🌸 06 🌸

57 17 4
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Agil mengantar Nadh pulang setelah mereka resmi berbaikan. Ketika sampai, terdapat motornya Ray dan Haya yang sudah terparkir di depan rumah Nadh. Pasti ketiga sahabatnya itu sudah ada di dalam, dan sedang mengamatinya lewat jendela.

"Mereka mau ngapain, sayang?" Tanya Agil.

Nadh tahu, tujuan mereka datang pasti untuk mengecek kondisinya. Apalagi tadi Haya sempat melihat lebam di tangannya. Tapi tidak mungkin Nadh mengatakan maksud kedatangan mereka secara gamblang kepada Agil. "Mau revisian skripsi bareng palingan." Ia lebih memilih berbohong.

Tampaknya Agil percaya-percaya saja. Setelah ia berpamitan denga Bundanya Nadh, ia pun langsung pulang.

Mata Nadh terus memandang mobil Agil. Tatapannya nanar. Seakan ada berjuta rasa sakit yang ada dalam dirinya. "Hush! Ngeliatin apa sih?" Tegur Bunda.

"Nggak kok, Bun." Elak Nadh.

"Anaknya Bunda nggak lagi kenapa-kenapa kan?" Tanya Bunda penuh selidik.

"Enggaklah Bun. Masa baru habis ketemu pacar aku kenapa-kenapa." Nadh pandai menyembunyikan rasa sakitnya, baik secara fisik maupun psikis.

"Syukur deh kalau gitu." Bunda jadi lega. "Sana masuk, ada 3 serangkai tuh di dalam." Ujar Bunda.

"Iya Bun."

Begitu Nadh masuk, ia mendapati ketiga sahabatnya itu sedang duduk bersedekap di kursi samping pintu kamar Nadh. Tatapan mereka penuh selidik. Tentu saja Nadh paham maksud tatapan itu. Dia pun segera membuka pintu kamar. "Kalo mau ngomel, di dalam."

Mereka pun masuk ke dalam kamar Nadh. Hana yang pada dasarnya sangat tidak menyukai Agil, langsung mulai marah-marah. "Si anak gila itu ngapain elo?" Sebisa mungkin ia mengontrol suaranya agar tidak terlalu besar.

"Han, santuy plis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han, santuy plis." Kontrol Ray.

Nadh langsung menggulung lengan kemeja ke atas. Nampak ada beberapa lebam di tangannya. Kemudian dia berbalik, dan menurunkan bagian belakang kemeja sedikit. Ada lebam juga disana, tepat di bahu belakang.

FaodailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang