Chapter 2 : Erika

7 0 0
                                    

"Kalian ingat Erika?" tanya Angel kepada wolf, Eagle, dan Nick

"Anak SMA yang tinggal tidak jauh dari sini kan?" ujar Eagle

"Ya. Kudengar dia diculik Wellbert . Tua bangka itu selalu saja membuatku jijik"

Seorang pejabat yang Angel benci menculik gadis itu untuk dijadikan istrinya. Sungguh pedofil yang menjijikan

Tentu saja Angel tau itu karena dia punya akses yang sangat luas ditambah dengan keahlian Eagle dalam bidang intel

"Oke kami mengerti" ujar Wolf

"Eits.....siapa bilang kalian akan bekerja sama? Eagle kau urus gadis itu dan Wolf kau culik anak pejabat itu"ujar Angel. Biar si tua itu merasakan bagaimana berpisah dengan anaknya

"Baik/Okelah"ujar Wolf dan Eagle bersamaan

Setelah berdiskusi dan memilih target berikutnya, Angel dan Nick akhirnya memutuskan untuk pulang. Mereka juga punya kehidupan sendiri, kehidupan yang lain. Bukan sebagai pembunuh tapi sebagai orang biasa

Setibanya mobil mereka di depan hunian megah milik Angel terlihatlah dua orang satpam disana yang membukakan pintu dengan wajah berseri. Angel turun sebelum mobil itu masuk ke dalam halaman rumah. Angel menghampiri dua satpam itu dan memberikan mereka sejumlah uang untuk menutup mulut

“Kalian ingat perjanjiannya” ujar Angel, mereka mengangguk. Ini adalah perjanjian Angel dengan satpam itu untuk menutupi rutinitas dirinya di malam hari, Angel akan memberi sejumlah uang untuk menutup mulut mereka. Itulah alasan wajah mereka selalu berseri jika Angel tiba-tiba pulang pada dini hari padahal mereka tidak pernah tau kapan Angel pergi dan mereka tidak tau apa yang majikannya dan bawahannya lakukan hingga pulang selarut ini

Angel tersenyum sinis kemudian kembali memasuki mobil. Nick pun melajukan mobil ke dalam rumah tepatnya di garasi bawah tanah rumah ini. Angel mengutak atik smarthphone berbentuk jam ditanggannya untuk memanipulasi CCTV di rumah ini khususnya ketempat-tempat yang akan Angel dan Nick lewati, membuatnya seakan Angel dan Nick tidak pernah kesana tapi CCTV itu masih dalam keadaan hidup. Setelah selesai barulah mereka keluar seusai memarkirkan mobil

“Ini sudah sangat malam. Mereka pasti sudah mematikan lampunya. Apakah Nona perlu bantuan Saya untuk naik ke atas?”

“Tidak. Aku bisa sendiri. Lagipula ini sudah larut, kau perlu bangun pagi untuk bekerja bukan?” Nick mengangguk kemudian izin pamit undur diri. Angel langsung menjatuhkan dirinya diatas kasurnya begitu sampai dikamarnya. Dia menunggu satu menit untuk kembali menyalakan CCTV seperti biasa, satu menit adalah waktu yang dibutuhkan Nick untuk sampai ke kamarnya. Angel pun kemudian terlelap, hari ini begitu melelahkan

****

Pagi-pagi sudah terdengar suara gaduh dibawah. Dalam keadaan setengah sadar Rio menyumpahi siapapaun yang berbuat gaduh sepagi ini. Ayolah…apa mereka tidak bisa membiarkannya tidur? Rio baru saja tidur dini hari tadi, tolong mengertilah…sepertinya kesialan untuk kesekian kalianya akan menghampiri Rio hari ini

“ARRRGGHHH… pagi-pagi udah kek pasar ni rumah, nggak tau apa kalau gue ngantuk banget” kesal Rio, akhirnya dia pun memutuskan untuk turun, hanya untuk memberitahu mereka agar tidak berisik dan kembali tidur

Suara itu semakin keras terdengar dikepala Rio, denyutan di kepalanya pun kian terasa. Rio melongokkan kepalanya melihat ke bawah tepatnya ke meja makan di bawahnya. Kamar Rio memang berada di lantai dua

“BERISIK BANGET SIH KEK ONTA MAU LAHIRAN… Kak berhenti debat sama anak Lu. Malu, nggak etis banget berantem sama bocil kasian noh Bini Lu sampe pusing, dan Pa berhenti debat sama Bunda. Percuma Bunda maha benar disini” ujar Rio. Semuanya malah melongo melihatnya

Death HoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang