Rasanya Sehun pernah melihatnya. Di mana?
.
.
"Melamun!"
Runa hampir terjungkal kala tiba-tiba Chanyeol melompat untuk menghalangi jalannya. Seusai kembali bisa menghirup udara, gadis itu memasang tampang kesal, "Senang, ya, aku hampir terjungkal?"
"Senang, habisnya kau lucu." Chanyeol menahan tawa, "Kenapa dengan wajahmu?"
Beberapa saat Runa terdiam. Memilih untaian yang jelas dan rapi sebagai penjelasan. "Aku dimasukkan ke Dream Team tahun ini," lanjutnya kemudian. Dream Team selama ini merupakan panggilan yang lumayan jarang didengar, semenjak diklaim sebagai julukan meremehkan. Tapi rupanya 2-8 punya kandidat lagi. Masih kandidat, karena masih dalam lingkup kelas, bukannya satu sekolah.
Chanyeol sendiri sedikit terkejut karenanya. Namun dalam hitungan detik sirat keterkejutan itu hilang, berganti dengan senyum menenangkan. Dia tak ingin sang gadis melihatnya memasang tampang aneh.
"Ah, mereka hanya bercanda memasukkanmu ke dalam Dream Team. Kau, kan, pacar Park Chanyeol, tidak mungkin mereka serius mengerjaimu. Iya, kan?" Dia berucap seolah dirinya adalah benteng terkuat di dunia. Bisa melindungi siapa saja. Runa hanya mengembus napas. Bukannya tidak tersanjung, tapi rasanya aneh saja dengan ucapan Chanyeol. Tingkat kepercayaan diri yang coba Chanyeol bangun dan bayang wajah mengejek kawan sekelasnya begitu kontras.
"Kwon Runa kan manis, pintar menggambar, lucu juga, baik lagi. Kenapa mereka mau mengganggumu?" Dengan sengaja Chanyeol menarik kedua pipi Runa. Sejujurnya si gadis dapat menangkap kilat menyesal sekaligus perasaan bersalah dalam mata kekasihnya. Kenapa harus perasaan bersalah? Aneh sekali.
Bersamaan dengan ia yang membebaskan diri dari tangan Chanyeol, Runa lantas berujar, "Jangan berlebihan, itu hanya dalam pandanganmu, kan? Kadang orang membenci orang lain hanya karena keinginan, tahu?"
"Iya tahu. Seperti kau benci saat aku jadi imut, kan?" Oh, lihat bagaimana Chanyeol mulai bertingkah lucu. Sedikit menunduk di depan wajah kekasihnya dan menelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Mau tak mau Runa menahan senyum, "Terlihat bodoh, omong-omong." Padahal justru membuatnya makin suka.
Kekehan datang dari si lelaki, "Ya sudah. Aku ke toilet dulu, ya? Dah!" Satu tarikan pelan di pipi Runa dan lelaki berseragam olahraga itu bergegas pergi.
Mungkin efek keadaan hati yang sedang tidak baik memengaruhi pemikiran Runa yang mendadak sadar jika Chanyeol terasa sedikit aneh akhir-akhir ini.
Di istirahat makan siang, tadinya Runa ingin mengahampiri Chanyeol. Tapi ketika ia melongokkan kepala ke kelas lelaki itu, yang didapat hanya Kris dengan tangan memegang permen loli berwarna biru.
"Chanyeol belum ke kelas sejak pelajaran olahraga selesai. Mungkin sedang mengembalikan bola yang tadi dipakai."
Runa hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Dia bergegas menuju kantin. Semoga saja ada seseorang yang bisa ia ajak bicara di sana.
Seusai mengambil jatah makanannya, si gadis mengedar pandang. Ia sedikit bersorak dalam hati ketika mendapati Jungkook di salah satu meja. Berhubung mereka satu kelompok, bukankah sebaiknya mengakrabkan diri?
Begitu saja Runa duduk di hadapan Jungkook. Lelaki itu hanya melirik sekilas dan kembali melanjutkan makan. Ternyata merangkai kata lumayan sulit. Runa butuh waktu beberapa saat hingga akhirnya angkat bicara.
"Tugas kelompok kita, um, bagaimana jika dikerjakan secepatnya? Kau ada waktu kapan?" Tepat di akhir kalimat, satu nampan tambahan diletakkan di samping Jungkook. Rupanya ulah Seunghee yang langsung saja menambahi, "Hari ini bagaimana? Kalian free tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2ND GRADE [Sehun EXO]
FanfictionPengalaman di tingkat dua, manis asam anak SMA. Sehun si anak Sekolah Seni Yeonso, kejebak hubungan yang sedikit rumit sama Irene yang notabene udah punya pacar. Punya masalah rumit dengan adik tirirnya, Seunghee. Sedang Runa si anak SMA Chunkuk enj...