05

120 37 41
                                    

Maaf ya lama banget ngaret nya baru sempet nulis lagii😂, jangan lupa ninggalin jejak yaaa







“Lo siapa? Ngapain narik-narik tangan gw?! Ishh lepasinn!” Seorang wanita muda terus menerus menarik pergelangan tangan Denissa.

Denissa berusaha menarik tangannya namun ia rasa sia-sia. Semakin ia berusaha melepaskan nya, semakin kencang pula wanita itu menggenggam tangannya. Denissa tak mengenal wanita itu sama sekali, ia bingung apa yang sebenarnya terjadi.

“Berhenti! Sakit woy tangan gw! Aww lepas!” Denissa terus tertarik entah kemana, ia tak tau dimana ini?

“mau lo apaan? Gw punya salah apa sama lo? Gw bilang lepas!” wanita itu tak bersuara sama sekali. Ia terus berjalan sembari tangan kirinya menarik Denissa.

Denissa merasa sudah sangat jauh berjalan, ia lelah. Tiba-tiba wanita itu melepaskan tangannya dan berhenti berjalan. Denissa baru sadar kalau sekarang mereka berasa di puncak tebing.

“Lo siapa?! Ngapain narik-narik gw kesini?!” Ujar Denissa begitu wanita itu melepaskan tangan nya.

Wanita itu tetap tidak membalikan badannya.

“apa mau lo? Gw salah apa?” Denissa mendekati punggung wanita itu.

Hingga kedua tangan Denissa menyentuh bahu wanita itu “lo siapa sih?” Baru saja Denissa ingin membalikkan badan wanita itu, tapi wanita itu lebih dulu menarik kembali tangan Denissa menuju pinggir tebing.

“woy lu mau bunuh gw?!” teriak Denissa. Kini mereka berdua berada persis dipinggir jurang.

“HA HA HA HA HA” Tawa yang terdengar menyeramkan keluar dari mulut wanita itu. Denissa terdiam mendengarnya.

Tiba-tiba wanita itu menarik kerah baju Denissa dengan sangat kencang lalu mendorong Denissa ke dalam jurang.

BRUK

“Aww”

Denissa meringis kesakitan, ia baru saja terjatuh dari sofa lalu pinggangnya membentur ujung meja. Tadi ia memutuskan untuk rebahan di sofa sebentar, namun sepertinya ia malah tertidur cukup lama.

Denissa mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan dan tidak menemukan satu orangpun disana. Syukurlah, tidak ada orang yang melihatnya terjungkal barusan.

Ia mendudukan dirinya disofa tadi, nyawanya belum kumpul seluruhnya. “Gw mimpi apa si tadi,ah taulah” gumam nya.

“Baguuss situ tidur apa mati hah! Tidur dari jam 1 siang sampe jam 7 malem” Ujar Lucas tiba-tiba.

“Demi apa njirrr?!” Denissa kalang kabut mencari ponsel miliknya. Dan benar sekarang pukul 18.53 WIB.

“Lu dibangunin Cuma ham hem ham hem, sukurin nanti gak bisa tidur”

“Ckk, ya namanya juga tidur mana kedengerannn, eh ngomong-ngomong rumah sepi amat, pada kemana bang?”

“Pada kerumah Renjun, kan rumahnya baru aja pindah. Gara-gara lu tidur nih gw disuruh dirumah” Ujar Lucas.

“Ohh, pindah kemana emang?” Jawab Denissa sembari berjalan ke meja makan.

“Belakang Rumah”

“lahh beneran?”

“samperin sono kalo lu gak percaya”

“Ogah, dih bang kok Rendang nya abis! Tadi siang masih banyak dah perasaan” Ujar Denissa ketika membuka tudung saji.

“Dimakan kucing, udah lu bikin mie instan aja sono”

“yaudahh”

Denissa membuka lemari untuk mengambil mie instan, ia memilih varian mie rebus yang menjadi favorit nya. Kemudian ia membuka kulkas mengambil satu butir telur. Dan yang paling penting dan tidak boleh terlewatkan, yaitu cabai rawit.

INDIGO || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang