"Pak? Pak Dirga? Bapak gapapa kan?" Suara Raisya memecah lamunan Dirga.
"Eh? I--iya gapapa, kok" jawab Dirga sesegera mungkin.
"Saya minta maaf ya, Pak. Baju Bapak jadi kotor begitu" kata Raisya.
"Gapapa. Kamu ga sengaja. Saya juga tadi langsung buka pintu aja" ucap Dirga berusaha membesarkan hati Raisya. Meskipun Dirga termasuk orang yang perfeksionis dalam urusan pekerjaan, namun Dirga bukan orang yang arogan. Dirga termasuk atasan yang disukai oleh bawahannya karena sifatnya yang rendah hati, ramah dan mudah memaafkan.
Bisa saja Dirga mengomel dan memarahi Raisya. Namun karena dia masih baru, Dirga memutuskan untuk tidak mempermasalahkan. Toh hanya bajunya saja yang kena noda. Masih bisa dicuci dan Dirga juga bisa beli yang baru.
"Kopinya saya bawa lagi ya, Pak. Maaf" kata Raisya.
"Eh ga usah dibawa. Biar saya minum."
"Tapi kan Pak udah tumpah tadi."
"Gapapa. Mubazir kalo dibuang. By the way, makasih ya kopinya. Lain kali jangan mau disuruh-suruh sama Gala. Kalau Gala nyuruh-nyuruh kamu yang bukan kerjaan kamu, laporin ke saya."
"I--iya, Pak. Terima kasih banyak, Pak. Saya permisi" Raisya menunduk kemudian pamit pada Dirga dengan jantung yang nyaris mencelos karena untuk pertama kalinya dia berbuat salah dan mirisnya itu di depan General Manager-nya.
'Pak Dirga baik banget ternyata,' batin Raisya ketika undur diri dari ruangan Dirga.
Setelah Raisya keluar dari ruangannya, Dirga langsung menuju ke ruangan Arkaan.
ooOoo
Arkaan menghentikan sejenak aktivitasnya saat melihat Dirga masuk dengan wajah yang tidak biasa.
"Tumben masuk ga ngetuk dulu, Pak Dirga" ucap Arkaan dengan maksud menggoda Dirga.
"Jadi harus ulang masuk dulu nih, Bapak Arkaan?" tanya Dirga seolah mengerti maksud ucapan Arkaan.
Detik berikutnya Arkaan terkekeh.
"Ga usah. Apaan coba pake masuk ulang cuma buat ngetuk pintu doang? Kenapa lo? Tampang lo ga bener gitu."
"Gala, Bang. Kabur lagi dia kayaknya" kata Dirga.
Kalau sedang berduaan saja seperti ini, keduanya memang kerap melepas sapaan formal, tidak seperti saat mereka Bersama rekan kerja mereka yang lain.
Arkaan menghela nafasnya. Adiknya itu memang sering sekali berulah. Sebenarnya bukan hal buruk dan hal besar juga, tapi kalau begini ceritanya, mereka nanti akan dicap bekerja di perusahaan hanya untuk main-main. Susah payah Arkaan mengembangkan Malik Group dan adiknya itu menjadikan kantor hanya sebagai tempat bermain-main.
"Gue udah tanya. Dia ada meeting katanya" ucap Arkaan kemudian.
"Yakin dia ga ngibulin lo, Bang? Gue masih trauma tau sama kejadian dia bawa duit perusahaan. Ya, meskipun tujuannya baik sih, tapi dia tuh suka seenaknya main bawa lari aja. Iya kalo dikit duitnya. Kan bikin panik orang sekantor" kata Dirga.
Arkaan tidak mungkin lupa kejadian beberapa waktu lalu saat Gala baru mulai bekerja di kantornya. Gala hampir saja jadi buronan karena membawa uang perusahaan tanpa memberitahunya terlebih dahulu dan membuat panik orang sekantor.
"Gue udah nyuruh orang buat ngawasin dia biar dia ga macem-macem. Tapi, ga ada laporan ke gue berarti dia beneran keluar buat meeting."
"Tadi gue ketemu stafnya trus kata stafnya dia perginya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Youniverse
FanfictionMalik Group punya satu tradisi lama yang menurut Jendra Wiguna Malik dan keenam adik-adiknya adalah tradisi yang tidak masuk akal. Tapi, anehnya itu tetap harus mereka jalani. Tradisi yang membuat mereka harus memilih, menyerah pada perasaannya dan...