Part 2: And

80 16 5
                                    


"Lepaskan!! Lepaskan aku..." teriak Rana pada dua orang security yang membopong ketiaknya dari loby sebuah gedung pencakar langit bertuliskan FFH glasses group.

"Huweee..... Lepaskan aku!!" teriaknya lagi sambil menendang udara karena kaki pendeknya menggantung.

"Maaf nona anda di blacklist dari gedung ini." ucap salah satu security menurunkan Rana dengan kasar.

"Apa kalian tahu siapa aku, hah?" ucap Rana kesal.

"Maaf nona kami hanya menjalankan tugas."

"Yaaaa...!" teriak Rana frustasi.

Tak gentar Rana kembali mencoba menerobos kembali pintu utama gedung itu.

Rana berkesiap seperti seekor banteng yang akan menyeruduk siapa saja yang ada dihadapannya.

Rana berlari sekuat tenaga, namun usahanya sia-sia. Dua security berbadan besar itu menggagalkannya kembali.

"Nona tolong berhentilah." ucap salah satu security yang ber-nametag Dadang tersebut sambil mengungkung tangan Rana agar berhenti berusaha masuk kedalam gedung.

"Hey! Aku ini anak Daddy Fernan!" teriak Rana.

Dua security itu saling menatap satu sama lain kemudian tertawa terbahak "Maaf nona, tapi banyak sekali remaja yang mengaku sebagai anak Tuan Fernan, pffff."

Rana mendengus kesal, kemudian meliarkan matanya. Rana menangkap sesuatu di salah satu bagian tembok dekat pintu masuk. Rana memicingkan matanya sekedar memastikan bahwa sesuatu yang menarik perhatian matanya itu hanya salah lihat.

Rana mendekati pamflet yang terpasang itu perlahan dan para security berkesiap melihat langkah Rana agar tidak menerobos masuk lagi.

Sampai dihapan pamflet tersebut Rana membulatkan matanya.

"Oh. Oh my god!" Rana terkejut sambil mencabut pamflet yang tertempel itu.

"Benar kan... Anda ini di blacklist, nona." ucap Dadang dengan senyuman mengejek.

"Oh. No why?" Rana kembali takjub akan tulisan pamflet tersebut.

Bagaimana tidak? Dipamflet itu terdapat fotonya dan tulisan 'she is cancelled, blacklist'.

Rana kesal lalu menangis "Daddy jahat banget sama aku, huwaaaa...." Rana menangis tersedu-sedu seperti anak balita yang permennya tengah direbut.

"Sabar, non. Istighfar. Jangan nangisin orang tua orang lain non.." ujar security yang ber-namtag Dudung "kasihan orang tua kandung non yang lagi berjuang mencari nafkah."

Seketika tangis Rana semakin kencang hingga membuat security bernama Dadang dan Dudung bingung saling menatap satu sama lain lalu menggeleng-gelengkan kepala.

****

Sementara itu ditempat lain para siswa dan siswi sedang fokus mengerjakan soal biologi untuk mengira letak lintang derajat salah satu pulau kecil.

Semuanya terlihat fokus dan sangat serius. Termasuk seorang siswa bernama Aiden Kyle.

Aiden sesaat melirik bangku disampingnya. Disana hanya ada bangku kosong. Aiden menatap bangku itu kemudian mengerutkan dahinya heran karena tak biasanya bangku disebelahnya itu kosong.

Entah kemana makhluk ajaib itu pergi. Harusnya hal itu tidak mengusik konsentrasinya saat belajar. Kemudian Aiden kembali pada fokusnya mengerjakan soal.

Lima menit kemudian Aiden berdiri membawa bukunya lalu memberikannya pada guru.

"Oh. Sudah selesai?" tanya Ibu Tina pada Aiden.

Cold BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang