Juli memotret sejumlah bahan baku bom seperti aceton cair, hidrogen klorida (HCL), termometer, serbuk aluminium, gotri serta TATP (triaceton triperoxide) menggunakan smartwatch-nya. TATP adalah bahan kimia yang sangat mudah terbakar. Bahan peledak yang menggunakan bahan kimia tersebut akan tergolong sebagai high explosive atau berdaya ledak tinggi.
"Shit!" gumam Juli saat tertangkap basah.
Perlahan Juli melangkah mundur saat beberapa orang mulai mendekat ke arahnya. Juli menatap orang-orang itu dengan tatapan menyalang. Ia mengambil langkah seribu dengan sigap. Di otak Juli hanyalah menghindari para security itu agar identitasnya tidak terbongkar.
Para security itu pun segera berlari mengejar Juli. Salah satu dari mereka berteriak agar beberapa rekan kerjanya bisa menghadang pergerakan Juli di tempat lain. Meski rasa lelah telah merasuki tubuh Juli, namun ia terus berlari mencari pintu keluar.
"Mau kemana kamu?!" teriak salah satu security yang berbadan besar.
Juli menghentikan langkah, ketika lima orang security menghadangnya. Deru napas Juli tersengal-sengal. Kepalanya menggeleng saat ia sudah terkepung. Tak ada jalan untuk bisa lolos dari kepungan itu.
Para security itu mulai maju menyerang Juli. Tidak ada cara lain bagi Juli untuk menyelamatkan diri selain melawan. Ia bersiap-siap untuk melawan siapa saja yang maju menyerangnya. Kedua matanya menatap waspada para security yang sudah mengepung.
"Tangkap dia!" pekik security tersebut.
Mereka segera maju menyerang. Dengan sigap Juli menangkis untuk menghindar dari serangan itu. Ia meninju wajah seseorang yang akan memukulnya. Lantas menendang seseorang yang akan menghampirinya. Pertahanannya goyah, ketika seseorang memukulnya dari belakang. Namun Juli masih mencoba untuk bangkit dengan sisa-sisa tenaganya.
Juli kembali memukul lantas menendang beberapa orang yang akan menangkapnya. Ia pun tak segan-segan memelintir tangan lawan yang sudah mencengkram jaketnya. Jumlah lawan yang terlalu banyak membuat Juli terpontang-panting. Hingga sebuah pisau menusuk perutnya.
Deru napas Juli memburu. Menandakan dirinya yang sudah teramat lelah. Namun ia tak boleh menyerah sampai berhasil melarikan diri. Diambilnya sebuah benda dari saku celana–permen karet.
Juli mengunyah permen karet tersebut dua kali sambil melangkah mundur sembari melawan agar tidak tertangkap. Kemudian membuang permen karet itu ke tempat yang sedikit jauh dari bahan peledak sebelum melarikan diri melewati barisan drum-drum minyak dan memanjat tembok layaknya seorang parkour profesional.
"Kejar!" teriak seseorang yang masih mengejar Juli sebelum suara dentuman keras terdengar dan membuat semua pergerakan terhenti.
BOOM!!
♡♡♡
Setelah merasa aman dari persembunyian, Juli bergegas keluar. Ia berjalan mencari taksi sambil membuka masker hitam yang dipakainya. Tangan kanannya menekan perut yang sudah bersimbah darah. Baju serba hitam yang dikenakannya mampu menutupi warna merah darah yang sedang mengalir.
"Ke Rumah sakit, ya, Pak," kata Juli setelah memasuki sebuah taksi yang sedang mengantri mencari penumpang.
Supir tersebut langsung menyahut, "Rumah sakit mana, Mbak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Youniverse
Short StorySemua tentang kamu. Antara asa, cinta dan keluarga. Apa pun itu, ketiganya akan menjadi satu. Satu yang mungkin tak akan pernah bisa dipilih olehmu. Apakah kamu mampu? Mampu mewujudkannya menjadi satu? Semoga begitu, karena kamu adalah Youniverse-ku.