Batal

15.9K 1.1K 134
                                    

Kaget gak kendi update lagi??
HAHAHA
selamat membaca!

-----------------

"Waduuuuuuh, akhirnya si manusia paling sibuk sedunia-akhirat ini datang juga!"

Aku cuma bisa terkekeh mendengar ucapan sarkas Maya sembari meletakkan plastik berisi makanan dan lain-lain untuk kebutuhannya.

Mumpung cuti, aku bilang sama Perwira kalau aku akan menginap di rumahku sama Maya selama 2 hari. Sudah lama juga aku gak ketemu sama dia sejak kecelakaan itu, karena jadwal Perwira yang padat juga.

"Kemana aja Tar? Gimana kerja sama si bocil?" tanya Maya lagi.

Sambil menyeruput minuman kaleng yang kubuka, aku menghela napas, "Begitulahhhh sibuknya. Ini gue bisa pulang pun karena dia lagi cuti, semua photoshootnya 2 minggu ke depan harus di postpone."

"Hah? Kenapa?"

"Sama kayak lo, patah tulang." jawabku.

Maya langsung melotot dan menoleh, "Hah? Lo apain tuh anak?"

"Patah tulang hidung doang sih, jatuh gitu gak sengaja. Tapi yaa lumayan harus istirahat lah beberapa hari. Soalnya kan postur hidungnya jadi agak geser, biar pulih dulu ga kena makeup dan lain-lain." aku menjelaskan.

Maya manggut-manggut, sambil perlahan bergeser mendekat. Aku bisa melihat tangannya sudah bisa digerakkan sedikit-sedikit meskipun masih terlihat kaku.

"Lo cebok gimana deh kalo tangan lo dua-duanya dibebat kayak gitu?" tanyaku random karena penasaran.

"Sama Bas, hehehehe."

Aku memutar bola mataku, "Celamitan lo ya, mentang-mentang gak ada gue di rumah!"

Maya menyambutku sambil terbahak, "Ah.. lumayan beb, enak banget main terlentang doang. Biar dia aja yang gerak," katanya sambil mengerling manja.

Reflek kutoyor kepalanya, "Bodoh... pake dideskripsiin segala."

"In case kalau lo penasaran ajaa. Abisnya lo nanyain soal cebok, ya sekalian aja gue kasih tauin gimana caranya gue begituan sama Bas!"

Kali ini aku hanya meng-oh-kan jawaban Maya, sembari menggigit ujung kaleng yang kuminum.

"Sekarang, Bas dimana May?"' tanyaku iseng. Aku sebenarnya teringat akan chat-chat dari Bas yang selama ini gak pernah aku balas.

"Hm? Lagi kerjalah, biasaa." jawab Maya singkat.

"Nanti dia pulang?"

"Ya pulanglah,"

"Ke sini?" aku membulatkan mata.

Maya mendelik, "Iya, kenapa? Emang kalo gak ada Bas, lo mau cebokin gue?"

Aku auto garuk-garuk belakang kepala, "Ya nggak sih... Gue kirain dia bakalan jaga malem?"

"Besok jaga malemnyaa. Hari ini seperti biasa..."

"O-oh... Ya udah kalau gitu gue nanti balik aja kali ya ke tempat Perwira?" tanyaku sedikit kikuk.

Mendengar itu, Maya melirikku dengan alis mengkerut, "Perasaan ini rumah lo, kenapa jadi lo yang gak enak di sini?"

Entah karena aku yang kelihatan salah tingkah atau sedikit mencurigakan, Maya kali ini benar-benar mendekat dan menyipitkan matanya.

"Lo kenapa sama Bas?" tanyanya.

Siapa yang gak gelagapan ditembak seperti itu?

Baru aja aku mau mengelak, Maya sudah menimpa, "Eh aduh kok Bas, maksud gue si bocil tuh, Perwira. Lo ada apa sama dia?? Gatel amat pengen buru-buru pulang?"

Behind The Scene!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang