A Day with Sastra Boys

637 89 19
                                    

Hari ini adalah minggu yang bertepatan dengan awal bulan. Bulan ini sangat identik dengan hujan di tiap harinya

Pagi ini pun demikian, jam sudah menunjukan pukul 7 pagi tapi hujan masih mengguyur jalan sastra, tentu saja hujan membuat jalanan terasa semakin sepi untung saja ini hari libur jadi beberapa penghuni kontrakan masih terlelap di kasur masing-masing

Namun ternyata ada seorang laki-laki bertubuh kecil tampak sibuk di dapur

"Tan, tumben pagi-pagi di dapur?" Sapa Jay yang baru saja keluar kamar mandi, tampaknya baru saja mencuci mukanya

"Laper bang, mau bikin mie" ujar Nathan sambil sibuk membuka bungkus mie

"Heh pagi-pagi makan mie, ga sehat ntar usus buntu" suara menginterupsi datang dari arah depan,

Ya..itu Asta si mahasiswa kedokteran yang cukup rewel masalah kesehatan

"Gaada makanan lain bang, liat noh kulkas. daripada gue mati kelaparan mending makan mie" ujar Nathan cuek sambil tetap fokus pada mie nya

"Lebay amat bawa-bawa mati" ujar Asta mencibir Nathan yang tiba-tiba nyengir meledeknya

"Iya..kulkas kosong, isinya malah batang tebunya si Jake. Emang bule gila " gumam Jay sambil membuang beberapa batang tebu Jake yang sudah layu dan tidak layak makan

"Yaudah belanja aja ntar ke kang sayur depan" ujar Asta santai

"Mager ah gue, ketemu emak-emak genit" seru Jay menolak

"Gue juga gamau bang, takutt" seru Nathan juga, dia masih trauma pernah di taksir janda anak 1 bekas ibu kosnya dulu

"Yaelah..gue mau nugas juga nih, nyuruh si Syabil aja apa ya? Kan dedemenanya dia tuh nggosip sama emak-emak" ujar Asta lagi

"Astaga bang, libur nugas teros sampe pala lu berasep" sahut Nathan melirik Asta

Asta hanya melirik Nathan sebal, ya bagaimana lagi, kuliah kedokteran memang identik dengan segunung tugas dan paper

"Oiya gue lupa sama si dukun setan, ntar gue ngomong dia suruh belanja kalo gitu" kata Jay lalu berlalu ke ruang depan

##

Setelah berdiskusi seluruh penghuni kos dan tentunya dengan perdebatan kecil dengan alasan males di godain ibu-ibu

Memang ibu-ibu komplek jalan sastra itu termasuk memiliki predikat bar-bar. Kebanyakan yang merupakan ibu kos atau ibu rumah tangga yang kerjaannya hanya sibuk berjulid dan menggoda para mahasiswa yang ngekos di sekitar rumahnya

Saking terkenal bar-barnya, dulu pernah ada cerita kalau salah satu kosan di jalan sastra ada yang kemalingan, ajaibnya maling tersebut akhirnya tertangkap dan babak belur oleh sekumpulan ibu-ibu ini. Sejak saat itu lah para ibu-ibu komplek jalan sastra ini di beri predikat bar-bar dan tidak ada satu pun maling yang berani datang ke komplek sastra

Dari 7 penghuni kontrakan sastra, satu-satunya yang bisa bergaul dengan para ibu-ibu komplek sastra ini tentu saja si Syabil. Bakat cerewet dan julidnya dapat dengan mudah membawa dia menjadi akrab dengan perkumpulan ibu-ibu itu

"Oke, gue mau belanja tapi gue gamau sendirian" seru Syabil setelah mereka berdebat saling tunjuk siapa yang harus belanja

"Yaudah lu mau sama siapa deh?" Tanya Hessa akhirnya

"Gue fix ogah, minggu lalu gue udah berkorban" seru Jay, dia memang minggu lalu sudah mendapat jatah 'digoda' oleh ibu-ibu komplek sastra

"Gue mau ngajak bang Asta" ujar Syabil sambil nyengir, dia seolah merencanakan sesuatu

Kontrakan Sastra (Enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang