Panas

6.7K 243 43
                                    

Entah metode seperti apa lagi yang harus aku gunakan. Dia tetep batu dan gak mau menghapus fotonya.

Ngomong baik-baik ataupun mengamuk, gak ada yang mempan.

"Hahahahaha!"

Aku tersentak saat Perwira tertawa puas seraya menutup mata dengan kedua tangannya.

"Tolong hapus ya..." aku masih berusaha membujuk Perwira untuk menghapus foto itu dari instagramnya. "Jangan nambahin masalah hidup aku. Hapus foto itu sekarang."

Tiba-tiba dia berhenti ketawa dan menegakkan badannya perlahan, melihatku lurus dan tajam. "You serious right now?"

"You're mad because of your problems and now you're blaming me over some pictures?" katanya dengan nada yang sinis.

Aku mundur beberapa langkah saat Perwira mendekat hingga aku terpojok. "Chyntara, have you lost your mind?"

"Kamu post itu tanpa izin dari aku!" kataku.

"It's my photo! Why would I need your consent?" Perwira mengendikkan bahunya.

"Di foto itu kan ada aku juga! Astaga Perwira! Aku bukan model kayak kamu! Bedain dong photo profesional sama arsip pribadi?! Begitu aja masa gak ngerti!"

"So what? Kamu pacarku."

"So what??" aku mengulangi pertanyaannya. Perasaan aku untuk menggebuk Perwira udah ada di ujung jari. "For me, it's humiliating."

Perwira menggertakkan giginya. "Kamu malu pacaran sama aku?"

Dih anak sialan. Dia malah gaslighting.

"Percuma aku ngomong panjang lebar. Kamunya gak mau ngerti."

"Pacaran sama aku, kamu malu?" dia mengulangi lagi pertanyaannya. Cuma dibalik doang.

Aku menghela napas. Capek berdebat sama Perwira. Aku ngomong apa, dia nangkepnya apa. Mau bertingkah normal sekalipun, dia masih bocah yang egois dan mikirin dirinya sendiri.

Dia pikir ngepost foto bugil normal kali? Gak jelas.

"Kita putus aja kalo emang kamu malu pacaran sama aku." kata Perwira akhirnya setelah diam beberapa saat.

"Terserah." aku menjawab sekenanya.

"Is that what you really wanted? Putus sama aku?"

"Hm." aku menjawab sekenanya lagi.

Dia pikir aku bakal balik mohon-mohon? GAK. Gak ada di dalam kamusku.

Tatapan Perwira mendadak berubah menjadi bengis. "Oh right. Aku lupa kamu lebih pilih orang yang ngancurin masa lalu kamu daripada aku."

"Aku gak pilih siapa-siapa. Tolong hapus fotonya Perwira. Aku udah cukup ngancurin masa laluku, dan gak berencana buat ngancurin masa depan juga."

"What did you just say?" Perwira menyipitkan matanya. "So I'm the one who will ruin your future?"

Aku mengerutkan dahi.

Ini tuh sebenarnya apa ya? Aku kok jadi ngerasa tolol sih ngomong sama Perwira? Language barrier atau emang dia gak bisa mikir sih?! Seenaknya banget ngambil kesimpulan sendiri kayak gitu?

"Kamu ngomong apa sih? Aku gak ada bilang kamu ngancurin masa depan aku kok!"

"It's the same thing." dia menarik napasnya sebelum melanjutkan, "Have you ever loved me?"

AAAAHSTAGAAA!!

Tak kusangka pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu jadi trigger besar buat aku.

"Pokok permasalahannya bukan itu! Ngomongnya gak usah kemana-mana! Aku gak pernah bilang aku malu pacaran sama kamu. Aku gak pernah bilang kamu bakal ngancurin masa depan aku. Tapi yang jelas sekarang, aku malu kalo fotoku kesebar di internet!" aku menjerit saking gak tahannya.

Behind The Scene!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang