03. SMA CAYAPATA

168 37 11
                                    

Drt.. drt..

Bunyi alarm yang menggangu berhasil membangunkan seorang gadis cantik yang sedang menikmati mimpi indahnya.

"Eungh" Rindu, gadis itu melenguh lalu membuka matanya, mematikan alarm di sampingnya yang menunjukkan pukul angka 4.25 pagi.

Gadis itu bangun dari tidurnya, memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Tidak lama setelah itu, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Rindu yang memakai jubah mandinya. Melangkah menuju lemarinya, mengambil kaos putih polos dan hotpants berwarna putih. Kemudian gadis itu mengambil mukena, memakainya, dan mulai melaksanakan kewajiban seorang muslim.

Beberapa menit kemudian, gadis itu telah selesai dengan kewajibannya, membuka mukena yang dia pakai, tidak lupa mengembalikan di tempat semula. Lalu gadis itu menuju lemarinya, membuka kaos putih polos dan hotpantsnya, lalu memakai seragam sekolahnya.

Setelah berkutat dengan riasan yang tidak terlalu mewah, gadis itu mengambil tasnya yang terdapat di meja belajar, memasukkan beberapa buku kosong dan peralatan tulis lainnya, sengaja membawa buku kosong karena dia belum tau jadwal di sekolah barunya, dan tidak lupa gadis itu membawa keju kesukaannya.

Mulai melangkahkan kakinya keluar kamar, saat di luar kamarnya, dirinya berpapasan dengan Charlotte.

"Cih" Charlotte, gadis itu berdecih sinis saat melihat Rindu. "Jangan sok ke cantikan lo bisu, palingan juga lo bakal kena bully haha." ledek Charlotte.

"Aku gak bilang kalau aku cantik, dari kata-kata yang kamu ucap, kamu sendiri yang bilang aku cantik." Rindu membalas perkataan Charlotte dengan nada santainya, tapi bisa membuat gadis di depannya terpancing emosi.

"Lo?! Liat aja apa yang bakal gue lakuin di sekolah nanti!" Charlotte berucap sembari menatap tajam Rindu, lalu melangkah pergi dari hadapan Rindu sebelum moodnya lebih memburuk.

Rindu, gadis itu hanya mengangkat bahunya acuh, gadis itu selalu bisa membuat mood Charlotte memburuk dengan kata-katanya.

Rindu mulai berjalan menuruni tangga, saat sudah di bawah dirinya hanya melihat Charlotte sedang duduk santai di depan tv, tidak menemukan keberadaan maminya, masa bodoh dengan itu.

Rindu melangkahkan kakinya menuju dapur yang terdapat seorang wanita yang sudah terlihat tua. "Bi.. Rindu bantu ya" ucap Rindu tiba-tiba membuat wanita tua itu terperanjat kaget.

"Aduh neng! bikin bibi kaget aja" ucap bi Ria sembari mengelus dadanya.

"Hehe maaf" gadis itu cengengesan tidak jelas.

"Kamu gak mau duduk aja neng? gak papa biar bibi aja yang buat sarapan" ucap bi Ria saat melihat Rindu mulai mengolesi roti tawar yang sudah dia siapkan.

"Gak papa, lagian ini juga masih jam segini, pak Ramli masih manasin mobil" ucap Rindu sembari melanjutkan kegiatannya.

"Kamu gak mau sarapan dulu bareng nyonya?" tanya bi Ria.

Rindu tersenyum kecut mendengar pertanyaan bi Ria. "Bibi kan tau sendiri mereka gak pernah mau aku ikut kumpul sama mereka" jawab Rindu.

Mendengar jawaban Rindu, membuat hati Ria seperti tercekat.

Ria, selama ini dia yang menjadi saksi bisu bagaimana hancurnya gadis itu, dia yang menyaksikan bagaimana kerasnya dunia terhadap gadis itu. Terkadang, wanita itu bingung sendiri, gadis cantik yang tidak punya salah itu kenapa di beri cobaan seperti itu? kenapa semesta selalu mempunyai bencana untuk gadis cantik itu?

"Bi?" panggil Rindu saat tau bi Ria sedang melamun.

"Eh, iya kenapa neng?" tanya bi Ria saat dirinya sudah sadar dari lamunannya.

RENSKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang