10. Kemenangan Luis

86 4 0
                                    

Halo semua....

Apa kabar? Maaf ya nunggunya lama, dan baru balik setelah hiatus dari bulan Agustus 2020, dan kembali menulis lagi di bulan April. Hmm btw sekarang tanggal 5, Lisa sudah mulai libur. Doakan liburnya dua mingguan atau bahkan lebih pun boleh. Karena akan diisi dengan menulis semua cerita yang on going.

Banyak banget cerita yang nganggur, kasihan juga pembacanya. Karena semenjak jadwalnya padat, itu Lisa cuman nungguiin 3 cerita kesukaan Lisa. Alhamdulillahnya si ketiga penulis, update setiap hari. Dan Lisa kaya berpikir apa cerita mereka Lisa jadikan patokan aja ya? Tiap mereka update Lisa update, biar ada gairah untuk nulis.

Biasanya orang menonton atau membaca, untuk mendapatkan inspirasi. Lisa no! Lisa malah nyari penyemangat buat mulai nulis, waktu udah ada, inspirasi? Jangan ditanya seabrek abrek. Dan jalan cerita ini udah ada gambaran sampai tamatnya.

Btw, agar kalian tidak lupa jangan lupa baca dari awal saja. Karena berkesinambungan dari part satu sampai part seterusnya, kalau gak mau bisa baca. Dua part sebelum ini.

Happy reading guys!

Note: bacanya diusahakan perlahan, tidak terburu buru ya.

GUYS BANTU 3 RIBU PEMBACA YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


GUYS BANTU 3 RIBU PEMBACA YA. TERIMA KASIH BANYAK, CARANYA ADA DI ATAS 😊

***

Luis mengeluarkan tembakan kecil pada saku celananya, menembak asal ke belakang. Satu peluru berhasil mengenai seseorang, terdengar suara tubuh yang ambruk.

"Mic!!" Damian melempar senapan yang ia bawa, satu senyum mengukir di wajah indahnya, ternyata itu adalah kelemahan Damian. Anak angkatnya sudah berhasil ia tembak.

Damian membopong tubuh Mic, anak buah yang lainnya berusaha melindungi tuannya dari depan. Sial! sepertinya Mic kehabisan darah, Damian memutar otak dengan cepat. Ia merobek asal bawah kemejanya, mengikat kencang di bagian lengan Mic. Setidaknya itu akan memperlambat aliran darah yang keluar.

"Arghh... Tuan, maafkan saya Tuan," Mic terbatuk batuk, seluruh tubuhnya mati rasa, disebabkan oleh peluru timah panas yang dilepaskan oleh Luis.

"Bertahanlah nak," Damian melirik Tomi, Tomi bergerak dengan cepat. Ia membopong tubuh Mic yang jauh lebih kecil dari tubuh besarnya.

"Tua bangka, hmm akhirnya saya bisa menemukanmu. Senang kembali bertemu denganmu"

"Cih, bocah sialan" Damian mengalungkan senapan panjangnya. Anak buahnya menembakan gas air mata disekeliling, guna membuat lawan tidak bisa melihat sekitar.

Psychopath [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang