part 7 : Just

47 12 3
                                    


"Gathan apa kamu pernah menyukai seseorang?" Tanya Rana yang kini tengah duduk berdua bersama Gathan di taman sekolah.

Gathan tersenyum menatap Rana "tentu saja. Gadis itu sangat cantik tapi sayangnya dia sulit digapai."

"Apa maksudmu? Kamu harus berusaha."

"Aku tau, Ran. Masalahnya bukan hanya itu. Gadis yang kusukai menyukai pria lain."

"Bagaimana mungkin gadis itu melirik pria lain sedangkan seorang Gathan yang tampan ini menyukainya. Dasar gadis bodoh." Delik Rana merutuki kebodohan seorang gadis bodoh yang tidak menyukai sahabatnya itu.

Gathan hanya terkekeh menatap penuh arti "gadis itu adalah kamu, Rana. Aku menyukaimu. Sangat." Batin Gathan.

"Aku harus bertemu gadis itu dan mengatakan betapa baik dan tampannya dirimu." Gathan dibuat terkekeh geli lagi oleh celoteh Rana.

"Jangan memaksanya. Bagaimana kalau dia membenciku."

Rana berdecak "kamu benar juga."

"Bagaimana bimbelmu dengan lemari es itu?"

"Aku senang. Dia semakin baik padaku."

"Kamu bahagia?"

"Sangat." Rana tersenyum penuh arti "tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding dengan menghabiskan waktu dengan Aiden."

"Begitukah?"

Rana mengangguk pasti. Menit berikutnya Aiden datang menghampiri Rana dan Gathan.

Rana tentu sangat senang. Ia tidak perlu lagi susah payah mengikuti Aiden. Sekarang bahkan Aiden menghampirinya.

"Aiden." Sapa Rana menyambut senang kedatangan Aiden. Berbeda dengan Gathan yang wajahnya berubah masam.

"Ran, hari ini kita bertemu psikiatermu ya." Ujar Aiden membuat Gathan mengerutkan dahinya heran.

"Psikiater?" Gumam Gathan masih heran.

"Tapi darimana kamu tahu tentang ini?" Tanya Rana heran pada Aiden.

Rana tidak mengatakan pada siapapun kalau dia sering berkonsultasi dengan psikiater.

"Ran, psikiater? Kau pergi ke psikiater selama ini?" Tanya Gathan heran.

"Oh. Iya, than. Maaf ya aku gak cerita sama kamu, Gina sama Nadia. Aku gak mau bikin kalian kepikiran." Ucap Rana merasa tidak enak pada Gathan.

Gathan menghembuskan nafas beratnya lalu memeluk Rana "apa yang terjadi padamu?"

Rana mengendurkan pelukan Gathan menatap manik jelaga milik sahabatnya itu "aku baik-baik saja. Akan aku ceritakan nanti." Ucap Rana sambil menepuk kecil pipi Gathan.

Gathan mengangguk pelan. Matanya berkaca seraya mengambil tangan Rana dari pipinya untuk kemudian Gathan mencium telapak tangan Rana.

"Baiklah. Jaga dirimu." Ucap Gathan dan dijawab anggukan serta senyum manis oleh Rana.

*

Rana dan Aiden duduk dihadapan seorang dokter jiwa yang ber-namtage Sean Reynaka.

"Sebenarnya apa yang terjadi karena rasa trauma bisa disembuhkan dengan terapi. Jika kamu mau bersungguh-sungguh mendampingi Rana."

"Sebenarnya aku tidak apa-apa buta huruf seperti ini. Aku tidak mau kalau aku terkena serangan panik karena merasa harus (terpaksa) senbuh dari buta hurufku." Tutur Rana menunduk dalam membuat Aiden menghembuskan nafas beratnya.

"Bagaimana dengan masa depanmu? Kamu tidak bisa seperti ini terus, Ran." Aiden dengan nada yang sedikit meninggi membuat dr.Sean berdecak atas prilaku Aiden pada Rana barusan.

Cold BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang