8. Pernikahan

89 5 4
                                    

"Saya terima nikahnya  Silna Faradisa binti Abdul Aziz dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai" 

"sah?"

"Sah"

"Alhamdulillah"

Disa benar-benar tidak bisa membendung air matanya, air mata bahagia kini luruh membuat perias pengantin menatap Disa garang. Dengan sigap perias itu memperbaiki make up Disa yang tadinya sedikit berantakan karna airmata.

"Jangan nangis lagi" Ujar si perias yang dijawab anggukan serta kekehan oleh Disa. Kini ia digiring keluar dari kamarnya, untuk duduk Disamping Rama.

Melihat Disa yang tampak cantik membuat senyum Rama semakin lebar. Rama kembali teringat pertemuan pertama ia dengan wanita yang kini telah sah menjadi istrinya.

Disa yang dingin dan cuek, pemarah bahkan tak punya teman kini dikelilingi banyak orang yang menyayanginya. Rama sadar ia kehilangan banyak momen perubahan dalam diri Disa.

Kini mata mereka bertemu, senyum pada binir keduanya terukir. Setelah bersanding, doa-doa mulai dipanjatkan serta tidak lupa penanda tanganan buku nikah yang kini menjadi pengikat resmi antara keduanya.

Kemudian dilanjutkan dengan pertukaran cincin. Setelah Disa memasangkan cincin ditangan Rama, wanita itu mencium punggung tangan suaminya, sangat kentara keduanya menyembunyikan deguban jantung masing-masing. Begitu pula ketika Rama memasangkan cincin dijari Disa, yang kemudian ia mencium kening wanitanya rona pipi keduanya membuat tamu bersorak.

Kemudian setelah itu mereka duduk dipelaminan, hanya teman dekat saja yang mereka undang karena memang acara ini sangatlah sederhana.

Namun sedari tadi Disa tidak bisa fokus, beberapa kali sang fotografer kecewa karena Disa yang terlihat memikirkan sesuatu.

"Yaudah istirahat dulu deh" Ucao sang fotografer yang kemudian pergi untuk makan.

Rama menatap Disa yang kini terlihat melamun. "Melamun aja lo cantik Dis" Goda rama yang membuat wanita itu tersadar.

"Mikirin apa sih?"

Bukannya menjawab, Disa malah menunduk dengan ekspresi sedihnya. Membuat Rama gemas seketika.

"kenapa Dis?"

"Husna nggak ada Ram" Ucap Disa kembali menekuk bibirnya.

"jangan sedih dong, ntar ada kok dia. Mungkin lagi sibuk" Rama merangkul istrinya itu, tanpa disangka sang fotografer sudah kembali dan langsing mengambil momen itu membuat keduanya kaget.

"Ehehe lanjutin aja lanjutin" ujar si fotografer membuat Disa maupun Rama terkekeh.

"Disaaa" panggil Shani yang langsung menghambur kepelukan Disa. Dibelakangnya ada Aris, Fia, Arka juga Zen.

"Loh Shan, Affan mana?" Tanya Disa yang tidak melihat Affan.

"Dia lagi sibuk Dis. Katanya sorry banget nggak bisa dateng" Disa lagi-lagi mencebikkan bibirnya kecewa. Rama yang melihat itu benar-benar gemas dan berusaha menahan tangannya agar tak menepuk bibir sang istri.

"Disa ih, dari tadi cemberut mulu. Nggak seneng ya nikah sama gue" omel Rama yang langsung mendapat cubitan Disa. Masalahnya suara cowok itu sangat nyaring hingga memancing atensi tamu.

"Malu Rama ih" Rama tersadar kemudian hanya terkekeh-kekeh tak enak pada para tamu yang kini senyum-seyum tidak habis pikir.

"Selamet ya kak" kini Fia mau memeluk Disa, namun kemudian Fia malah mewek.

"Kak Rama bohong. Nikah juga kan lo sama Kak Disa. Cih pake acara nggak mau ngaku segala" Ucap Fia membuat Rama tertawa canggung.

"Kak selamat yaa" Kini Zen menyalami Rama yang Kemudian dilanjutkan  Arka lalu Aris.

My Ex-EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang