Maxim memegangi kepalanya karena merasa pusing setelah terbangun dari tidurnya yang seperti sebuah cerita dongeng entah itu nyata atau tidak tapi yanh pasti sekarang dia sedang berada di real life."Akhh..." Ringis Maxim saat bangkit dari tidurnya tapi kepalanya masih saja sakit.
"Pagi kau sudah bangun tuan muda? Ini silahkan diminum agar pusingnya hilang." May datang dan menyapa Maxim seraya membawa segelas teh hangat jahe yang tadi ia buat.
Maxim menerimanya dan meminumnya hingga setengah, ia baru sadar jika kamar yang saat ini ia tempati bukanlah kamarnya karena desain dan wanginya berbeda dari biasanya.
"Kenapa aku bisa berada disini?." Tanya Maxim penasaran seraya turun dari atas ranjang.
"Semalam kau mabuk dan menganggu tidurku lalu terjatuh kelantai, karena kau berat jadi aku menidurkanmu disini." Jawab May bercerita seraya menunjuk kasurnya sendiri.
Pria itu langsung bangkit setelah mendengar cerita May, memangnya untuk apa dirinya sampai mengganggu wanita culun itu semalam? Benar-benar memalukan. Oh yaampun ada apa denganmu Max? Tidak biasanya kau menjadi seperti ini.
Karena perintah Maxim yang menyuruhnya untuk merubah penampilan akhirnya May benar-benar mengubahnya, ia menyanggul rambut panjangnya menjadi dua kanan dan kiri, lalu ia memakai kacamata yang tidak tebal seperti biasanya. May juga memakai earphone merah yang ia letakkan dilehernya dengan tas dipunggung.
Gadis itu memakai sweeter hijau tua yang dipadukan dengan jeans hitam dan sepatu sneakers putih. "Memang pada dasarnya kau tetap cantik, benarkan Max?." Puji Teressa saat gadis itu keluar dari dalam lift.
Cih, cantik apanya?. Maxim hanya diam tak menanggapi dan malah sang ayah yang menjawab setuju dengan pujian ibunya. Tapi jika dibandingkan dengan penampilan May yang sebelumnya ini lebih baik dan lebih terlihat seperti gadis polos.
Make up tipis yang natural, hmm baiklah Maxim sedikit menyukainya sekarang sepertinya akan ada hal yang seru dengan ide cemerlang diotaknya.
Sebenarnya May agak takut berpenampilan lebih modis seperti saat ini, ia takut jika nanti akan ada yang mengenalinya meski ia sudah menyamar. "Max..." Teriakan Devano terdengar saat Maxim dan May baru saja keluar dari dalam mobil.
Seperti terkejut karena perubahan penampilan sang kakak, Devano segera menghampirinya lalu berbisik dan hanya mereka berdua yang mendengarnya Maxim tidak akan bisa mendengarnya.
"Apa dia yang memaksamu? Oh yaampun aku takut jika nanti akan ada yang mengenalimu." Ucap Devano berbisik dengan berbahasa Inggris bahkan deheman Maxim tak membuat mereka berhenti berbisik.
"Aku juga takut tapi besar kemungkinan jika tidak akan ada yang mengenaliku." Balas May lalu deheman kedua Maxim berhasil menghentikan bisikan keduanya yang nampak serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard 💣 ✅
Novela Juvenil"Dady, Aku menginginkan gadis itu bagaimanapun caranya." Tukas seorang pria muda dengan suara tegas dan tak ingin dibantah oleh siapapun. 💣💣💣 Sebuah misi penting mengharuskan May menjadi pengawal seorang putra tunggal keluarga kaya yang bernama...