan butuh teman.
Tidak ada lagi dering ponselku yang berbunyi pukul 12 malam dan ketika kuangkat berbunyi;
"Eh kamu belum tidur. Kalau gitu temani aku tidur."Mungkin kau sempat bertanya-tanya kenapa aku perlahan mulai menjauh darimu sejak kamu mendekati wanita itu.
Tentu saja karena aku sadar diri. Tokoh utamamu sudah hadir dan kurasa kamu tidak memerlukan aku lagi.
Selama ini aku hanya sahabatmu kan...?
Iya sahabat.
Memang pada dasarnya aku yang salah karena menaruh hati pada seseorang yang bahkan tidak pernah menganggapku lebih dari seorang teman.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Hanya Teman
Короткий рассказ[isinya hanya curahan hatiku yang biasa kutulis di buku diary setiap malam sebelum tidur] Mungkin selama ini hanya aku yang terlalu perasa. Kukira aku sedikit istimewa, tapi ternyata tidak. Buku ini berisi tentangmu. Teman dekatku dengan sejuta ke...