Ada Masalah?

57 32 17
                                    

Hari ini adalah hari pertama Dean berstatus sebagai siswa di SMA Galaksi dan awal yang baru pula bagi dirinya sebagai Kapten basket untuk tim basket kebanggan sekolah itu.

Bagi Dean, ini sebenarnya bukan hal yang sangat berat atau sulit, namun juga bukan hal yang mudah. Karena sebetulnya Dean sudah biasa dengan dirinya yang lumayan sering berpindah-pindah sekolah sejak ia sekolah dasar.

Kenapa begitu? Oh iya.. selama beberapa chapter sebelumnya, tidak pernah terdeskripsikan oleh penulis siapa dan bagaimana sosok sebenarnya Dean Anggara ini.

Dean Anggara. Anak kedua dan terakhir dari dua bersaudara. Keluarga? Dean hanya anak biasa dari keluarga biasa pula. Hobinya bermain dan sangat handal dalam menggeluti banyak bidang olahraga. Sampai-sampai ia di gadang-gadangkan sebagai rajanya olahraga bagi orang-orang yang mengenalnya.
Tidak hanya sosoknya yang di kenal atletis, sebenarnya ia juga lumayan pintar dalam akademik. Namun ketika ditanya kenapa ia tidak lebih rajin lagi belajar, maka ia akan menjawab "aku memilih olahraga. Dan ini adalah pilihanku, aku bahagia karenanya"

Ah sudahlah.. kita lewatkan saja dulu bagian ini, hingga serangkaian cerita berlanjut akan diketahui siapa sosok Dean.

▪︎▪︎▪︎

Kantin SMA Galaksi

"Halo" sapaku pada gadis mungil yang sedang duduk sambil menyantap sandwich dari bekalnya. Pandangannya tidak terlepas dari buku di hadapannya.

Tidak ada jawab darinya, sekedar tatapan melihatku sebentar yang kuanggap itu adalah responnya terhadap sapaanku tadi.

"Kayra. Ini pulpen lo. Waktu pertama kita ketemu pas hari libur, ketinggalan di meja guru" aku menyodorkan pulpen antik yang tempo hari ia tinggalkan.

"Makasih, dari kemaren gue cari-cari gaada. Ternyata ada di lo" jawab Kayra sambil kulihat raut wajahnya sedikit senang, namun masih di sembunyikan.

Melihat itu, aku merasa sepertinya mood Kayra sedikit lebih baik daripada pertemuan kami sebelum-sebelumnya.

"Kayra. Lo gaada temen? Kenapa sendirian terus?"

Mendengar pertanyaanku, Kayra langsung menatap sinis dan menghentikan aktivitas makan dan membaca bukunya.

"Dean, gue gatau lo ada motif apa ke Gue sampe lo selalu mau tau apa yang Gue lakuin. Tapi, satu hal penting yang gue rasa lo perlu tau. Jangan pernah ngomong lagi ke Gue kalo bukan hal penting. Lo cuma akan buang-buang waktu lo, dan waktu gue juga. " jawab Kayra, sambil membenahi makanan dan buku yang sepertinya untuk di bawa Kayra kembali ke kelas.

Entah kenapa aku merasa itu seperti sebuah peringatan.
Tapi kali ini karena mendengar Kayra berbicara dengan kalimat yang paling panjang dari kalimat sebelum-sebelumnya, aku rasa ini bukan hal yang bisa kuacuhkan.

Kayra segera beranjak dari bangku dan langsung berjalan kearah koridor kelas.

Entah kenapa, setiap berada didekat gadis mungil ini Aku selalu ingin mengikutinya dan seperti ada perasaan 'ingin melinduginya? Ataukah hanya sekedar rasa penasaran?'

Lagi-lagi kali ini didalam diriku selalu menuntut untuk mengikutinya. Di koridor, setelah langkah kakinya terhenti karena aku menghalanginya, aku menanyakan hal yang mengganjal pikiranku sedari tadi.

"Kayra. Gue mau nanya. Kemaren di toko buku Mall Galaksi, lo kenapa pingsan?"

▪︎▪︎▪︎

Langkah kakiku berhenti dan aku tentu saja tersentak karena pertanyaan dari Dean.
Apa-apaan dia sampai berani menyinggung hal ini di depanku langsung? Bahkan di sekolah?

Sepintas itu adalah kalimat yang ada dipikiranku. Tapi-

"T- tunggu sebentar. Kok lo bisa tau gue kemaren dimana, dan apa yang terjadi sama gue?" Tanyaku dan langsung membalikkan badan menghadapnya.

"Kok lo diam?" Dean tidak merespon pertanyaanku. Aneh, padahal dia yang duluan membahas ini.

"Kemaren sebenarnya gue ada di toko yang sama. Lagi beli sepatu basket sama yang lain. Trus pas Gue lewat, tiba-tiba ada orang pingsan dan ternyata itu lo. Makanya spontan gue tolongin" jawab Dean santai.

Aku terpaku mendengar pernyataan Dean.
Kupikir bagaimana ini bisa kejadian dan kenapa harus dia orang yang melihatku di situasi seperti itu?

"Dean. Gue gak tau emang ini semua kebetulan atau gimana. Tapi, tolong jangan pernah peduliin gue mau gimana pun kondisi gue"

"Hah? Lo serius ngomong gitu? Gimana bisa gue gak peduli sedangkan Lo pingsan di tempat umum, dan gue kenal sama lo. Lo pikir dimana hati nurani gue?" Aku cukup terkejut dengan jawaban dari Dean. Ia terdengar sedikit geram.

"Dean, biar gue perjelas. Kita gak kenal. Kita gak pernah kenalan. Dari awal gue ngeliat lo, gak pernah gue bales jabatan tangan lo atau perkenalan diri ke lo. Jadi, stop berlagak paling mengenal gue."

Aku tak tahu entah kenapa perasaanku sekarang layaknya terombang-ambing. Setelah mengatakan itu, aku langsung pergi meninggalkan koridor sekolah yang tiba-tiba terasa sesak.

'Maaf. Lo orang yang baik Dean. Tapi gue gak mau lebih banyak orang yang mengenal gue. Apalagi lo selalu ada di saat-saat gue lemah. Gue malu, sorry.' Batinku selama menuju kelas.

▪︎▪︎▪︎

Saat itu Dean hanya terpaku di Koridor penghubung murid-murid untuk menuju Kantin sekolah.

"Astagaa! Kenapa sih gue selalu gak bisa cocokin timing nya sih?! Kenapa gue selalu aja buat keadaan kacau gini dengan pertanyaan- di pikiran gue?!! Argggh" Dean sedikit menendang angin pertanda kesalnya. Ia menggerutu dan merasa bersalah, karena pertanyaannya yang terlalu tiba-tiba membuatnya malah akan semakin dijauhi Kayra.

"Emangnya lo tadi ngomongin apa sama Kayra?"

Dean terkejut karena tiba-tiba ada suara yang menyahuti gerutuannya tadi.

"Mau tau aja lo. Urusan pribadi gue sama dia" Jawab Dean spontan dan langsung melangkah untuk pergi dari tempat itu.

Tiba-tiba Dean ditahan oleh tangan pria yang menyahutinya tadi.

"Lo punya urusan apa sama Kayra? Kan baru sehari disini masa udah kenal dia aja."

Dean mulai sedikit kesal. Disaat mood nya kurang bagus seperti ini, kenapa ada orang lain yang seolah paling tau dan ingin masuk ke dalam urusannya?

"Sekali lagi, lo gak perlu tau apa itu. Ini udah peringatan terbaik dari gue buat lo Arga." Dean akhirnya menjawab pertanyaan si 'pria menyebalkan' dengan senyum lebar diwajahnya tapi tatapannya tajam. Ternyata orang itu adalah sang Ketua Osis, Arga.

Bahkan, dihari pertamanya saja ia sudah menciptakan suasana tegang seperti ini.

I'm Back~~ hehe
setelah beberapa lama dilema mau lanjutin apa engga :(
Vote Comment nya jan lupaa
Biar aku semangat lanjutinn ♡

Authentic YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang