Cinque * starts *

2 1 1
                                    

*Yakinlah, jika hari ini harimu tidak sesuai rencana dan banyak kejadian yang membuatmu lelah. maka besok harimu akan menjadi hari yang bisa membuatmu merasa bersyukur dan bahagia*

Yuna kembali menghampiri kedua sahabatnya di parkiran. Tanpa di suruh, dirinya langsung masuk ke mobil bagian penumpang.

"Loh? Lo ngapain Yun?" Shila yang berada di kursi pengemudi memutar setengah badannya.

"Ya naik" balasnya. "Katanya mau ngemall kan?"

"Bukannya lo mau ada rapat OSIS ya setelah ini?" tanya Lia.

"Rapat OSIS?" Dahi Yuna mengernyit, bingung.

"Iya, tadi Geo nyariin lo lewat kita. Terus dia nitip salam ke lo, katanya lo di tunggu di ruang OSIS" Lia menjelaskan.

"Ah iya" Yuna menepuk jidatnya pelan, berakting pura-pura lupa. "Kalau gitu gue ke ruang OSIS dulu ya!"

"Yaudah sana, Fighting Yuna!" Lia mengangkat tangannya yang mengepal, lalu di hentakan pelan.

"Kalian have fun ya!" Tangan Yuna melambai kepada mobil yang baru saja keluar dari area parkiran.

Dirinya pun kembali berbohong.

Di Cafe Yuna terus-menerus mengucapkan terima kasih kepada Geo, sampai membuat telinga lelaki itu lelah mendengarkan.

"Aduh Ge, kalau gak ada lo mungkin gue udah diomelin Tante Yera gara-gara bolos kerja" ucap Yuna.

Geo hanya berdehem.

"Gue harus apa Ge, supaya bisa membalas jasa-jasa lo selama ini?" ucapnya mengalahkan berbagai macam drama sedih.

Lelaki itu menggelengkan kepala mendengar segala ucapan dan tingkah Yuna.

Tidak terasa 8 jam berlalu. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Ngapain lo masih disini?" tanya Yuna melihat Geo yang masih berdiri di sampingnya.

"Nunggu angkot"

"Bukannya lo bawa motor ya?" Yuna menatap intens lelaki itu.

"Oh iya gue lupa" Ucap Geo bohong, setelahnya kebelakang untuk mengambil motor.

Saat Geo kembali ke depan dengan motornya, Yuna sudah tidak ada di tempat. Pikirnya, Yuna sudah pulang bersama dengan Lucas.

Namun, Geo salah.

Kaki Yuna melangkah keluar dari angkutan umum. Semua berjalan seperti biasanya, sampai di seberang jalan dirinya baru merasa ada seseorang yang mengikuti.

Kepalanya menoleh. Ternyata benar, ada dua orang lelaki dengan pakaian serba hitam dan topi yang menutupi setengah wajahnya.

"Itu bukannya yang ada di angkot tadi" gumamnya pelan.

Kakinya kembali melangkah pergi. Tetapi tujuannya bukan kerumah, melainkan memutari taman besar yang ada di komplek.

Alasannya tidak langsung pulang adalah karena dia takut kalau keluarganya yang akan mendapat bahaya.

Suasana di taman sangat sepi, membuat Yuna semakin was-was dan merinding. Tiba-tiba sebuah tangan memegang bahunya.

Yuna menelan ludah. Kemudian dengan gerakan cepat dia mampu membuat lawan terpojok. Sekarang keadaanya yuna berada di balik punggung lelaki tinggi itu sambil mencengkram kuat tangannya. Tetapi sekalipun Yuna tidak mendengar rintihan kesakitan.

"Lo siapa sih?!" tanya Yuna galak.

Tidak ada jawaban.

"Perasaan orang-orang tadi pada pake jaket hitam, tapi kok..." gumam Yuna pelan.

Yuna melongok ke depan, dan ternyata kedua lelaki yang menguntit dirinya masih aman di depan sana.

"Pasti lo temen-temen dari mereka kan?!" tuduh Yuna, tetap tidak mendapat jawaban.

Sedetik kemudian si pemilik tangan berhasil lepas dari pegangan Yuna. Anehnya dia malah mengejar kedua lelaki penguntit.

"Algara?" Mata Yuna melebar saat pemilik tangan berbalik.

Algara hanya melirik Yuna tajam, kemudian pergi bersama dengan motornya yang tak jauh dari sana.

*****

Hari berikutnya....

Pagi ini sudah di suguhkan dengan kabar perpindahan Algara ke kelas 11 IPA 3. Lelaki itu sekarang duduk tepat di belakang bangku Yuna.

Pikirannya kembali mengingat kejadian tadi malam. Rasa bersalah kembali muncul kepada Algara.

"Yuna, Kamu kenapa?" tegur Bu Suyeon yang melihat wajah cemas Yuna.

Yuna menggeleng cepat, "Enggak Bu"

"Oke kalau gitu kita sambung pelajarannya ya"

Tidak lama jam istirahat berbunyi, Yuna langsung meregangkan otot-otot di tubuhnya.

"YUNA! YUN! LO DI PANGGIL BU NAYLA DI SURUH KE MADING!" Teriak siswa dari kelas lain.

Padahal hanya dirinya yang di panggil untuk ke Mading. Tetapi yang datang hampir semua teman di kelasnya, karena penasaran.

Ternyata di sekitar Mading pun tidak kalah ramai. Yuna berhasil menyelundup masuk, melewati ramainya manusia yang menutupi Mading.

Terdapat surat pengumuman yang memberitahukan tindak disiplin untuk siswi bernama 'Ayuna kerenia'.

Seperti namanya tindak disiplin berfungsi untuk mendisiplinkan anak yang baru saja membuat masalah, seperti Yuna. Tidak hanya untuk mendisiplinkan, pihak sekolah juga bisa mengeluarkan sang anak dari sekolah jika masalahnya tidak bisa di tolerin lagi.

Keputusannya ada saat persidangan nanti. Sidang tidak hanya di hadiri oleh para guru, tetapi dihadiri oleh para komite sekolah, kepala sekolah, para murid, dan kepala yayasan.

"Persidangan? besok?!"

"Kok sekarang sistemnya sidang-sidang an lagi ya?" ucap Firda yang tiba-tiba berada di samping Yuna.

"Sabar ya Yun, mungkin--"

"Kurang sabar apa gue" Yuna memotong ucapan Lia.

"Minggir semua!"

Yuna, Shila dan Lia membalikkan badan. Iyap, barisan terbuka untuk seorang Sandra berserta dayang-dayangnya.

"Kasian banget sih lo" Sandra melihat surat pengumuman sambil tertawa pelan. "Makanya jangan sok tau deh jadi orang"

"Sok tahu?" Yuna ikut tertawa. "Gue cuma mau menyadarkan orang gak tau diri aja"

"Lo berani juga ya sama gue" Sandra memunculkan senyum liciknya.

"Emangnya lo gak tau gue siapa?" tanya Sandra.

"Bukan urusan gue, lagi pula lo tuh gak penting" jawab Yuna santai.

"Gue baru liat manusia kayak lo di SMA Gandra"

"Iya, karena gue langka" Yuna berbalik menghadap Mading lagi.

"Bukan langka, tapi gak tau diri juga"

Yuna hanya tersenyum dengan suara.

"Girls, ada yang tau gak, kenapa gue bilang dia gak tau diri?" tanya Sandra dengan suara kencang.

"Gue!"

Yuna tahu dan sudah hapal suara ini.

"coba sebutin"

"Pertama, Lo bisa masuk sekolah ini karena bokapnya Bila yang tajir. Kedua, Sebenarnya lo sama Bila itu bukan saudari kandung"

Mata Yuna melebar. Tetapi dia masih bisa mengontrol emosi dan ekspresi wajah.

"Ketiga, Lo cuma numpang di rumah Bila karena bokap nyokap lo ngebuang lo. dan ke empat, Lo kerja sebagai pelayan di kafe" Cindy menyelesaikan ucapannya.

Badan Yuna seketika berbalik.

~~~~~

Alhamdulillah, semoga sukaa!!!

ALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang