6. Penyelidikan

153 14 30
                                    

Ciee di gantung lama nih ye wkwk

Gak gak

Sebenenernya Lisa gak mau lanjut,  karena memang di awal itu tertulis dengan cerpen alias cerita pendek.  Yang kemungkinan isinya tiga part saja.  Namun,  banyak yang meminta Lisa untuk tetap lanjut. 

Alhasil dengan persiapan yang matang,  cerita Psycopath kembali di buka. 

Jikalau lupa dengan alur mohon baca part sebelumnya ya. 

Selamat menikmati kekejaman Luis,  tekan vote untuk mendukung cerita ini.

Tag tiga akun temanmu di sini

Contoh: ChalisaTuha KazzireerizzaK snowinniey
HARI INI AKAN UPDATE.


SHARE CERITA INI KE MEDSOS MILIKMU,  JANGAN LUPAKAN TAG AKUN

YANG MENSHARE CERITA INI,  DAN LISA MELIHATNYA.  BAKALAN IKUT SEMINAR BERSAMA LISA,  DENGAN GOLDEN TIKET TENTUNYA.

***

Luis memasangkan sealt bag pada dirinya,  menyisir rambut hitam tebal itu. Menatap pantulan dirinya di depan cermin, "Sepertinya ada yang kurang," Luis menatap tajam ke arah buah apel miliknya. Tepatnya di samping piring apel itu terdapat pisau lipat kesayangannya. 

Setelah dengan semuanya Luis langsung menelfon seseorang di sebrang sana.  Siapa lagi kalau bukan kedua anak buah sekaligus temannya itu. 

"Tedy kamu bisa handle pengurusan masuk bukan?" Terdengar nada decakan dari seberang sana. Mendengar tak suka,  seolah menganggap enteng saja.

"Beri gua dua puluh menit untuk itu, lu langsung bisa masuk dan ke ruang kepala universitasnya."

Sambungan dimatikan secara sepihak oleh Luis,  Luis menancapkan pedal gas mobil. Membelah jalanan dengan cepat,  menyalip beberapa motor dan mobil di depan sana. Yang mengakibatkan decakan oleh pengguna kendaraan lainnya.

Tinnn

"Hei!  You! Kau melakukan pelangggaran lalu lintas!" tampaknya ada seorang polisi di dekat sini, Luis bisa melihat dari kaca depan itu. Terlihat dengan jelas bahwa ada dua motor gede milik pak polisi itu.

Shit!

Luis menancapkan kecepatan sampai full,  ia menyalip sana sini. Beruntung mobil miliknya otomatis bisa dibuka di tutup. Dengan cepat Luis menekan tombol hitam itu,  merubah angka pada plat mobil miliknya. 

"Tiga menit dari sekarang,  dua tikungan belok kiri." Suara monitor dari dalam mobil seakan memberitahu rute tercepat untuk sampai di kampus terdekat. 

Beruntung setelah dua lampu merah yang ia lewatin, jalan ini sudah begitu sepi layaknya kota Washington masih terpenjam sekarang,  "Dav,  saya halangi jalan Washington dengan cara apapun. Tikungan belok kiri lampu merah kedua harus ditutup."

Tampaknya polisi itu sudah tidak terlihat lagi,  usaha yang bagus David. Pikirnya kala itu.

***

Psychopath [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang