Radikta Nugraha atau Jungwoo adalah seorang pengusaha dan pemilik restoran terbesar di jakarta. Dirinya masih lajang sampai saat ini, belum ada yang bisa menggantikan sosok mantanya yang sudah meninggal itu, sebenarnya ia masih kuliah, namun ia juga bekerja juga.
Jungwoo sedang berkutat dengan laptop nya dan sedang melepas kacamatanya. Mata nya benar-benar lelah, namun jika pikiran Jungwoo dibiarkan kosong, ia akan mengamuk dan mengingat kenangan dulu bersama mantan nya.
"Dikta... Sudah selesai?" tanya bunda nya.
"Nggak mau selesai, bun. Dikta sebenernya capek, tapi Dikta lebih capek lagi kalau ke inget Xeylla." jawab Dikta dan mengulum senyumnya yang di paksakan.
Bunda menghela nafas nya dan mendekati putranya itu. "Dikta.. Kamu sudah seharusnya melupakan Xey, yang jelas-jelas sudah tidak bisa kamu lihat secara kasat mata. Dikta... Cari pendamping ya?" ujar Bunda. Dikta ingin marah, namun tidak bisa.
"Bun.. Dikta gak bisa, Dikta masih sayang sama Xey." jawaban Dikta yang setiap hari di lontarkan ketika keluarga nya menyuruh ia untuk mendapatkan pendamping.
"Dikta... kita makan dulu yuk? Ayah udah nunggu di meja makan." ajak bunda untuk melupakan masalah Dikta ini.
Dikta mengangguk lalu menutup kembali laptopnya dan meletakan kacamatanya di samping laptop. Dikta berjalan di sebelah bundanya.
"Ayah... Dikta udah mau makan nih, ayo kita makan juga." ucap bunda halus. Bunda nya jarang sekali marah atau membentak, lebih sering tegas.
Ayah bangkit dari sofa dan berpindah ke meja makan. "Jung... Apa kamu benar-benar tidak ingin menikah?" tanya ayah.
"Yah... Jungwoo masih kuliah juga kan? Nanti aja, lagian juga Jungwoo masih belum bisa move on dari Xey." jawab Jungwoo.
"ini yang ayah takut kan, Dik. Kamu gak akan bisa move on, kalau tidak ada pengganti."
"Yah... Dikta cuma mau makan, jangan bikin selera makan Dikta turun cuma karena bahas hal yang setiap hari di bahas." balas Jungwoo.
Bunda menghela nafas nya lalu menepuk punggung Jungwoo pelan. "Yah... Biarin Dikta makan malam dulu." Ayah mengangguk.
sudah hampir 2 tahun xey meninggalkanya untuk selama-lamanya. Dan kejadian itu, tepat berada di depan matanya.
Jungwoo membenamkan wajahnya di bantal dan menangis. "Xey... Dikta disini masih sayang sama kamu, masih cinta sama kamu. Bisa kita kembali seperti dulu lagi?" gumam Jungwoo pada dirinya sendiri.
Mata Jungwoo memerah, ia sudah menangis dari tadi, sehabis makan malam. Sampai sekarang ia belum berhenti menangis, padahal ini sudah jam 1 pagi.
Jungwoo melihat Xey sedang berdiri di balkon rumah nya. Jungwoo terkejut tapi tidak takut, karena itu adalah first love nya.
"Xey? Kamu kesini?" tanya Jungwoo dan perlahan menghampiri Xey.
"Dikta... Please lupain aku, aku juga cinta sama kamu, tapi kita sudah tidak bisa bersama lagi."
"Nggak mau xey! Dikta cuma sayang sama Xey!" Dikta mulai menaikan suaranya.
"Dikta sayang sama Xey kan? Mau kan Xey tenang disisi tuhan?"
"Maka dari itu, Dikta ikhlasin xey ya? pilih wanita yang baik, yang bisa jagain Dikta dalam keadaan apapun. Xey selalu cinta sama dikta."
"Tapi—"
"XEY?! XEY MAU KEMANA? DISINI AJA SAMA DIKTA!!"
"Hah! hah! hah!" Dikta membusungkan badannya sebab terkejut karena ia baru bangun dari mimpi buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
because of your patience » Jungwoo
Romance"karena kesabaranmu, aku bisa melupakan masa lalu ku, dan karena hangatmu, aku bisa perlahan mencintaimu" -Jungwoo as Radikta Radikta Nugraha, bos perusahaan terbesar, namun mengidap mental illness atau depresi. Ia seperti itu karena kehilangan sang...