Beberapa menit lagi, bel istirahat akan berbunyi. Rachel sudah merapikan bukunya, "Buku lo mana, di curi tuyul?" tanya Aurora yang ada di sampingnya.
"Di curi pocong," balas Rachel.
"Pocong kan tangannya diiket, gimana bisa nyuri?"
"Oh iya, lagian mana ada setan siang-siang gini?"
"Ada," jawab Aurora singkat, Rachel menoleh.
"Serius?"
"Iya, ini yang lagi ngomong sama gue." tegas Aurora.
"Ingin ku berkata kasar."
"Ya udah!" tantang Aurora.
"Kasar," kata Rachel dan bel istirahat berbunyi, "Btw, mau kemana kita hari ini?"
"Ke kantin, emang mau kemana lagi? Jangan bilang lo mau ngajak gue bolos."
"Dih! Gue pengen ketemu sama yang namanya Zaki."
Aurora mengangkat bahu acuh dan berjalan keluar kelas lebih dahulu. Tak ada tempat lain, kantin adalah tempat favorit mereka. Mungkin tidak hanya mereka, tetapi beberapa siswa yang selalu menunggu bel istirahat berbunyi.
Aurora datang dengan sebuah nampan yang berisi makanan yang mereka pesan. Rachel tak pernah ingin mengantre, jadi Aurora yang harus mengalah untuk mendapat asupan di jam istirahat.
"El? Ngapain, sih, toleh sana-sini? Kayak orang dongo," tanya Aurora yang melihat Rachel yang belum menyentuh makanan pesanannya sama sekali.
"Nyari yang namanya Zaki, mana mereka?"
"Mereka emang gak pernah ke sini."
"Terus?" Aurora meminum minumannya sebelum menjelaskan semuanya.
"Mereka selalu nongkrong di warung yang ada di samping sekolah. Mereka ke sana lewat belakang sekolah, tapi masih belum ada yang tau jalannya dan cuman anak-anak nakal aja yang tau. Beberapa guru udah tau kelakuan anak-anak yang sering ngerokok di jam istirahat. Tapi, gak tau kenapa gak di tindak lanjutkan."
Rachel terlihat bingung, "Terus, kapan waktu kita bisa ketemu sama anggota geng rusuh?"
"Waktu pulang sekolah," jawab Aurora.
Oke, dipastikan Rachel akan pulang terlambat hari ini. Padahal Rachel selalu menunggu bel pulang berbunyi. Rachel tidak pernah menyukai suasana sekolah. Saat duduk di sekolah menengah pertama, dia dikeluarkan dari sekolah karena tugasnya yang tak pernah selesai serta dirinya yang jarang masuk sekolah.
Dia lebih memilih menghabiskan uangnya dan tidak pergi ke sekolah. Malah justru dia sering memanjat pagar sekolah untuk kabur dari sekolah.
Rachel sudah memiliki otak kriminal sejak kecil. Ayahnya bahkan sudah mengajaknya konsultasi pada beberapa dokter anak agar tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya. Tapi, Rachel baik-baik saja dan normal seperti anak seusianya.
"Kita ngapain ke sini?" tanya Rachel saat Aurora menuntunnya untuk menuju lapangan.
"Yang gue denger sekolah kita bakal tanding sama sekolah sebelah. Makanya tim basket kita ada latihan setiap hari. Berhubung Zaki itu kapten basket, jadi dia pasti ikut latihan di lapangan. Jadi, ikut aja ayo!" jelas Aurora. Rachel menurut dan mengikuti langkah sahabatnya.
Saat perjalanan menuju ke lapangan basket, Rachel dan Aurora melewati beberapa siswi yang sedang berlatih. Mereka yakin sekali kalau itu adalah ekstra cheerleaders.
"Keren, ya, mereka?" celetuk Rachel.
"Lo mau ikut ekskul itu?" tanya Aurora.
"Mau, kalo sama lo. Ntar gue yang jadi tukang lempar terus lo yang gue lempar."
YOU ARE READING
EL!
Teen FictionRachel Kadelyn. Gadis cerdas dengan banyak ide yang tak dapat diduga. Gadis nakal dengan tingkah laku yang membuat semua orang menggelengkan kepala. Gadis yang tak pernah mengerti apa itu cinta. Sampai akhirnya, dia merasakan rasa yang tak pernah ia...