01

356 63 92
                                    














    Denissa Maharani namanya. Seorang remaja perempuan yang kini tengah berdiri kebingungan, mengapa orang-orang Di sekitarnya pergi menuju pintu keluar Mall dengan terburu-buru? Ada apa?.

“Permisi mbak, mau tanya itu ada apa ya kok pada teriak teriak begitu?”. ia bertanya kepada salah satu orang yang lewat Di dekatnya.

“Mbak, mendingan mbaknya cepetan keluar dari mall ini, di sana ada kesurupan massal!” jawab orang itu dengan raut wajah ketakutan.

“H-hah kesurupan massal?”

“iya mbak, ayo mbak keluar dari sini jangan di deketin mbak, bahaya!”

“ Oh iya, makasih ya mbak”

Dan setelah tau apa yang terjadi bukannya menjauh, Denissa justru mendekati lokasi kejadian. Alasannya? Ia penasaran, karena selama ia hidup belum pernah yang namanya melihat orang kesurupan.

Denissa dan rasa penasarannya itu terus mendekati lokasi kejadian, ia melihat orang-orang di sekitar lokasi kejadian dievakuasi oleh pihak keamanan Mall, Denissa melihat hal itu bukan nya berhenti malah rasa penasaran nya menjadi jadi, pikirnya ‘gw cuma mau lihat dari dekat gak masalah kan?’.

“Dek, kenapa masih di sini?, lokasi ini sedang ditutup sementara, silahkan menjauh dari sini”

“eh, tapi pak, saya mau mau beli minuman disana, sebentar aja kok pak” ucapnya sembari menunjuk salah satu toko tak jauh di depannya.

“Oh kalau begitu selesai ngambil pesanan langsung keluar ya dek”

“iya pak”

Demi menuruti rasa penasarannya itu, ia akhirnya membeli minuman yang disebutkannya tadi. Padahal baru 15 menit yang lalu, ia menghabiskan satu gelas besar Thai tea. Denissa berharap semoga perutnya masih cukup untuk di isi segelas Dalgona coffee ukuran besar.

Selesai membeli minuman, Denissa kembali melangkah mendekati lokasi kejadian.

Semakin jauh melangkah, Ia semakin jelas mendengar suara teriakan yang didominasi suara wanita itu. Dan Akhirnya ia dapat melihat dengan mata kepala sendiri beberapa orang sedang berontak ke sana kemari  sambil berteriak tidak jelas di tengah-tengah area Mall.

“Mereka semua itu kesurupan beneran? ”, tanya Denissa dalam hati.

Sembari menyeruput minuman Di tangannya, dari jarak sekitar 7 meter ia melihat pada seorang wanita yang sedang marah-marah sambil menunjuk ke arah pihak keamanan. Wanita itu terlihat seram, matanya melotot dan mukanya sangat merah. Otot-otot di lehernya terlihat jelas karena berteriak terlalu keras.

Dari jauh ia merasa kasihan melihat pihak keamanan mall yang tengah kewalahan memegangi wanita itu. “liar banget mbak - mbaknya”

Kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada seorang bapak-bapak yang mencengkramkan tangannya ke lantai layaknya seekor harimau. Tetapi bapak itu tetap pada posisinya tidak ‘banyak tingkah’ seperti wanita yang tadi.

Lalu ada juga wanita yang asik menari tarian Tradisional, seolah-olah ia seorang penari profesional.


“hiks hiks”

 

Tidak jauh darinya terdapat seorang wanita tengah menangis keras, namun anehnya tidak ada air mata. Wanita itu menangis sembari memejamkan matanya. ‘lagi casting buat sinetron pintu hidayah nih kayaknya’,pikir Denissa.

Sejauh ini Denissa merasa aman-aman saja, hanya saja ia memang merasa hawa Di sekitarnya sedikit kurang bagus, entah mengapa. Di saat Ia merasa sudah cukup melihat semua ini, tiba-tiba pandangannya terpaku kepada seorang wanita berambut sebahu yang hanya diam dan menunduk di antara orang-orang yang kesurupan.

Dahinya menyeringit samar, “Dia kesurupan apa enggak si? Kok dia diem doang, gak kayak yang lain” ucapnya pelan kemudian menyeruput minuman ditangannya.

 
Baru saja kata-kata itu keluar dari mulutnya, kemudian..

 
U-Uhukk uhuk uhukk



 
Wanita itu tiba-tiba mengangkat kepala kemudian menengok ke arah nya dan menatap tajam dengan bola mata putih seluruhnya.

 
Denissa yang melihat hal itu sontak terkejut, kemudian lari menuju pintu keluar Mall.


  

“Anjirr bisa-bisanyaaaa” ucap nya, dengan tubuhnya merinding hebat.

🌫️

INDIGO || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang