2. Upacara

101 9 8
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.30

Bel berbunyi sangat nyaring, pertanda upacara akan segera dimulai siswa siswi PENIDA pun berhamburan keluar kelas untuk berbaris dilapangan.

"Heuh ganggu aja deh padahal kan lagi di adegan yang menyedihkan," Lirih Riana sembari sesegukan karena terlalu masuk kedalam cerita itu.

"Dasar si lebay!" celetuk Nadia.

"Heh! Lu itu belum baca nih cerita jadi gak bakal ngerasain gimana-" bibir Riana dibungkam oleh telunjuk Letta.

"Iya deh iyaa! Makanya kalo gue mau minjem tuh kasihhh," gerutu Letta sebal.

Karna yaa, Riana akan pelit dalam hal meminjamkan barang yang dia sayangi, contohnya novel itu. Riana pelit bukan tanpa sebab, karna dulu teman satu kelasnya itu minjam tapi sampai sekarang belum dikembalikan Riana sih udah ngikhlasin tapi orangnya tuh gak ngomong minta maaf sama sekali.

"Gak ah males nanti novel gue rusak terus ilang." Sindir Riana dengan intonasi yang tinggi.

"Ya gak lah Rii, kita kan plennn ya gak mungkin gue gitu. Kalo misalkan gue gitu juga Lo tau kan rumah gue? nahh datengin aja yak," ungkap Letta.

Riana nampak berpikir dan ia pun beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke lapang, "iya nanti gue kasih pinjem. Yaudah hayuk nanti kena amuk pa Mamat abis nanti kita," Nadia, Letta, dan Carolyn pun langsung lari kecil mengekor Riana.

❄️❄️❄️

Upacara berjalan dengan mulus tanpa ada kerusuhan, Pak Dilan pun memberikan nasehat tentang kedisiplinan dengan baik.

"Upacara telah selesai, masing masing pemimpin pasukan membubarkan pasukannya." kata kata itulah yang dinanti para murid ini.

Setelah para pemimpin pasukannya berbicara lantang merekapun langsung berhamburan pergi keluar lapangan dan menuju kantin.

"Ngantin dulu yuk gais," ajak Riana.

Ketiga sohibnya pun mengangguk setuju dan langsung berlari kecil menghampiri kantin yang sedikit demi sedikit mulai banyak yang berkunjung sebentar ketempat ini.

Mereka berempat hanya memesan juice, karna yang dibutuhkan sekarang hanyalah minum sedaritadi tenggorokannya sangat kering.

"Gila ya, pak Dilan asa makin ganteng eung" celetuk Riana.

"Jelas dong, siapa dulu gituu. Pacar Nadia!"

Ketiganya dengan seksama menabok tubuh Nadia dan berteriak, "ngimpi lu ngab!"

Bad Girl VS Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang