Angin berhembus menerpa wajah May yang kala itu sedang berdiri dibalkon kamarnya, hari sudah malam tapi gadis itu masih belum tidur karena sedang menunggu Maxim datang menemuinya."Sedang menungguku?." Tanya sebuah suara dari arah belakang diiringi dengan dekapan hangat.
"Apa semua sudah selesai?." Tanya May mengabaikan pertanyaan Maxim tadi. Gadis itu berbalik menghadap Maxim yang sedang menatapnya intens.
Pria itu mengangguk mantap. "Besok mereka akan pergi ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan anak teman mereka begitu juga dengan uncle Aldo dan aunty Anya." Beritanya lalu seketika memeluk tubuh May pelan seraya meletakkan kepalanya dibahu May.
May tidak membalasnya dan malah melepaskannya. "Seseorang akan melihat kita." Ucap gadis itu lalu berjalan masuk kedalam kamar diikuti oleh Maxim seraya menutup pintu balkon beserta tirainya.
"Aku tidur disini malam ini, kita akan melakukannya besok malam saat orang tuaku pergi."
"Terserah padamu." Jawab May kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya hingga bahu, Maxim yang melihat itu langsung mengikuti May untuk naik keatas ranjang dan tidur.
Maxim memeluk May dari arah belakang dan menjadikan tangannya sebagai bantalan May. Meski sudah dilarang tetap saja Maxim tidak akan menuruti perkataan May jadi gadis itu hanya membiarkannya saja asal tidak kelewat batas.
Saat sudah sangat nyaman dalam posisi itu tiba-tiba bel kamar berbunyi entah siapa yang mengganggu. May bangkit dan melepas pelukan Maxim pada perutnya lalu berjalan untuk membuka pintu kamar, saat pintu sudah terbuka muncullah Teressa disana dengan senyuman hangat.
"Malam sayang, apa kau melihat Maxim? Dia tidak ada dikamarnya." Tanya wanita paruh baya itu bertanya keberadaan putranya yang kini sedang tidur diatas kasur May.
"Aku tidak melihatnya aunty sepertinya dia sedang pergi keluar atau ketempat lain." Bohong May, jika dia jujur maka habislah reputasinya malam ini.
"Oh begitu baiklah, selamat malam May." Ucap Teressa lalu pergi dari sana sedangkan May sedang menahan tubuh Maxim yang akan keluar dari kamarnya.
May menarik tangan Maxim menjauh dari pintu. "Apa kau gila hah? Bagaimana jika aunty melihatmu tadi?." Marah May dan Maxim hanya tersenyum menanggapinya seperti tak memperdulikan hal itu.
Pagi harinya keluarga Sky melakukam sarapan pagi bersama begitu juga dengan May. Makanan yang disajikan cukup banyak dan ada makanan favorit May yaitu ayam goreng kecap dan sate.
May yakin jika itu adalah suruhan Teressa. "May apa rencanamu setelah kontrak kerja ini selesai?." Tanya William tiba-tiba membuat Teressa dan Maxim mengangkat wajah dan menatapnya menunggu jawaban.
"Aku akan fokus pada karirku uncle, didunia intertimen ataupun perusahaan karena aku masih harus membantu uncle Aldo sebelum Devano wisuda." Jawab May santai dan William hanya mengangguk paham dengan rencana May begitupun Teressa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard 💣 ✅
Teen Fiction"Dady, Aku menginginkan gadis itu bagaimanapun caranya." Tukas seorang pria muda dengan suara tegas dan tak ingin dibantah oleh siapapun. 💣💣💣 Sebuah misi penting mengharuskan May menjadi pengawal seorang putra tunggal keluarga kaya yang bernama...