3. pelepasan Asya?

344 33 101
                                    

Halo balik lagi sama aku 🙌🙌, kangen gak sama cerita ini? :')

Maaf banget aku gantung hihi, niatnya emang ini cerita cuman dua part aja. Soalnya ini Cerpen, alias cerita pendek.

Tapi karena alurnya belum kelar, aku mau lanjutin sampai habis. Tapi tapi ini gak bakalan panjang ya part nya gak sampai puluhan 😆, aku sudah bilang di awal jika ini cerpen. Kemungkinan hanya kurang lebih dari sepuluh part aja cerita Psychopath.

Sebelumnya diharapkan vote dan commentnya ya teman teman, biar aku semangat terus bikin cerita ini.

Spam komentar yang banyak, aku suka baca baca komentar unik dari kalian, tenang aja yang komentarin aku balas satu satu kok 😊

Follow juga @ChalisaTuha

Pstt, jangan lupa baca note di bawah ya kalau udah selesai membaca 😊

Spam komentar di tiap paragraf 💬💬

***

"Bagaimana? Bagus bukan pisau lipat itu?"

Asya bergedik ngeri melihat pria gila dihadapannya, "dasar gila!. PSYCHOPATH! mati saja kau!" sumpah serapah sudah Asya ucapkan. Namun, tak berdampak pada pria yang tengah mengasah pisau lipatnya itu.

"Shutt..mengapa semua orang memanggilku dengan sebutan psychopath? Apakah aku gila? Kurasa tidak! Yang gila adalah dunia ini."

Luis langsung menggenggam tangan Asya, mengambil pisau lipat itu. Menggoreskan pisau itu ke leher putih milik Asya, tak puas dengan itu Luis menusuk pisau itu tepat di tangan Asya.

"Dasar pria gila! biadab! bedebah!" Asya menjerit ketakutan. Namun, apa daya dirinya saat ini. Tubuhnya terjerat oleh tali tambang yang besar dan kuat itu.

Rasa perih langsung menjalar ke tubuh Asya, "memang benar. Wanita selalu saja berisik, tidak bisa diam sedikitpun!"

Bentak Luis kencang, pisau itu ia lempar sampai menusuk tembok dengan tepat sasaran, Asya menelan ludah susah payah. Pria ini benar benar gila dan seorang psikopat. Siapa yang menolong dirinya saat ini?

Dia hanya bisa berdoa pada sang kuasa, agar pria gila di hadapanya mati dengan sendirinya. Atau dia meminta kekuatan pada Tuhan agar dia bisa membunuh pria yang tak waras ini.

Sepertinya dia sendiri sudah kehilangan akal dengan berpikir seperti itu, Luis menatap korbannya sedikit kasihan. Berdecih pelan ke arah gadis itu.

"Kau beruntung nona Asya, aku tidak jadi membunuhmu. Karena kau tau, temanku yang gila itu menyuruhku untuk membawa seorang gadis. Untuk di jadikan mainan, ya..ya..ya sepertinya kau cocok untuk ku ajak kau berkeliling sebentar malam ini."

Luis mencengkram erat pipi Asya, membuat gadis itu mengaduh kesakitan. "Kau akan ikut aku malam ini!"

Keputusan Luis sudah bulat, bukan ia merasa kasihan pada anak malang yang satu ini. Namun, ia akan menjadikan gadis ini sebagai mainan untuk dirinya. Dan juga menunjukan pada kedua temannya bahwa ia dapat membawa gadis pada hari ini juga.

"Aku tidak mau ikut bersama anda!" teriak Asya kencang. Membuat Luis menolehkan kepalanya menatap miring ke gadis ini.

"Terserah, pilihanmu ada dua. Kau ikut bersamaku dengan nyawa selamat. Atau pilih mati dan membusuk  di sini?"

Psychopath [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang