Jendra dan Viona mengikuti Irene menuju ke kamar rawat Arkaan. Saat mereka tiba, di sana sudah ada kedua orang tua Arkaan, juga adik Arkaan satu-satunya, Gala.
"Jendra" sapa ibu Arkaan.
"Tante, Om" balas Jendra.
"Oiya Tante, Om. Ini Dokter Irene yang nanti bakal nanganin operasi Arkaan" ujar Jendra setelahnya.
Irene lantas menunduk takzim pada orang tua Arkaan.
"Dok, Arkaan ga kenapa-napa kan?" tanya ibu Arkaan dengan raut khawatir yang jelas terlihat.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Bu. Mohon doanya" jawab Irene sambil tersenyum.
"Sekarang Dokter Irene mau observasi dulu buat ngecek kondisi Arkaan" kata Jendra.
"Saya masuk dulu, Bu, Pak" Irene berpamitan kepada orang tua Arkaan sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar rawat Arkaan bersama Viona.
Jendra tidak ikut masuk karena menemani orang tua Arkaan juga Gala.
"Tante ga usah khawatir ya, Arkaan bakal baik-baik aja" ucap Jendra berusaha menenangkan ibu Arkaan.
"Arkaan itu selalu aja gitu. Kalo ada apa-apa ga pernah bilang. Kita semua baru tahu kalo dia udah tumbang begini" kata ibu Arkaan.
"Karena itu Gala sama Bang Dirga ada buat Bang Arkaan" ujar Gala.
"Tapi lo ga bantu juga" cibir Jendra.
"Gue bantu ya, Bang. Jadi supir" sahut Gala tidak terima.
"Makasih ya, Ndra. Tadi kata Gala kamu sampe balik lagi ke rumah sakit pas tau Arkaan masuk sini" ujar ayah Arkaan.
"Ga masalah, Om. Kalo untuk Arkaan, aku bakal selalu ada waktu" kata Jendra.
"Bang Arkaan itu harusnya dicariin istri biar ada yang urus, Pa. Kalo ditinggal sendiri bakal gitu ujungnya" sahut Gala.
"Iya, makanya itu Kakekmu pengen dia ikut di perjodohan keluarga" kata ayahnya.
"Eh, tapi bukannya kesepakatannya-aawww" Gala meringis saat kakinya diinjak dengan sengaja oleh Jendra yang memberikan tatapan seolah berkata, "Diem lo, Aryastia Manggala."
"Itu Dokter Irene udah keluar, Om" ujar Jendra segera mengalihkan pembicaraan karena beberapa saat setelahnya Irene keluar dari kamar rawat Arkaan.
"Gimana, Dok?" tanya ayah Arkaan.
"Operasinya besok sore, Pak. Biar Arkaan istirahat dulu" jawab Irene.
"Terima kasih ya, Dok" kata ayah Arkaan.
"Sama-sama, Pak. Saya permisi" ucap Irene kemudian undur diri, bersama dengan Viona yang masih setia menemaninya.
ooo
Abim datang setengah jam kemudian. Saat Abim datang, Gala baru saja keluar dari kamar rawat Arkaan. Kedua orang tuanya masih menunggui Arkaan di dalam ruangan.
"Gala! Gimana keadaan Bang Arkaan?" ucap Abim setengah berlari saat menghampiri Gala.
"Udah siuman, kok. Tadi sempat pingsan pas dilarikan ke sini" jawab Gala.
"Kok bisa sampe pingsan gitu?"
"Biasaa. Bang Arkaan kalo udah sibuk kerja, udah lupa sama segala-galanya. Bang Dirga udah ngingetin sampe berbusa-busa juga ga ditanggepin sama dia."
"Trus, Bang Jendra mana?" tanya Abim.
"Tadi ada. Cuma ga masuk sih. Dokter yang nanganin aja yang masuk tadi" jawab Gala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youniverse
FanfictionMalik Group punya satu tradisi lama yang menurut Jendra Wiguna Malik dan keenam adik-adiknya adalah tradisi yang tidak masuk akal. Tapi, anehnya itu tetap harus mereka jalani. Tradisi yang membuat mereka harus memilih, menyerah pada perasaannya dan...