Sore hari yang sedikit mendung, tepat jam terakhir perkuliahan mahasiswa tingkat 1 prodi arsitektur . Semua mahasiswa langsung berbondong-bondong segera pulang sebelum hujan datang
Tak terkecuali seorang laki-laki berbadan tinggi ini, dia berjalan tergesa menuju gerbang fakultas tempatnya memesan ojek online untuk pulang kekosnya
Laki-laki ini bernama narashima rikii yang berasal dari surabaya. Dia keturunan jepang yang di dapat dari ayahnya yang sekarang juga sedang bekerja di jepang. Walaupun keturunan jepang rikii malah justru terlihat seperti koko surabaya dengan logat medoknya yang cukup kental
Sebenarnya kos rikii sangat dekat, hanya berjalan kaki dari gerbang belakang kampusnya, namun karena hendak hujan jadi dia memutuskan memesan ojek online
Rikii adalah anak yang tertutup dan tidak banyak memiliki teman dekat, dia cenderung sendirian dan malas bergaul. Namun beruntungnya dia juga tidak dijauhi teman-temannya. Hanya saja rikii saja yang enggan bergaul
##
Rikii sampai kedepan kosan tepat sebelum hujan deras mengguyur wilayah sekitar kampusnyaSetelah membayar ojek onlinenya rikii pun masuk dan menuju kamarnya yang terletak di ujung,
Seperti biasa penjaga kosnya yang menepati kamar di ujung depan kosan, tampak sedang duduk sambil merokok di ruang tamu bersama
Rikii hanya menyapa pelan sambil menundukan kepala saat lewat di depan sosok laki laki yang biasa disapa Mas Andik itu. Mas Andik hanya menatap cuek sambil menganggukan kepala santai
Sebenarnya rikii kurang suka dengan tabiat penjaga kosnya ini, Mas Andik ini bukan pemilik kos namun dipekerjakan untuk menjaga kos dan sesekali membersihan kos
Karena memegang semua kunci anak kosan, seringkali mas andik ini seenaknya masuk kekamar bahkan mengambil barang atau makanan anak kos tanpa izin
Sudah lama rikii ingin pindah kosan, namun bundanya belum mengizinkan karena takut rikii akan kesulitan beradaptasi lagi dengan kosan barunya
Benar saja, ketika masuk kosan dilihatnya kamarnya sedikit berbeda, rak berisi snack yang rutin dikirim oleh bundanya tiap minggu tinggal tersisa 3 buah. Padahal rikii yakin tadi sebelum dia pergi kuliah masih cukup banyak
Rikii juga mengoleksi berbagai macam action figure yang tentu harganya mahal dan beberapa merupakan koleksi limited edition yang biasanya dikirim langsung oleh Ayahnya yang bekerja di jepang
Dia pun mengecek beberapa action figure yang dia pajang di lemari kecil dari kaca, dia yakin pasti Mas Andik tadi sempat menyentuh action figure kesayangannya itu, padahal sudah berulang kali dia ingatkan bahwa action figure itu tidak perlu dibersihkan karena dia sendiri saja yang boleh menyentuhnya. Namun Mas Andik malah tidak peduli
Rikii dengan sabar mengecek satu persatu action figurnya, benar saja diliatnya salah satu koleksinya tampak ada retakan di bagian kakinya, kemungkinan tadi pasti terjatuh. Kontan emosi rikii langsung memuncak melihatnya, dia sudah tidak tahan dengan sikap penjaga kosnya itu
"Jiancuk..mas andik" desisnya emosi
Dia langsung keluar kamar dan mendatangi mas andik yang masih berada di ruang tengah itu
"Mas tadi masuk ke kamar gue?" Tanyanya tanpa basa-basi
"Iya rik, bersih-bersih kaya biasa" jawab mas andik santai sambil menonton tv didepannya
"Mas, kan udah dibilang berkali- kali kalo bersihin kos action figurenya gak usah dibersihin" ujar rikii masih mencoba sabar
"Lah kan biar sekalian rik, lagian udah berdebu gitu makanya gue bersihin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrakan Sastra (Enhypen)
FanfictionDaily life 7 mahasiswa penghuni kontrakan di jalan Sastra Enhypen versi lokal 2020