4. Makan malam

315 32 141
                                    

Sebelumnya diharapkan vote dan commentnya ya teman teman, biar aku semangat terus bikin cerita ini.

Spam komentar yang banyak, aku suka baca baca komentar unik dari kalian, tenang aja yang komentarin aku balas satu satu kok 😊

Follow juga @ChalisaTuha

Pstt, jangan lupa baca note di bawah ya kalau udah selesai membaca 😊

Spam komentar di tiap paragraf 💬💬

***

Asya dengan jengkel dan senyum yang ia paksakan itupun. Menggandeng lengan pria itu. Pasti kedua temannya akan curiga, jika Luis yang menggandeng wanita. Bukan wanita yang menggandeng Luis.

"Kenalkan dia Asya, kekasihku." Asya segera berjabat tangan saat salah satu pria di hadapannya mengulurkan tangan.

"Saya Tedy, sahabat anak ini." Tedy memamerkan senyum indahnya. "Benar apa yang dikatakan kamu?" Asya menaikan sebelah alisnya. Bingung dengan ucapan Tedy.

"Kau tidak sedang di paksa oleh pria bodoh itu-kan?" bisik Tedy mendekat ke telinga Asya. Agar hanya dirinya dan Asya yang dapat mendengar pembicaraan. Asya terkekeh pelan, menepis gelenyar aneh di hatinya.

"Tentu saja tidak, aku ini benar benar saling sayang satu sama lain." Asya menampilkan senyum palsunya. Mengikuti langkah Luis yang sudah masuk ke dalam apartment yang begitu mewah. Pikiran Asya tak henti hentinya terus memuji apartment ini.

Bahkan dirinya tak sadar jika tertabrak oleh peramu saji yang sedang melintas sambil mendorong meja makan, "ah..maaf" buru buru Asya meminta maaf kepada wanita yang sedikit lebih tua darinya. "Aku benar benar tidak sengaja," lanjutnya lagi.

"Jika ini pecah, kau harus menanggung semua ini!" Omel wanita yang berbadan besar. Dengan lipstik yang begitu terang.

"Sekali lagi, aku benar be-" ucapan Asya terhenti saat Luis menarik lenganya kasar.

"Berapa biaya kerugiannya? akan aku ganti sepenuhnya." Luis berkata datar, menarik selembaran nota. Sambil menuliskan angka yang tak terhingga di sana. Padahal, Asya sama sekali tak merusak bahkan memecahkan satu piringpun.

"Kalau begitu saya yang minta maaf tuan." Ucap wanita yang berbadan besar itu, menyuruh gadis di sampingnya untuk meminta maaf pada nona dan tuan di hadapannya.

"Kami minta maaf, permisi."

Asya terbelongo menatap uang yang di berikan oleh Luis, jumlahnya sangat banyak. Mungkin ia setara dengan gaji Asya di restoran selama lima bulan lebih. Asya membayangkan betapa beruntungnya dia jika mendapatkan uang sebanyak itu.

Tak heran jika Luis menghambur hamburkan uang demi hal yang tidak penting, rumah saja mewah. Mobil apalagi, berjejer layaknya mobil mobilan lego yang siap untuk bertempur. Namun, sayangnya dia pria gila. Mana ada wanita yang mau dengan dirinya.

Ah, bisa jadi. Pasti dia akan menguras habis harta kekayaan Asya. Namun, sebelum itu terjadi. Di jam itu, Asya jamin wanita bodoh itu akan lenyap ingin bermain main dengan singa jantan.

"Sudahlah, jangan kau pikirkan sayang. Kita masuk dan bersenang senang." Luis tersenyum miring. Menggandeng tangan Asya, Asya sendiripun tak bisa menolak genggaman tangan Luis. Bisa bisa dirinya akan di bunuh nanti.

Psychopath [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang