1. bola mata

577 58 243
                                    

Komen yak kalo ada yang baca cerita aku :D

Dan pastikan vote dan banjiri komen kalean 😆😆

Btw, siapin plastik yak kalo mau muntah

Dan satu hal lagi. Yang phobia sama darah. Langsung skip aja ke part berikutnya, tapi kalo tetep penasaran dan mau baca silahkan 😆 baca

***

Bugh..

Bugh..

Pria berkacama hitam. Dengan jaket tebalnya tengah tersenyum miring ditengah derasnya hujan yang mengguyur kedua orang tersebut.

Memejamkan mata dibalik kacamata hitamnya, berusaha menciumi karya darah yang ia baru saja buat. Korban yang tidak diketahui nama pun sudah terbaring kaku dengan keadaan bola mata yang melotot. Lengan kekarnya itu berusaha untuk menyentuh si korban.

"Hmm, jangan menatapku seperti itu. Atau kau akan merasakan akibatnya nanti."

Namun, tak kunjung korban menutup kedua matanya. Membuat Luis tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapih. "Boleh juga kalau kau tidak mau,"

Dengan gaya slomo syen miliknya. Pria berkacamata hitam itu mengeluarkan sesuatu dari balik jaket hitam miliknya. Lebih tepatnya mengambil gunting tumpul yang sudah berkarat!

Kau tahu jika seorang Psychopath akan lebih senang menghabisi korbannya dengan perlahan dan tidak terburu buru. Dengan cara menyayatnya. Bukan langsung menembak si korban!

Karena kenapa?, psychopath akan lebih bahagia jika ia menyaksikan langsung jeritan. Tangisan. Dan suara rintihan yang tak berdaya. Mereka menikmati itu semua!

Terlebih saat korban berontak atau berusaha kabur dari kurungan mautnya. Lihat! Bagaikan seekor tikus kecil yang nantinya akan terpeleset dan jatuh kembali ke kandang miliknya.

Sret

Sret

Luis mencongkel kedua bola mata yang sudah mengalir darah dimana mana. Mencongkel mata satunya dan memasukannya ke dalam botol bekas yang ia jumpai di sebelahnya. Setelah selesai dengan sampah yang tak berdaya dihadapannya Luis menepuk pelan jaket yang sedikit terkena cairan darah.

Brumm

Suara deruman mobil yang menancapkan gas di kecepatan rata rata. Membelah jalanan yang tampak sepi karena sekarang adalah jam jam orang sedang beristirahat.

Luis mengambil sesuatu dari bagasi mobil setelah ia memarkirkan mobil tersebut. Yap! Kalian benar. Dia sedang mengambil barang yang telah ia ambil sebelumnya.

Tepatnya kedua bola mata korban yang barusan saja ia bunuh secara menyedihkan dan tentunya sangat sadis. Luis meletakan bola yang berisi kedua bola mata.

Jangan heran jika kamu diajak untuk masuk kedalam rumahnya. Yang megah bak istana. Namun, hanya beberapa pembantu di dalamnya. Keduanya orang tuanya sudah meninggal Sejak ia kecil.

Ayahnya meninggal saat kelahiran Luis sendiri. Tak berselang lama ibu Luis di nyatakan bunuh diri di kamar mandi. Itulah masa masa Luis yang menyedihkan dan membuatnya seperti saat ini.

Sejak saat itu. Ia diasuh oleh seorang ibu tua dengan suaminya. Ia dengan senang hati menerima Luis di kehidupannya. Luis kecil sudah dianggap seperti anak sendiri oleh mereka. Karena mereka sedari dulu belum dikaruniai seorang anak.

Namun, satu tahun kemudian, ayah angkat Luis meninggal dunia. Yang lebih parahnya lagi meninggalnya secara tragis dan menyedihkan. Tak ada jejak sama sekali yang ditingkalkan oleh si pembunuh.

Hanya ada secarik kertas di dekat kasur yang sudah lapuk itu. Berisikan tentang untuk membunuh dua security di dekat mall terbesar itu.

Nanti malam kau harus melakukan pembunuhan.

Tempatnya di mall flowers pukul tiga pagi hari. Aku mengawasimu setiap pergerakan.

Jika kamu tidak melakukan nya. Semua orang yang kamu cintai akan mati dengan tragis!

-DO-

***

Mengingat hal itu membuat Luis mengingat akan surat tersebut. Awalnya ayah angkatnya hanya menganggap surat ini adalah surat mainan. Atau sekedar iseng iseng saja. Namun, dua hari kemudian, bapak angkatnya ditemukan tewas dengan mengenaskan.

Dan keberadaan ibu angkatnya berada tak jauh dari rumah Luis, hanya berbeda belokan saja dari rumahnya.

Melempar jaketnya asal, sambil mengambil handuk putih dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak berselang lama. Luis sudah rapih dengan kemeja setelannya, dibalut dengan sepatu sneakers yang menambahkan kesan elegant untuk kaum wanita di luar sana.

Tujuan luis hanya satu. Mencari korban untuk diajak bersenang senang bersamanya. Menepikan mobil Lamborghini biru miliknya di halaman luas milik temannya itu.

Tak perlu ketukan dari luar pintu. Luis sudah dipersilahkan masuk oleh para bodyguard milik temannya.

"Silahkan tuan." Luis mengangguk singkat. Melepaskan kaca mata hitam miliknya, dan mengantongkan ke dalam saku kemejanya.

"Hallo bro," sambut Tedy dengan wajah senangnya.

"Gimana, lo masih mau main lagi malem ini?" Tanyanya sambil mencodongkan dadanya di hadapan Luis.

"Hmm. Boleh, malam ini pukul sepuluh, pertigaan kaya biasanya. Gue tunggu lo berdua disana." Luis menerima segelas bir yang dituangkan oleh pelayan didalam sini.

"Gue sih mau mau aja. Tapi kalo David, gue gak yakin dia mau ikut misi kali ini." Luis menaikan sebelah alisnya bingung mendengar penuturan dari Tedy. Tak biasanya jika David menolak ajakan dirinya.

"Kenapa?"

"Dia mau kencanlah. Gak kaya lo yang hobi berkeleliaran tiap malem tapi dipake buat jalanin aksi lo doang. Noh cowok diluaran sana aja pada ngencanin cewe tiap malem."

Luis menggertakan giginya. Ia paling tidak suka jika dirinya disangkut pautkan terhadap wanita. Menurutnya wanita sama sekali tidak ada yang menggiurkan untuk di ajak jalan.

Mungkin ia sekedar mengajak berjalan bersama. Dan tepat hari itu juga, wanita itu dikabarkan hilang tanpa jejak. Kalian pasti sudah bisa menebak siapa pelaku penculik Perempuan itu. Ouh tepatnya, pelaku pembunuhan itu.

***

Saling baca yuk, vote dan komennya jangan lupa https://my.w.tt/d8dtMqf1D3
https://my.w.tt/qqbtWsw1D3

Feedback? Dm aja
#no php kok, aku akan memberikan apa yang kamu berikan ke aku.

Psychopath [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang