9. Ego?

65 3 1
                                    

"Lo beneran nggak papa disini Dis? Ini kan malam pengantin lo" Ucap Husna menggoda. Kini keduanya telah berhenti menangis, bahkan Husna sudah mengganti pakainanya dengan daster rumahan. Husna mengangsurkan cangkir coklat panas yang diterima Disa dengan wajah yang bertekuk.

Husna mengerutkan keningnya Bingung. Rupanya bukan dirinya saja yang galau, Melihat ekspresi Disa yang lebih memprihatinkan dari dirinya.

"Kenapa Dis? Lo biasanya semangat banget kalo gue bikinin coklat panas kek gitu"

Disa lagi-lagi menghela napasnya berat. Matanya menerawang jauh, ia teringat Rama. Laki-laki yang beberapa jam lalu sah menjadi suaminya.

"Rama pergi Na, gue nggak tau kemana" Disa meraih handphonenya, berharap Rama membalas pesannya. Namun nihil, jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Husna menatap Disa miris, seakan ikut merasakan kesedihan yang tergambar jelas diwajah Disa.

"Rama pergi kemana Dis?" Disa hanya menggelengkan kepalanya lemah. Baru tadi ia merasakan sangat bahagia, eh sekarang ditinggal lagi. Pikiran Disa kini melalang buana, membayangkan hal yang tidak-tidak.

Disa tau overthingkink itu sangat tidak baik, tapi Disa juga tidak bisa mengontrol pikirannya sekarang. Disa menepuk-nepuk bahunya sendiri guna meguatkan dirinya. Begitulah kiranya selfhealingnya seorang Disa yang memang dulu adalah peyandang gangguan mental yang juga sewaktu-waktu bisa kembali menyerang mental Disa.

"Rama pergi abis liat Foto pernikahan Lo sama Juno Na" ucap Disa setelah kembali tenang dan kemudian menyeruput minuman coklatnya.

"Aishh panas banget" Ucap Disa tanpa sadar, hampir saja ia memuntahkan minumnya dan langsung meneguknya.

"Makanya jangan ngelamun Dis" Tegur Husna yang kini terkekeh creppy.

Lalu keduanya diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Saat ini Husna tidak bisa menemui suaminya, karna sehabis acara pernikahannya tadi Juno langsung masuk kamar dan mengunci pintunya. Tidak membiarkan siapapun masuk, termasuk Husna.

Sedang pikiran Disa kini melayang, kemanakan dan dimanakah kini Rama berada. Mengapa raut wajah Rama tadi terlihat panik?. Apa Rama mencari Fiola?. Disa langsung membuang pikiran buruknya.

Dering handphone Disa membuat Kedua sahabat itu tersadar dari lamunan masing-masing. Melihat nama Rama berkelap-kelip dilayar membuat Disa langsung mengangkat telponnya.

"Dimana?" tanya Rama ketika panggilan Disa terima.

"Di rumah Husna"

"gue jemput"

Belum sempat Disa menyahut, panggilan langsung dimatikan. Apa-apaan tadi?. Disa mengantur napasnya agar tidak terbawa emosi.

"Tadi Rama bilang mau jemput. Gue pamit ya Na" ucap Disa yang diangguki oleh Husna. Kedua sahabat itu berpelukan saling menguatkan.

"Gue pulang" Pamit Disa ketika keduanya berada diteras. Mobil Rama terlihat di gerbang. Disa berjalan menghampiri mobil itu dan berniat duduk dibangku samping setir. Namun ketika pintu itu Dibuka, Disa malah kaget.

"Fiola"

Fiola duduk disana mengembangkan senyumnya canggung. Disa ikut tersenyum kemudian beranjak menuju kursi penumpang dibelakang. Dan mirisnya Rama tidak membuka suaranya sama sekali.

Sepanjang perjalanan hanya Rama dan Fiola yang berbincang. Disa benar-benar diabaikan, padahal dialah istri Rama.

Rama membawa mobil itu menuju rumahnya, Rumah keluarga Radita. Tidak mungkin Rama membawa Fiola ke rumah Kak Dilla bukan?.

Saat sampai dirumahpun bukan Disa yang dibuka kan pintu mobil oleh Rama melainkan Fiola. Disa benar-benar dongkol pada Rama.  Wanita itu mendahului keduanya masuk ke dalam rumah dan bahkan mengabaikan Uma yang bertanya bahwa ia dari mana.

Didalam kamar yang dulu memang dikhususkan Untuknya, Disa terisak. Sakit sekali dicueki oleh suami sendiri. Bahkan baru beberapa jam yang lalu Rama mengucap janji suci, sekarang apa? Rama bahkan membawa Fiola ke rumahnya.

Pintu kamar dibuka, Disa langsung menghapus air matanya. Rama masuk kemudian duduk ditepi ranjang.

"Gue tidur disini" ucap Rama.

'Yaiyalah, masa tidur sama Fiola' dumel Disa dalam hati.

Tanpa menghiraukan Rama yang memejamkan matanya Disa masuk ke kamar mandi, ia benar-benar ingin mengguyur tubuhnya dengan air. Disa merasa sangat penat walau sebelumnya ia sudah mandi. Tapi tetap saja. Melihat Fiola Dan Rama tadi membuat Disa gerah setengah mati.

Selesai mandi, Disa berpakaian. Ia kemudian naik ke ranjang, tepat disamping Rama yang kini terpejam. Dengkuran halus terdengar. Disa menatap laki-laki itu dalam. Dengan hati-hati Disa mengelus kepala suaminya itu pelan.

"Apa gue beneran bikin lo jatuh cinta lagi Ram?" Lirih Disa.

Beberapa detik kemudian wanita itu memalingkan tubuhnya, memilih untuk tidur membelakangi Rama. Disa meyakinkan hatinya untuk tidak terlalu berharap banyak dengan pernikahannya dengan Rama. Setalah apa yang terjadi hari ini, Disa menjadi ragu dengan keputusan gegabahnya menerima lamaran Rama.

Air mata Disa jatuh, ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Isak tangis ia sembunyikan dibawah bantal. Dan tanpa Disa sadari, Rama menatap tubuh Disa yang kini bergetar karna tangis. Mata laki-laki itu menyendu.

'maafin gue Dis' ucap Rama dalam hati. Rama ingin sekali merengkuh Disa. Membawa istrinya itu dalam pelukan. Tapi entah kenapa tubuhnya tidak mau melakukan itu. Sampai pada akhirnya keduanya larut dalam mimpi masing-masing.

---------

Upnya segitu aja yaa
Btw ini part udah ada didraf mulai juni 2021. Yaudah aku tambahin dikit terus aku up.

Aku nggak tau mau kubawa kemana cerita ini. Tapi aku usahakan untuk lebih rajin up :) terimakasih untuk yang mau membaca cerita gaje ini.

Salam hangat author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ex-EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang