"Gak biasanya kamu telat gini, ra" tanya Gilang yang sekarang posisinya berganti duduk di jok belakang.
"Iya ka, ada sedikit masalah tadi" jawab Kayra singkat
Dalam hati Kayra sekarang adalah bagaimana cara ia agar cepat sampai dan melewati situasi canggung ini. Tapi sebenarnya tidak muluk-muluk juga, ia cukup senang karena terbantu dengan adanya kendaraan yang sudah pasti akan membawanya ke sekolah.
Daripada ia harus menunggu bus selanjutnya yang tidak tentu kapan tibanya bukan? Kayra rasa ini bukan pilihan yang salah. Yahh walaupun resikonya ia harus merasakan situasi awkward seperti ini.
'Ah elahh kirain ini mobilnya ka Gilang, makanya ka Gilangnya nawarin. Eh malah mobilnya dia'
Kayra membatin dan memandang ke arah depan sebagai alibinya. Karena nyatanya ia sambil sesekali melirik Dean. Sementara Gilang sudah diam dan mengalihkan perhatiannya pada ponselnya, setelah melontarkan beberapa pertanyaan pada Kayra tadi.
Situasi mendadak hening dan hanya terdengar suara mesin mobil yang teredam dengan halus dari dalam mobil.
▪︎▪︎▪︎
"Aduhh gerbang udah ditutup?!" decakku dan menginjak pedal rem, tidak berapa jauh dari gerbang sekolah. Di depannya sudah ada satpam sambil berkacak pinggang menghentikan beberapa murid yang masih terlambat.
"Gue ada jalan lain De, di depan warung buk Ayu aja." Spontan Gilang menjawab sambil mentodokan kepalanya di sela jok depan.
"Jangan panggil gua itu, dah gua bilang juga-_-"
Sebenarnya aku malu dipanggil De atau Dede (adek). Itu panggilan kecilku karena memang aku adalah anak paling kecil di keluargaku.
Tapi itu kan dulu. Sekarang situasinya beda, apalagi sudah lama aku tidak dipanggil seperti itu. Di tambah pula ada orang asing diantara kami, yang tidak lain adalah Kayra.
"Yaa maap. Buru gih lewat belakang aja" sambil mengarahkan telunjuk nya, aku mengemudikan setir mobilku.
Setelah sampai di bagian belakang sekolah yaitu di depan warung buk Ayu seperti yang di bilang Gilang tadi, aku pun memarkirkan mobilku di parkiran warungnya yang cukup luas. Terlihat juga di warungnya ada beberapa murid laki-laki yang sepertinya sedang bolos.
Gilang segera turun kemudian mempersilakan Kayra untuk turun juga. Setelah itu ia segera berlari kecil ke arah warung buk Ayu.
'Nih anak kenapa segini aktifnya dah, masih pagi juga' batinku yang hanya melihatnya setelah aku sendiri juga keluar dari mobil.
"Buk Ayy!! Numpang kali ye mobilnye! Udah telat hehe, ntar pas istirahat es teh ama nasi uduk dah!" Gilang berkata sambil membuat mukanya konyol.
Melihta aksi randomnya yang berteriak dari depan warung, cukup untuk membuatku melongo. Tanpa sadar saling berpandangan dengan Kayra yang ternyata juga melongo dengan wajah lucunya.
Spontan kami saling kode dan tertawa. Jujur saja, mungkin kalau hanya di baca tidak terlalu dapat feel lucunya. Tapi menyaksikan secara langsung cukup lucu.
Sepertinya si Gilang ini cukup kenal dengan ibu warung itu dan mendapat balasan yang cukup kompak pula dari sang ibuk.
"Makasi ye buk ye. Pamit dulu buk bayy~" ia langsung kembali setelah bersaliman dengan yang disebutnya Buk Ayu. Jika dilihat sekarang ia bertingkah layaknya anak yang minta izin pergi dengan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authentic You
Teen FictionKayra terpaku pada lamunannya dengan pemandangan kelabu di puncak yang indah ini. Setetes air mata membuatnya mengingat kembali memori yang sendu itu. "Gimana pun juga, Lo harus jadi milik gue" kata Dean sambil menatap dalam gadis dihadapannya. "Kal...