Memulai kembali aktifitas seperti biasa bukanlah hal yang Hina sukai. Bahkan sekarang saat jam telah menunjukkan pukul 07:05 WIB, Hina masih saja menguncir rambutnya malas.
"HINAA"
Suara cempreng dari sang mama terdengar, mau tidak mau Hina akhirnya bergegas lebih cepat.
"Lama deh, sana berangkat kasihan Jaemin udah nungguin dari tadi"
Cerocos mama yang membuat Hina kesal.
"Iya, ini udah siap kok, Hina pamit ya ma, muah"
"Anak itu ya, gimana besok calonnya apa mau sama modelan begitu"
Batin mama ikut merinding.
Sesampainya di depan rumah, Hina bisa melihat Jaemin yang sudah menunggunya dengan raut wajah yang super duper amat dingin. Bukanya nyapa, nanya kek atau marahin, tapi Jaemin malah jalan gitu aja ninggalin Hina.
"Malah ditinggal Jaemin tunggu" teriak Hina segera menyusul Jaemin.
"Lama" sahut Jaemin segera menaiki sepedanya. "Ya maap, bukanya apa-apa cuma males aja biasanya bisa bangun jam 2 siang sekarang jam 6-an udah dibangunin mama, mana tadi bang Taeyong nyiram lagi" sungut Hina langsung duduk dibelakang.
"Ayo berangkat" girang Hina.
"Udah sholat belum?" tanya Jaemin kemudian
"Eh .. kebetulan lagi M, M sungguhan loh bukan M malaes"
Jaemin menghela nafas, "ANEH"
(SEKOLAH MENENGAH ATAS HARAPAN 1)
Keadaan kelas 12 IPS 1 hari ini begitu ricuh, hal yang membuat ricuh tentunya dipelopori oleh Agustya Donghyuck atau yang lebih dikenal Donghyuck, tapi bagi Hina itu biasa saja karena sudah hampir 3 tahun mereka selalu duduk bersama.
"Gila tuh orang pagi-pagi rusuh banget" cerocos Nakyung yang kebetulan lagi nebeng ditempat duduk Donghyuck.
"Apa kabar jantung mu Na? bisa tahan 3 tahun sama makhluk begitu" lagi-lagi Nakyung bergidik ngeri.
"Apa lihat-lihat?" tanya Nakyung ke Hina yang sedari tadi menatapnya jahil.
"Awas jodoh" ledek Hina kemudian joget-joget.
"Idih amit-amit, apaan sih Na, jangan gitu lah, mending-mending sama Jeno atau Renjun atau Jaemin" bayang-bayang Nakyung yang kini berganti membuat Hina merinding.
"Kenapa sih pada kepincut sama mereka, dari dulu sampai sekarang, aneh deh"
"Hee hee ngomongnya seenak jidat ya, kamu yang aneh Na, gak normal kamu kalau gak suka sama mereka, btw si Jaemin kan sahabat kamu boleh lah Na, bantuin jalur VVIP hehe"
Hina langsung membuang mukanya geli. "MAU AJA SAMA YANG BEGITUAN"
Setelah menempuh hampir 6 sesi pembelajaran, kelaspun berakhir. "Terimakasih bu" tunduk Jaemin yang kemudian diikuti seisi kelas 12 IPA 1.
"Nanti malam nongkrong yuk, sekalian ngerjain tugas MTK" ajak Renjun menghampiri bangku Jaemin.
"Boleh mau dimana?" tanya Jaemin. "Jen, ada ide gak?"
Jeno yang baru saja selesai memasukkan buku-bukunya langsung berpikir. "Bukit Caffe outdoor gimana?"
"Boleh tuh, abis isya ya"
"Oke" jawab Jaemin.
Merekapun keluar kelas bersamaan dengan Minju teman sekelas mereka yang juga telah menyelesaikan jadwal piketnya.
"Eh, mau ikut gak?" senggol Jeno sebelum Minju pergi. ''Kemana?" tanya Minju yang memang tak tahu apa pun.
"Ngerjain tugas MTK di Bukit Caffe" kini Renjun yang berbicara. "Ayolah mau yaa yaa" pinta Jeno memohon. "Bilang aja minta aku ikut, biar aku ngajak Siyeon kan" goda Minju kepada Jeno.
"Dih malah modus" toyor Renjun ke Jeno. "Hehehe"
"Jadi gimana? mau kan?"
Minju sedikit berpikir dan melirik Jaemin yang dilirik justru melirik balik, kemudian Minju mengangguk dan segera pergi "Abis Isya ya" teriak Jeno.
Hina yang baru selesai kelas juga langsung menghampiri kelas Jaemin dan tidak sengaja berpapasan dengan Minju yang berjalan begitu cepat. "KENAPA TUH PRIMADONA?" batin Hina
"Ayo balik" teriak Hina yang telah bertemu Jaemin, Jeno juga Renjun.
Dalam perjalanan pulang, Hina tak henti-hentinya bersenandung sementara Jaemin fokus menggoes sepedanya. "Jaemin" panggil Hina akhirnya.
"Hmm" balas Jaemin.
"Minju makin cantik ya"
Hina mencuri-curi pandang ke Jaemin, penasaran dengan reaksinya.
"Biasa aja" sahut Jaemin. "Di mulut biasa, di hati luar biasa kan" goda Hina yang mampu membuat Jaemin menghentikan sepedanya.
"AHH" pekik Hina syok langsung memegang dadanya. "Kok ngerem mendadak sih"
Jaemin memandang Hina sebentar kemudian megambil tangan Hina dan memposisikannya di perut Jaemin. "Pengangan yang kenceng biar gak jatuh"
Hina yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya kesembarang arah. "DUH JADI JEDAG JEDUG KAN APA APAAN SIH NIH HATI GK BISA DIAJAK KERJA SAMA"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu & Kita (TAMAT)
Storie d'amore"Makanya cepet cari calon" "Kalau cari calon segampang cari mie goreng di Indomaret udah aku cari dari dulu" Damai, akur, begitulah siklusnya hingga suatu malam keluarga mereka berkumpul dan menyatakan bahwa "Kami berencana menjodohkan kalian" "APA...