03

175 59 34
                                    

Jangan lupa pencet bintangnya guys🙏













“Denissa ngapain kamu sendirian disitu?”

Denissa refleks mengangkat kepalanya, “eh Om Chan” ujar Denissa.

Tidak jauh dari posisi Denissa duduk, di depannya Om Chan menyapa Denissa dari kaca mobil.

“ Ayo ke villa, jangan duduk sendirian gitu”

“Iya Om, nanti aku ke villa nanggung ini makan cilok nya” ucapnya sambil menunjukan plastik berisi cilok Di tangannya.

“Ayo sekalian aja naik mobil Om”

“Gak usah Om, Om duluan aja udah ditungguin Ayah soalnya” tolaknya.

“Oh yaudah, Om duluan ya jangan lama-lama disitu"

“iyaa”

Setelah mobil hitam milik Om Chan beranjak pergi, Denissa segera menghabiskan cilok nya. Tak butuh waktu lama, Ia sudah menghabiskan 2 bungkus cilok yang tadi ia beli sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke villa.

Namun, Belum sampai masuk kedalam villa, Denissa sudah di hadang Makhluk tinggi bernama Lucas dan juga “bayi genit” yang tengah digendongnya.

“ Mana cilok nya?”

“Abis”

“heh kan gw tadi nitip, kenapa gk dibeliin?!”

“emang lu nitip?”

“nitip ijah, kan gw tadi bilang ke lu pas mau berangkat, beliin gw cilok lima ribu”

“gw gak denger, mbul yuk sini sama kakak aja jangan deket-deket abang bau ketek dia” ucap Denissa kemudian membawa rembulan kedalam gendongannya. Bayi itu tidak perduli dengan apa yang terjadi disekitarnya, tetap asik memasukkan jempol tangan nya kedalam mulut.

“Astagfirullah lu punya mulut tu di--”, belum selesai Lucas ngomong, sang lawan bicara sudah masuk terlebih dahulu kedalam villa.


“asu”, Lucas.




  
Denissa dan Rembulan yang terlebih dahulu masuk kedalam melihat Ayah dan Mama nya sedang mengobrol dengan Om Chan sekeluarga.

“Denissa, sini kenalan sama anak Om!”

“eh, iya om”

Zahira melihat pada dua orang di sebelah Om Chan yang dia fikir itu anak nya Om Chan.

“Nah kenalin, Ini anak Om yang pertama namanya Rain kalo yang cowok namanya Renjun”

“Hai Denissa, Oh hai juga.. Dia namanya siapa? ”, ucap kak Rain sembari menunjuk Rembulan.

“Halo kakak, aku Rembulan” jawab Denissa dengan meniru suara bayi sambil menggerakkan tangan Rembulan. Yang disusul terdengar nya suara tertawa pelan Rembulan.

“ih gemes bangett, udah tumbuh satu giginya, eh iya Denissa ini kenalin adek aku Renjun” ujar kak Rain sembari menarik lengan Renjun.

“Gw Renjun”

“eh iya, gw Denissa”

“ Ayo ayo kita makan siang dulu, Denissa panggilin Abang di kamar depan, Rembulan yuk sama mama kita mam dulu nanti lanjut main sama kakak” ucap sang mama yang kemudian mengambil Rembulan dari Denissa.

“mager ah mah”

“heh cepetan”

“iya iyaaa”

Denissa dengan langkah terpaksa pergi ke kamar depan, ia juga sambil melihat lihat Villa bergaya minimalis yang menjadi tempat menginap saat ini. Villa ini cukup besar, terdapat teras juga halaman yang luas, ruang tamu besar yang menyatu dengan ruang makan dan dapur, 3 kamar tidur, dan juga kolam renang.


Tok tok tok


“Abang! Disuruh makan mama!”


“....”


“Abang!”

“iya nanti nyusul”

“oke”

Selesai melaksanakan tugas dari nyonya, Denissa berjalan kembali menuju ruang makan. Namun saat ia berbalik, ia melihat seorang perempuan yang sedang duduk di dekat pintu belakang Villa menghadap ke kolam renang. Ia melihat nya dengan jelas karena pintu belakang berada tepat lurus Di depannya.

“ngapain kak Rain duduk disitu? Cepet amat makannya”, ucap pelan Denissa. Kemudian ia mendekatinya.

“kak gak makan?”

“engga” ujarnya pelan.

“Oh yaudah, aku kesana dulu ya kak” ujar Denissa yang dibalas anggukan darinya.

Kemudian Ia melangkah kembali menuju ruang makan, lalu mengambil piring untuk makan. Ia melihat hanya tante wendy dan mama nya yang sedang menyuapi Rembulan di meja makan. Selesai mengambil makan, Denissa pergi ke meja makan dan duduk disamping sang Mama.

“mah, ayah dimana?”

“kamar, pengen istirahat dulu katanya”

“ohh”

“Dikit banget kamu makannya Denissa”, tante Wendy.

“iya tan, soalnya tadikan udah makan cilok duluan”

“Ohh kirain lagi diet”

“diet apaan, sehari makan 4 kali”, Mama.

“hehehe, kak Rain diet ya tan? Barusan aku tanyain katanya gak makan”

“Hah? Kapan kamu nanya nya?”

“barusan tan abis dari kamar abang, tuh kak Rain lagi duduk dibelakang”

INDIGO || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang