Rasa Sayang.

25.1K 1.6K 2
                                    

Halo, semuanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, semuanya!

Cerita saya yang berjudul 'Lautan dan Janjinya' ini, terinspirasi dari sebuah tragedi pada 2014 silam. Selain itu, ada beberapa hal yang saya ubah. Dalam artian tidak sesuai dengan tragedi yang sebenarnya. Cerita ini juga mengambil beberapa kehidupan asli dari orang-orang yang saya kenal atau bahkan saya sendiri.

LAUTAN DAN JANJINYA

"Hari dimana mimpi-mimpi berenang mengarungi samudra."

Rasa sayang Adra pada ibu tidak akan pernah habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa sayang Adra pada ibu tidak akan pernah habis. Bahkan, pada saat si ibu hampir membunuhnya dengan tangan kosong pun tidak mengurangi rasa sayang Adra sedikit pun. Dulu, ayah yang selalu melindunginya saat ia dipukul. Beliau rela berdiri tangguh dalam kondisi terburuk untuk memberikan yang terbaik untuk Adra. Sekarang, ayah sudah pergi jauh dan mustahil untuk kembali. Kini, Adra sendiri lah yang harus melindungi tubuh ringkihnya dari tangan ibunya.

"Dasar anak tidak berguna! Penyesalan terbesar saya adalah punya anak seperti kamu! Anak bodoh, kamu benar-benar tidak pernah membanggakan saya sedikit pun. Kalau bisa saya bunuh, akan saya bunuh kamu dari dulu!"

Adra tidak melawan. Dia terus meringkuk, memeluk tubuhnya erat, mencoba melindungi tubuh kecilnya dari amukan si ibu. Karena, mau sekeras apapun Adra membela dirinya, ibunya tidak akan pernah berhenti sampai dia merasa puas.

"Binara, Nak. Sudah, nak. Sudah. Dia anak kamu!" nenek mencoba menyadarkan Ibu. Namun, seolah tuli. Ibu semakin membabi buta memukuli Adra.

"Dan Kamu!" ibu menunjuk ke arah nenek yang sedang menatap Adra dengan tatapan sayu, air mata sudah mengalir deras menangisi cucu satu-satunya yang terkulai lemas.

"Kamu jangan pernah membela anak ini lagi! Kalau terus dibela, Dia akan semakin menjadi-jadi! Liat?! KARENA DIDIKAN KAMU DIA JADI PRIBADI YANG BURUK SEPERTI INI!"

Adra mencoba berdiri, memeluk kaki ibunya. "B-bukan salah nenek, bu. Adra sendiri yang tidak bisa membanggakan ibu. A-adra minta maaf."

"MAAF? KAMU SELAMA INI SELALU MINTA MAAF. TAPI, LIAT. ADA PERUBAHAN?! TIDAK ADA, ADRA! IBU MALU PUNYA ANAK SEPERTI KAMU!"

LAUTAN DAN JANJINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang