Malampun tiba May sedang bermain game online diponselnya bahkan dia masih menggunakan bhatrop ditubuhnya, setelah mengeringkan rambutnya ia mengecek ponsel dan keterusan sampai bermain game.Jam menunjukkan pukul 21:45 malam dan tiba-tiba Maxim menelfon jika dirinya harus segera kekamar pria itu dan hanya diberi waktu 1 menit. Jam kerjanya akan berakhir saat jam 10 malam pas, tanpa fikir panjang May langsung berlari kearah kamar Maxim.
"Kau telat 1 menit 47 detik." Ucap Maxim seraya melihat jam sedangkan May masih mengatur nafasnya sehabis berlari.
"Maaf, aku baru selesai mandi." Ucap May seraya memegang dadanya dan kemudian Maxim bangkit dan mendekati May.
Maxim berdiri tepat dihadapan May lalu menangkup wajahnya dengan kedua tangan kekarnya. "Kau berjanji untuk menuruti permintaanku waktu itu jadi aku akan memintanya sekarang." Perkataan Maxim sedikit menbuat May terkejut karena bahkan ia hampir melupakannya.
"Baiklah-baiklah apa yang kau minta? Aku akan memberikannya jika aku mampu."
Maxim tersenyum lalu sedikit berfikir dan duduk diatas kasurnya. "Dalam seminggu kau hanya boleh keclub malam 2 kali dan harus bersamaku, lalu setiap bulan saat kau pemotretan kau harus mengajakku, dan aku ingin bercinta denganmu setiap 2 kali seminggu bagaimana?."
"Apa?! Tidak aku tidak mau melakukan permintaanmu yang terakhir enak saja, kau bisa menyewa jalang kenapa harus aku?." Tolak May dengan suara ketidak setujuannya yang amat sangat atas permintaan Maxim.
Pria itu menarik tangan May hingga terduduk dipangkuannya. "Daripada kau harus menyewa gigolo keclub malam dan mengeluarkan banyak uang karena mencari yang perjaka mending bersamaku aku masih perjaka." Tawar Maxim seraya menaik turunkan kedua alisnya.
"Maka dari itu aku tidak mau melakukannya denganmu, kau itu klientku, anak dari sahabat ayahku, teman dari adikku jadi aku tidak bisa melakukannya." May mencoba memberi pengertian untuk Maxim yang 4 tahun lebih muda darinya itu.
"Baiklah tak apa padahal aku ingin belajar dari ahlinya, berarti aku harus menyewa seorang jalang untuk belajar itu ya?.""Haishh jangan-jangan, kau bisa ketagihan dan bahkan tertular penyakit HIV dan aku yang pasti akan disalahkan karena kau dalam pengawasanku." Larang May yang sudah memikirkan hal yang akan terjadi kedepannya.
Jika terjadi habislah May yang akan disalahkan karena tidak bisa menjaga Maxim dari pergaulan bebas itu, terlebih lagi Maxim masih virgin dan berubah menjadi hypersex dan lebih parahnya lagi terkena HIV.
"Lalu aku harus apa?." Tanya Maxim kesal dengan jawaban May, gadis itu berfikir sejenak hingga sebuah ide muncul dengan cepat.
"Aku akan menyewakan jalang yang masih virgin untukmu bagaimana?."
"Tidak, mereka pasti masih minim dalam hal itu dan yang kumau hanya dirimu apa kau paham May Rain Fernandes?." Tolak Maxim tegas lalu memeluk tubuh May erat sampai ia sedikit susah bernafas.
Oh yaampun, May tidak sebodoh dan seceroboh itu untuk mengajarkan hal itu pada Maxim apalagi untuk menperaktekkannya secara langsung tidak dia tidak bisa.
"Kau tonton saja film bi-."
"Aku sudah sering menontonnya hanya saja belum pernah memperaktekkannya." Sela Maxim membuat secercah harapan May pudar begitu saja, bahkan saat dirinya akan melepaskan diri dari pelukan Maxim pria itu menahannya.
May sudah kehilangan ide untuk masalah ini, jika permintaan yang lain dia bisa menerimanya tapi untuk yang satu ini dia benar-benar tidak bisa melakukannya. "Kau praktek saja dengan pacarmu." Usul May kembali hingga Maxim geram dan langsung menidurkannya keatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard 💣 ✅
Teen Fiction"Dady, Aku menginginkan gadis itu bagaimanapun caranya." Tukas seorang pria muda dengan suara tegas dan tak ingin dibantah oleh siapapun. 💣💣💣 Sebuah misi penting mengharuskan May menjadi pengawal seorang putra tunggal keluarga kaya yang bernama...