School of Art #2

2 1 0
                                    


Yang Runa sebal dari datang ke Sekolah Seni Yeonso adalah ada Kwon Sunyoung di sana. Runa bahkan tidak membicarakan perihal ia yang diundang ke sekolah itu pada ayahnya, tapi kemungkinan juga Sunyoung datang melapor nanti. Bisa-bisa Runa diceramahi perihal betapa tidak pentingnya acara itu dibanding dengan belajar lebih giat di sekolah.

"Kau terlihat waswas. Ada seseorang yang kau hindari?" Wendy yang berjalan di samping kirinya bertanya. Sebuah lolos napas Runa tunjukkan, "Aku tidak mau bertemu Sunyoung." Tidak tahu siapa yang dimaksud, Wendy mengerut kening.

"Sunyoung, sepupu Runa yang sekolah di sini," tambah Baekhyun setelah mengeluarkan lolipopnya dari mulut. "Runa takut dilaporkan pada ayahnya. Bisa-bisa sepulang acara dia langsung dimasukkan ke asrama untuk belajar penuh agar jadi pengacara." Sebuah sodokan pada rusuk langsung Baekhyun rasakan. Dia hanya menunjukkan cengiran pada Runa.

"Acara pembukaan belum mulai?" ujar Runa seraya menebar pandang. "Kita kalah jumlah, ya?"

"Tentu saja, anak SMA Chunkuk hanya beberapa yang kemari." Membenarkan ransel, Wendy bertutur begitu. Sedikit ingin tertawa karena tadi Runa terdengar seperti pengawas situasi sebelum tawuran.

Ketiganya bergabung dengan anak-anak lain. Untunglah tak perlu waktu terlalu lama hingga acara pembukaan dimulai. Berlatar suara sambutan-sambutan, mereka berjalan lebih masuk ke kerumunan. Sebenarnya Runa tak begitu suka keramaian, rasa gelisahnya bisa meningkat drastis. "Kalian bawa denah yang dibagikan tadi?" tanya Runa kemudian.

Dengan segera Baekhyun mengambil kertas yang sudah ia lipat asal dari sakunya, menyerahkan itu pada Runa, "Sepertinya ini akan sedikit lama." Bukan sepertinya lagi, sambutan memang biasanya lama, Byun Baekhyun. Saat Runa sudah membuka denahnya, Wendy dan Baekhyun ikut memajukan kepala.

"Jadi karya seni fisik ada di aula, dan kalian akan tampil di jam ini." Telunjuk Runa menunjuk angka yang tertera di jadwal di samping denah. Membuat kedua kawannya mengembus napas panjang, "Masih lama." Di sini Runa bersyukur dia tidak perlu ikut tampil. Karena ternyata tak ada presentasi ulang yang harus ia paparan nanti. Dia melipat kembali denah dan menyelipkannya di saku Baekhyun.

"Eh, eh, cari kantin saja bagaimana?" Langsung saja Baekhyun bersinar. Segera Wendy berdecih kesal, "Kita bahkan baru di sini sekitar lima belas sampai dua puluh menit."

"Jadi mau tidak mau kita harus di sini dulu." Kedua telapak tangan Runa menepuk kedua pundak temannya, "Kuatkan dirimu, kawan." Berbeda dengan Baekhyun yang lantas memasang muka mengenaskan dan menutup mulutnya seperti menahan tangis, Wendy memasang wajah tak habis pikirnya. Sepertinya dia tahu kenapa Baekhyun dan Runa bisa berteman. Karena jika keduanya di satukan, opera sabun yang muncul di televisi akan dapat disaksikan secara langsung.

Nyatanya mereka tak pernah tahan untuk diam mendengarkan berderet-deret sambutan. Gerah karena terus berkubang dalam keheningan, Baekhyun menyodorkan kepalan tangannya.

"Ayo, suit. Yang kalah menuruti yang menang."

Segera Runa dan Wendy memasang aba-aba. Dengan suara yang tak terlalu keras Baekhyun berucap semangat, "Batu, kertas, gunting!"

Kesialan pertama jatuh pada Wendy yang hanya bisa memandang simbol batu tangannya. Kedua temannya tertawa sebelum akhirnya memikirkan sesuatu. "Tunjukkan bagaimana para gadis kelas kita berkenalan dengan lelaki," ujar Baekhyun. Entah manfaatnya apa, tapi yang jelas Wendy menjentikkan jari, "Meniru gadis sok manis? Gampang." Dia mengedar pandang beberapa saat, kemudian menumbuk manik pada salah seorang lelaki yang sedang berkumpul bersama komplotannya.

Runa dan Baehyun hanya memerhatikan saat Wendy mulai mengambil langkah. Wendy terlihat mengeluarkan ponselnya, mencoba berfokus pada benda tersebut. Dengan sengaja ia menundukkan pandangan saat hampir sampai ke si target. Hampir saja Runa dan Baekhyun terbahak saat melihat Wendy menabrakkan diri ke lelaki itu, lalu terjatuh elit. Jatuhnya benar-benar kelihatan disengaja.

2ND GRADE [Sehun EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang