1

564 12 1
                                    

"Tooolllooonnngggg.... Toollmmmmm... Toloooonnmmmmmm... Aallllmmmm..."

"Enggak... aku nggak bisa, gimana.... aku nggak bisa, ENGGAKKKKKK!"

     Mimpi itu, belakangan ini sering mengusik malamku hingga aku sering takut hanya sekedar berangkat mengistirahatkan tubuhku. Entah, apa maksud mimpi itu aku seperti benar-benar merasakan kepedihan.

"wajah itu, kenapa rasanya aku mengenalnya." Kerasku mengingatnya namun bukan sebuah jawaban yang ku dapat melainkan sakit kepala yang belakangan ini sering menggangguku seperti potongan mimpi-mimpi yang terus saja menghantuiku.

_ _ _

     Di sinilah aku, berakhir duduk bersila di teras belakang rumahku bersama gemiricik air kolam dan secangkir kopi hitam pahit.

Ada beberapa orang yang menganggapku aneh karena lebih menggilai kopi hitam, bahkan jika aku dihadapkan pada pilihan espresso atau cappucino dengan senang hati aku akan memilih espresso. Aku menggilai pahitnya karena bukankah pahit layak untuk dinikmati bukan?! Dari situ aku mendapat ketenangan dari pahitnya kehidupan yang ku jalani, ah bukan... lebih tepatnya penuh tantangan.

krriiinnggg kkkrriinnggg

"Halo"

"Lu dimana,, ikutan yok.."

"dirumah, kemana?"

"Bantuin gue lah, ada project gede nih. Sekalian lu bisa lah liat yang bening-bening hahaha."

"hmm."

"Ayolah Al, bantuin sahabat sendiri masa lu nggak mau."

"Oke, shareloc aja sekalian jam berapa!"

"Pasti sob, wkwkwk gue tau lu bakal bantuin gue."

"hmm, ya ya ya. gue mandi dulu."

-tiitt-

     Begitulah dia terkadang merepotkan, Akbar lelaki yang ku kenal tanpa sengaja saat aku melakukan solo traveling di salah satu pulau di Indonesia bagian timur. Lelaki seumuranku yang terkadang menjelma sebagai kakak, adik, dan juga ayah.

Jejak Alam (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang