New Fact(s)

2 1 0
                                    


Sehari setelah acara keakraban antar sekolah yang ada di pikiran Runa adalah istirahat. Tapi kenyataannya sungguh berbeda. Pelajaran tetap penuh, dan puncaknya adalah di akhir jam belajar mandiri.

"Aku menyerah. Lelah sekali." Baekhyun menempelkan kening di meja, mengangkat satu tangannya. Detik selanjutnya Runa melakukan hal yang sama, "Aku juga."

Bangku yang ditata untuk kelompok delapan hanya mendapat lirikan dari beberapa yang lain. Oh, apa ada yang heran kenapa Baekhyun duduk di bangku kelompok delapan? Sederhana saja, lelaki itu memutuskan untuk pindah kelompok. Jika ada yang tanya apakah dia mendapat protes, jawabannya iya. Tapi hanya dua protes, tak cukup tangguh menggulingkan keinginan Baekhyun.

Jadilah kelompok delapan memiliki empat anggota sekarang. Yang sayangnya tidak memberi pengaruh besar. Seunghee jadi pusing sendiri. Biasanya Runa yang semangat melakukan sesuatu, tapi mungkin gadis itu sedang lelah atau bagaimana sampai tak berceloteh seperti biasa. Untuk mengatasi Jungkook, Seunghee belum bisa. Lelaki itu masih saja setia tertidur pulas saat jam sekolah. Ketambahan anggota seperti Baekhyun hanya berdampak pada makin berisiknya suasana.

"Ayolah, kalian bahkan menghabiskan satu hari lagi kemarin untuk bermain di sekolah tetangga." Mana mungkin Seunghee tidak tahu. Bahkan di hari kedua ia tahu Baekhyun hanya bernyanyi sebentar di acara pembukaan dan saat jeda istirahat siang. Tidak, dia bukannya paranormal atau apa, hanya saja bagaimana ia bisa tidak tahu jika seharian penuh Baekhyun terus menceritakan hal yang sama?

Sialnya tugas mereka belum tuntas hingga bel berbunyi nyaring.

"Maaf, aku sangat lelah sampai-sampai rasanya mataku tidak bisa dibuka. Aku dehidrasi, butuh cepat pulang untuk minum air putih." Sambil membereskan barangnya cepat, Baekhyun menguar alasan konyol. Memangnya air putih hanya ada di rumahnya?

Begitu Baekhyun yang nyaris tak membuka matanya langsung pergi, Seunghee hanya melongo saja. Apalagi saat Jungkook melakukan hal yang sama. Bedanya, tanpa mengucap apa-apa. Sekarang tinggal Seunghee dan Runa.

Dengan perlahan Runa mengangkat kepala, menampakkan mata segarisnya, "Ayo kerjakan di rumahmu saja. Aku akan meminta izin tukar jadwal pada bos hari ini." Seunghee bersyukur setidaknya ia tidak sendiri, "Oke, kutraktir kopi bagaimana?"

"Setuju!"

Singkat saja, dalam waktu kira-kira empat puluh lima menit keduanya sudah sampai di rumah Seunghee, dengan gelas kertas berisi kopi di tangan masing-masing. Runa yang sudah lumayan terjaga berkat kopi yang ia sesap, bergegas meletakkan ranselnya di sofa tempat biasa ia belajar di sini. "Apa ayah dan ibumu ada? Aku ingin memberi salam."

"Ayah belum pulang. Dan kurasa ibu juga belum kembali dari rumah temannya yang hamil muda, sedang menemani sampai suami temannya itu pulang, mungkin." Seunghee memutuskan untuk tidak duduk lebih dulu, "Aku ganti baju dan ambil laptop dulu. Kau bisa ambil air sendiri di dapur, kan?" Sebuah anggukan Runa tunjukkan. Seiring dengan Seunghee yang langsung menuju kamarnya, Runa melangkah ke dapur. Butuh air putih.

Di dapur, ia menghentikan kaki tak jauh dari bar mini. Mendapati Sulung Keluarga Oh yang pernah Seunghee tuturkan, sedang melongok ke dalam lemari pendingin. Aduh, jika begini mau tak mau Runa harus menyapa. Mengabaikan Seunghee yang pernah berkata jika percuma saja melontar salam pada kakaknya.

Si lelaki berhasil meraih botoh berisi air dan berdiri untuk langsung menegaknya─dengan posisi masih membelakangi Runa. Dengan deheman sebagai awal, Runa akhirnya membuka suara, "Permisi, kak. Aku teman Seung─"

Dia berhenti tepat saat retinanya terpapar paras Kakak Seunghee yang baru menolehkan kepala. Si lelaki batuk akibat terlampau terkejut, untung botol yang digenggam tak sampai jatuh. Dengan wajah panik lelaki itu menunjuk Runa.

2ND GRADE [Sehun EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang