Disa kini tengah sibuk menyusun berkas-berkas dari kliennya. Hari ini wanita itu memang sedikit sibuk. Banyak klien yang membuat janji hari ini, dan untunglah klien yang baru keluar tadi adalah klien terakhirnya.
"Huaaaaah" Disa menutup mulutnya yang kini menguap, rasa lelah menyelimuti raga juga hatinya. Rasanya sangat ingin berbaring sekarang juga. Namun masih terlalu banyak pekerjaan untuknya. Banyak berkas penting yang harus ia periksa ulang.
Disa kembali menguap, wanita itu benar-benar mengantuk. Namun menunda pekerjaan bisa membuat masalah untuknya, apalagi akhir-akhir ini Renia sering memarahinya karna jarang mengecek berkas-berkas yang kini memenuhi ruangannya.
Tok tok tok
Disa yang awalnya terpejam langsung terperanjat kaget. Sedang Renia yang baru memasuki ruangan itu hanya geleng-geleng sembari berkacak pinggang.
"Disa, kamu tidur?" Tanya Renia pelan namun terdengar sinis ditelinga Disa.
"Maaf Mbak, Disa ngantuk banget. Capek juga" Ucap Disa yang diselingi oleh dirinya yang lagi-lagi menguap. Renia menggelengkan kepalanya sembari berkacak pinggang. Wanita dihadapannya ini tidak sama sekali berubah.
"Yaudah Dis, kamu istirahat aja sana. pulang" Titah Renia yang membuat mata Disa melotot seketika.
"Beneran boleh Mbak?"
"Iya Disa"
Setelah Mendengar itu Disa langsung berdiri dari duduknya kemudian menyambar tasnya. Dengan semangat wanita itu melangkah meninggalkan Renia yang bingung dalam ruangan.
Apa-apaan itu tadi? Renia tidak menyangka Disa bisa kembali bugar hanya karna izinnya untuk istirahat. Atau kali ini Renia terkena perangkap wanita itu lagi?.
"Disaaaaa" Teriak Renia nyaring, yang tentu saja terdengar oleh telinga sang empu nama. Namun tanpa banyak cingcong Disa langsung berlari agar tidak kena omel bosnya. Bisa gawat kalo sampai ia harus mendengar ceramah Renia yang panjangnya ngalahin durasi sinetron Ikatan Cinta.
Disa terkekeh kecil membayangkan wajah Renia nanti ketika bertemu dengannya esok. Pasti Bosnya itu akan sangat marah. Tapi untuk sekarang bodo amatlah. Yang penting Disa bisa bebas dari penderitaan menyusun berkas yang tidak ada habisnya itu.
Suara klakson mobil mengejutkan Disa. Sebuah mobil bermerk terkenal dengan warna merah menyala menghadang langkah Disa.
kaca depan mobil menurun menampilkan sosok Affan yang kini melambaikan tangannya riang. Disa menyambut lambaian itu dengan suka cita.
"hai, apa kabar?" Disa mendekati Affan yang kini telah turun dari mobilnya.
"Aku? Absolutly Good"
"Lo mau ke mana?" Tanya Disa lagi, Affan hanya geleng-geleng membuat Disa terkekeh geli.
"Aku ke sini mau nemuin Kak Renia" Disa hanya mengangguk-angguk, tak heran bagaimana Affan bisa mengenal Renia. Dahulu Shani menjadi klien Renia karna Affan.
"Yaudah Fan masuk aja, gue mau pulang Nih"
"Lah? Udah mau pulang kak?" Disa mengangguk saja kemudian memasuki mobilnya meninggalkan Affan yang masih terpatung diparkiran.
"Salam kek" dumel Affan keki, kemudian melangkahkan kakinya memasuki rumah praktek.
-------
Kini Disa berdiri diteras rumah Rama. Menunggu cowok itu keluar. Sebenarnya hari ini Disa memang ada janji dengan Rama, yang tadinya hampir batal karna Disa harus lembur. Tapi karna Renia menyuruhnya pulang, alhasil janji yang awalnya dibatalkan bisa ia penuhi."Raaaaam, lama banget sih lo kek cewek" Teriak Disa sambil terus mengecek alorjinya. Sudah hampir setengah jam Disa menunggu Rama yang tadi pamit siap-siaap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Enemy
Teen FictionIni adalah squel dari Nextdoor Enemy. "Bukankah kita sekarang bukan musuh lagi? Tapi mengapa kamu semakin jauh? Hemm mungkin ini saatnya gue yang berjuang" ~Silna Faradisa ~~~~~~~~~~ Silna Faradisa atau yang akrab disapa Disa. Gadis yang tertutup da...