Selamat bekerja keras, Ayuna!
Hari Minggu pagi, seorang perempuan memulai paginya dengan bekerja di sebuah Cafe. Ada alasan tertentu untukku mengambil pekerjaan ini, salah satunya adalah menabung.
Tidak banyak orang yang mengetahui kegiatan ku ini. Dan orang yang mengetahui tentang pekerjaan ini hanya Lucas dan keluarganya.
"Hot capuccino satu dan cheese cake satu" Pesan seorang pelanggan pertama di pagi ini.
Tanganku bergerak menekan pesanan di tombol layar komputer, "Ada tambahan lagi?" tanyaku.
"Enggak mbak, itu aja"
"Di tunggu sekitar 10 menit ya Kak. sambil menunggu kakaknya bisa duduk di sana" Aku menunjuk sebuah kursi dengan sopan.
Sekarang pemandangan yang di lihat berubah, mesin pembuat kopi berserta peralatan lain, dan mesin pembuat kue beserta perintilannya.
Tepat 10 menit setelahnya makanan sudah berada di tangan pelanggan.
Pada saat bel berbunyi, Aku harus menghampiri meja dengan nomor yang terpampang di layar. Dengan membawa buku menu dan iPad mini untukku menulis pesanan.
"Silahkan" Aku meletakkan buku menu di atas meja.
"Oma mau pesan apa?" seorang perempuan muda bertanya pada perempuan berumur di depannya.
"Oma Red Velvet cake sama teh melati aja" Perempuan berumur yang dipanggil Oma itu melihat ku ramah.
"Kalau saya ice Frappuccino ya mbak" Ucap perempuan muda itu.
"Ditunggu pesanannya 15 menit lagi ya kak, nek" Aku kembali ke belakang untuk menyiapkan pesanan.
Cukup melelahkan kalau harus bekerja sendirian beberapa hari ini. Padahal Tante Yera sudah memasang selebaran lowongan pekerjaan di depan cafe.
Kurang dari 15 menit aku sudah kembali ke meja tadi. Aku memindahkan satu persatu piring dan gelas dari nampan ke atas meja.
"Selamat menikmati" aku tersenyum ramah menatap nenek dan perempuan muda itu bergantian.
"Mbak, tunggu"
Badan ku sontak berbalik, "Ada apa Kak?"
"Bisa di tunggu sebentar gak, nak? soalnya cucu Oma baru sampai di depan, dia juga mau kopi, tapi Oma gak tau kopi kesukaannya."
"Kalau begitu saya ambil buku pesanan dulu ya, nek"
"Iya"
Saat kembali, mataku melebar melihat lelaki yang duduk di samping nenek itu. Lelaki tampan dengan pembawaan dingin berada di satu sekolah yang sama denganku.
Saking terkejutnya aku tak sengaja menjatuhkan buku menu yang berada di tanganku. Buku itu menyenggol gelas teh yang berada di depan nenek, sehingga teh panas itu mengenai celana nenek.
"Astagfirullah, maaf nek, aduh gimana dong" aku langsung mengambil beberapa lembar tisu, kemudian mengelap celana nenek.
"LO GIMANA SIH?!" Algara seketika berdiri dan berteriak.
"M-Ma-Maaf ya Nek" Suara ku bergetar, masih sambil mengelap celana nenek.
"KALO GAK BECUS KERJA, NGAPAIN KERJA?!" Bentak Algara menyeramkan.
Aku masih terus mengelap celana nenek itu sambil menunduk, tidak berani menatap wajah Algara.
Nenek itu menepuk bahuku, "Udah, ini gapapa kok. Ayo berdiri" Nenek membantuku untuk berdiri.
"Nek..."
"Jangan panggil nenek, panggil Oma aja" Nenek itu masih tersenyum pada Yuna.
"NENEK NGAPAIN SIH MASIH BAIK-BAIKIN DIA?!"
"Alga, udah ya, kamu kasar banget" Ucap Oma, membuat Algara terdiam.
Kepala ku masih menunduk, Bentakan Algara membuat ku takut setengah mati. Bagaimana tidak? Dari kabar yang aku dengar, Algara juga seorang ketua geng motor yang jahat.
Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tangan ku yang masih gemetar.
"Maafin cucu Oma ya" Suara Oma terdengar lembut dan hangat.
"Oma, ayo pulang" Ajak Algara dengan suara yang berubah drastis.
"Oma pulang ya" Oma melirik nametag yang terpasang di baju ku, "Yuna"
Aku menaikkan kepala, melihat kepergian Oma, perempuan muda, dan Algara melalui kaca yang terpasang sebagai dinding. Sebelum pergi Algara sempat melihat ke arah ku tajam.
Menjelang malam makin sedikit pelanggan yang datang. Lonceng yang berada di atas pintu Cafe berbunyi, Aku yang tadinya berada di belakang langsung berlari.
"Silahkan pesanannya?" tanyaku sambil menatap layar komputer.
"Apaan sih lo?" suaranya tidak asing.
"Kok lo dah nyampe? gue kan belum minta jemput" Tanya ku pada sosok lelaki yang selalu ada untukku, Lucas.
"Gue udah laper nih. Lo masih lama emang?" Lucas duduk di kursi tunggu.
Aku duduk di samping Lucas, "Udah sepi sih, cuma masih ada satu jam lagi buat tutup"
"Yaudah Yun tutup aja, lagian Tante Yera pasti maklumin" Goda Lucas.
"Oh tidak bisa" Aku beranjak dari duduk, kemudian mengelap meja-meja yang kotor.
Satu jam berlalu. Dan benar saja apa yang dikatakan Lucas, tidak ada lagi pelanggan yang akan datang.
Sepanjang perjalanan mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aku sibuk mengamati gedung-gedung dan rumah yang di lewati, sedangkan Lucas fokus mengendarai motor.
"Cas" Panggil Yuna dengan suara keras
"HAH?!" suara Lucas tak kalah keras.
"Nanti aja deh!"
"HAH?! APAAN, YUN?!"
"NANTI AJA, BUDEG!"
Lucas memarkirkan motor di depan rumah makan milik pak Lee. Kwetiaw extra pedas dan es jeruk peras menjadi menu andalan keduanya jika makan di sini.
"Tadi mau ngomong apa?" Tanya Lucas sambil menunggu makanan datang.
" Tadi siang gue ngelakuin kesalahan" ucap ku menggantung.
"Wajar aja"
"Gue gak sengaja numpahin teh panas ke Omanya Algara" Lanjut Yuna.
Lucas sontak menoleh ke arah Yuna, "Tapi lo gapapa kan?"
"Ya gue gapapa, Tapi-"
"Tapi apa?" aku menaikkan kedua bahu untuk menjawab Lucas.
"Nih dimakan dulu kwetiaw nya" Pak Lee meletakkan kedua piring berisi kwetiaw.
"Makasih pak" ucap kita barengan.
"Sama-sama"
Setelah mengantarkan sampe depan rumah, aku langsung menuju kamar. Karena terlalu lelah bekerja, dan juga beberapa tugas sekolah belum terselesaikan.
*****
Saat mentari baru saja naik, aku sudah rapih dengan seragam dan tas ransel ku. Kemudian ke lantai bawah untuk sarapan.Tidak ada obrolan selama sarapan, aku menatap sekilas kedua orang tua ku sedang sibuk dengan gadget nya masing-masing.
"Maaah, Paaaah ayo berangkat!" Suara saudariku, Nabila memenuhi ruangan.
"Iya sayang, kamu sarapan dulu sini" Suruh mama lembut.
Mataku melebar melihat kedatangan Bila ke ruang makan. Dia memakai seragam yang sama denganku.
"Lo ngapain pake seragam itu?" tanya ku.
Dia mengacuhkan pertanyaanku. akhirnya aku melempar pertanyaan kepada kedua orang tuaku.
"Nabila bakal sekolah di SMA Ganda"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUR
Teen FictionPerempuan yang berkeingin memiliki kekuatan bisa 'menghentikan waktu' untuk sementara waktu, supaya dirinya bisa bernapas lega dan beristirahat. "Gue iri sama mereka yang udah berbeda alam sama kita" Kata gadis itu. "Maksud lo?" Seorang lelaki menol...